Saya baru saja menyaksikan Agora, sebuah film drama sejarah mengenai seorang filsuf-astronom perempuan asal Aleksandria, Mesir, bernama Hypatia. Ia hidup sekitar abad 4 ZB dan dalam film tersebut digambarkan bagaimana ia mati dibunuh oleh seorang ekstrimis Kristen yang menganggap bahwa ia (Hypatia) telah mengakibatkan terjadinya berbagai kerusuhan agama. Sejarah mengatakan bahwa Hypatia adalah seorang penganut paham Neoplatonis, yakni paham yang menolak pandangan mengenai adanya kitab suci, tetapi berpikiran bebas-terbuka dibandingan sebagian besar pemimpin Kristen pada saat itu. Namun, para penganut paham Neoplatonis adalah mistikus dan orang percaya.
Agora memusatkan perhatiannya pada perjuangan Hypatia menyingkap misteri semesta (matahari, bumi, dan planet-planet) dengan menggunakan berbagai teori yang sudah ada sebelumnya dilengkapi oleh kemampuan matematika dan filsafatnya. Agora bisa dianggap bukan film berjenre agama, walaupun menampilkan sisi-sisi agama pada masa Hypatia karena lebih memusatkan pada sains klasik. Agora adalah film yang sangat menarik dan perlu ditonton, khususnya oleh mereka yang menyukai tontonan berjenre sejarah, filsafat, dan sains klasik. Hal yang sangat jelas menjadi penekanan dalam Agora melalui figur Hypatia-nya adalah kuatnya semangat sains yang ditopang oleh pemikiran yang kritis.
Ada beberapa percakapan dalam Agora yang bagi saya sangat menarik:
Percakapan pertama:
Kristen : Sebagian besar kami di sini telah menerima Kristus. Mengapa kalian tidak? Itu hanya masalah waktu dan kalian tahu itu.
Hypatia : Benarkah? Hanya masalah waktu? Sejauh yang saya sadari tuhanmu belum membuktikkan dirinya lebih adil atau lebih mengampuni daripada para pendahulunya. Benarkah hanya masalah waktu sebelum kami mempercayai apa yang kalian percayai?
Kristen : Mengapa pertemuan ini mengizinkan seseorang yang terang-terangan mempercayai sesuatu yang sama sekali tidak ada?
Hypatia : Saya mempercayai filsafat.
[Ketika kelompok Kristen "menyerang" kelompok pagan dan Hypatia melakukan pembelaannya].
Percakapan kedua:
Pagan : Saya katakan, para dewa seharusnya membahasnya dengan saya terlebih dahulu sebelum mereka menciptakan sesuatu . . . Semuanya terlihat aneh dan lucu.
Orang Kristen : Siapa kamu berani-beraninya menilai karya tuhan?
Pagan : Kenapa memangnya kamu, hai orang Kristen? Bisakah seseorang membuka mulutnya lebih lama di kota ini?
Orang Kristen : Kau menghina ciptaan, kau menghina tuhan kami. Kau menyinggung kami.
Pagan : Kau seharusnya tinggal di gurun karena di sana kau tidak akan mendengar sesuatu yang bisa menyinggungmu.
[Ketika seorang pagan dan Kristen berdebat mengenai pergerakan matahari dan bumi].
Percakapan Ketiga:
Hypatia : Synesius, kau tidak mempertanyakan kepercayaanmu. Kamu tidak melakukannya. Aku harus.
Synesius : Sangat disayangkan, hai perempuan. Sangat disayangkan.
[Bagi Hypatia kepercayaan seseorang haruslah dipertanyakan, sementara Synesius malah berpikir sebaliknya].
Agora memusatkan perhatiannya pada perjuangan Hypatia menyingkap misteri semesta (matahari, bumi, dan planet-planet) dengan menggunakan berbagai teori yang sudah ada sebelumnya dilengkapi oleh kemampuan matematika dan filsafatnya. Agora bisa dianggap bukan film berjenre agama, walaupun menampilkan sisi-sisi agama pada masa Hypatia karena lebih memusatkan pada sains klasik. Agora adalah film yang sangat menarik dan perlu ditonton, khususnya oleh mereka yang menyukai tontonan berjenre sejarah, filsafat, dan sains klasik. Hal yang sangat jelas menjadi penekanan dalam Agora melalui figur Hypatia-nya adalah kuatnya semangat sains yang ditopang oleh pemikiran yang kritis.
Ada beberapa percakapan dalam Agora yang bagi saya sangat menarik:
Percakapan pertama:
Kristen : Sebagian besar kami di sini telah menerima Kristus. Mengapa kalian tidak? Itu hanya masalah waktu dan kalian tahu itu.
Hypatia : Benarkah? Hanya masalah waktu? Sejauh yang saya sadari tuhanmu belum membuktikkan dirinya lebih adil atau lebih mengampuni daripada para pendahulunya. Benarkah hanya masalah waktu sebelum kami mempercayai apa yang kalian percayai?
Kristen : Mengapa pertemuan ini mengizinkan seseorang yang terang-terangan mempercayai sesuatu yang sama sekali tidak ada?
Hypatia : Saya mempercayai filsafat.
[Ketika kelompok Kristen "menyerang" kelompok pagan dan Hypatia melakukan pembelaannya].
Percakapan kedua:
Pagan : Saya katakan, para dewa seharusnya membahasnya dengan saya terlebih dahulu sebelum mereka menciptakan sesuatu . . . Semuanya terlihat aneh dan lucu.
Orang Kristen : Siapa kamu berani-beraninya menilai karya tuhan?
Pagan : Kenapa memangnya kamu, hai orang Kristen? Bisakah seseorang membuka mulutnya lebih lama di kota ini?
Orang Kristen : Kau menghina ciptaan, kau menghina tuhan kami. Kau menyinggung kami.
Pagan : Kau seharusnya tinggal di gurun karena di sana kau tidak akan mendengar sesuatu yang bisa menyinggungmu.
[Ketika seorang pagan dan Kristen berdebat mengenai pergerakan matahari dan bumi].
Percakapan Ketiga:
Hypatia : Synesius, kau tidak mempertanyakan kepercayaanmu. Kamu tidak melakukannya. Aku harus.
Synesius : Sangat disayangkan, hai perempuan. Sangat disayangkan.
[Bagi Hypatia kepercayaan seseorang haruslah dipertanyakan, sementara Synesius malah berpikir sebaliknya].
Menarik untuk dikupas lebih lanjut tuh ndi..barangkali bisa dikasih informasi dapat di tonton dimana atau dapat dibeli dimana film tersebut...gw tertarik banget tuh...
BalasHapusSeorang teman meminjamkan film (bentuk DVD) itu agar gua kritisi karena film itu sangat mendiskreditkan kaum Kristen. (Dia seorang Kristen yang sangat keras.) Gua udah tau akan ada film itu sejak pertengahan tahun lalu.
BalasHapusJadi, tentu lu bisa cari dan beli film itu di lapak-lapak.