Rabu, 31 Maret 2010

Skeptisisme (Lagi)


Ilmu pengetahuan tidak akan berarti jika tidak disertai oleh skeptisisme. Para saintis menggunakan banyak waktu mereka untuk menguji berbagai hipotesis, khususnya berbagai hipotesis yang dimilikinya. Ketidakmampuan untuk membuktikan bahwa ada hipotesis (-hipotesis) yang salah setelah diuji terhadap semua bukti yang ada, dan memperoleh penegasan dari pengujian serupa yang dilakukan oleh orang lain, sesungguhnya merupakan suatu langkah dalam membangun sebuah hipotesis yang berdasar pada akal sehat. Setiap teori saintifik yang telah dibangun artinya teori tersebut pas/cocok/sesuai dengan bukti yang ada dan karena belum ada teori lain yang telah terbukti mampu menolak atau melawan teori yang sebelumnya.

Demokrasi politik yang banyak dianut dan diterapkan di banyak negara menjadi tidak berarti tanpa adanya skeptisisme kecuali jika masyarakat sudah memiliki kemampuan dan daya kekuatan untuk melakukan kritik terhadap berbagai keputusan atau kebijakan pemerintah yang berkuasa dan para politikus. Daya kritik terhadap pemerintah dan para politikus sangat bermanfaat sehingga masyarakat tidak hanya terbawa arus memilih yang sama sekali tidak didasarkan pada pengetahuan dan pertimbangan akal sehat yang dimiliki masyarakat. Hal ini dapat membuat ruang lingkup masyarakat dibentuk dan didorong oleh adanya budaya debat yang didasarkan pada akal sehat dan kesopanan. Oleh karena itu, perbedaan antara demokrasi dan kekacauan sangatlah tipis. Hanya masyarakat yang mampu melakukan pengujian kritis dan bersikap skeptis terhadap berbagai isu yang terjadi di masyarakat dengan didasari pada akal sehat-lah yang berhak menikmati demokrasi.

Dengan demikian, skeptisisme sama sekali bukan negativisme atau berpikir secara tertutup melainkan sebaliknya. Skeptisisme sesungguhnya didasari oleh akal sehat yang selalu belajar dan berupaya:
  • Mengumpulkan sebanyak mungkin bukti
  • Memperhatikan pola-pola yang ada dalam pikiran, teori, dan argumen, baik diri sendiri maupun orang lain serta pola-pola yang terjadi di masyarakat
  • Mengajukan banyak penjelasan yang tidak bersifat kaku alias fleksibel untuk diubah
  • Tidak segera mempercayai hal-hal misteri serta menolak berbagai kontradiksi
  • Tanpa lelah menguji setiap teori, argumen, dan kesimpulan
  • Memperbaiki atau menolak setiap hipotesis yang keliru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.