Rabu, 24 Maret 2010

Bangkit dari Kematian


Di bawah ini adalah berita yang saya baca dari detikcom, Rabu 24 Maret 2010, yang bertajuk: "Hi..Usai Diselamati 100 Hari, Seorang Wanita Hidup Lagi". Berikut beritanya:


Warga Desa Jorongan RT 5 RW 6 Blok Krajan Polotan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo geger. Pasalnya, seorang wanita bernama Nur Syamsiah (23), yang dikabarkan meninggal, ternyata hidup lagi.


Perempuan yang sudah mempunyai satu orang anak itu menghilang dari rumahnya selama 2,5 tahun. "Dia menghilang selama 2,5 tahun," ujar paman Nur Syamsiah, Iksan Halami saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (24/3/2010).


Menghilangnya Nur Syamsiah selama 2,5 tahun itu, membuat keluarganya memastikan jika dia sudah meninggal. Bahkan, keluarganya sempat membuat selamatan laiknya selamatan orang meninggal biasanya. "Ya kita bikin selamatan 7 hari sampai 40 hari. Bahkan sampai seratus harinya," katanya.


Namun, tiba-tiba tanpa disangka, Nur Syamsiah, muncul di tengah keluarganya. Munculnya perempuan itu membuat seluruh keluarganya kaget bukan kepalang. "Semua keluarga kaget, ketika dia tiba-tiba pulang. Padahal, semua keluarga sudah memastikan dia meninggal, karena sudah 2,5 tahun menghilang," tambah Iksan Halami menceritakan.


Iksan Halami menuturkan, sejak menghilangnya keponakannya itu, pihak keluarga sudah mencarinya kemana-mana. Bahkan, juga sampai meminta petunjuk kepada orang pintar untuk mencari keberadaan Nur Syamsiah (penekanan ditambahkan).


Informasi yang dihimpun, menghilangnya perempuan itu diduga karena kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya. Sehingga dia kemudian nekat menghilang dari keluarganya ke Negeri Jiran sampai dikabarkan telah meninggal (penekanan ditambahkan).

=============
Jika orang hanya membaca tajuk tulisan tersebut karena malas membaca beritanya secara keseluruhan, maka tidak pelak lagi orang akan menganggap bahwa ada seseorang yang betul-betul bisa hidup kembali walaupun telah dianggap meninggal oleh keluarganya. Khususnya, orang-orang yang senang dengan berita-berita yang fenomenal tanpa menerapkan sikap skeptis yang didasari oleh pemikiran yang kritis, akan serta-merta mempercayai tajuk tulisan tersebut tanpa terlebih dahulu membaca beritanya. Namun, setelah orang membaca berita tersebut sampai kalimat terakhir maka akan ditemukan bahwa sesungguhnya (diduga kuat) perempuan dalam cerita tersebut tidaklah meninggal seperti yang diduga sebelumnya, tetapi kabur ke tempat lain akibat kekerasan yang dilakukan suaminya.

Adagium Pisau Ockham mengatakan: "jangan mengemukakan suatu hal baru yang tidak masuk akal padahal ada beberapa (begitu banyak) hal masuk akal lainnya yang bisa menjelaskan masalah atau fenomena yang terjadi". Jika berita di atas dibedah menggunakan Pisau Ockham, maka Pisau Ockham akan memisahkan hal-hal yang tidak masuk akal dari yang masuk akal. Pisau Ockham akan lebih mengutamakan aspek-aspek masuk akal yang bisa menimpa perempuan tersebut, seperti: dibunuh oleh suaminya karena ternyata suaminya telah sekian lama melakukan kekerasan terhadapnya atau melarikan diri ke tempat lain. Dan ternyata memang, aspek kedualah yang terjadi.

Hal menarik berikut yang ditemukan dalam berita tersebut adalah pengakuan pihak keluarga yang telah meminta bantuan "orang pintar" (dalam bahasa Inggris disebut psychic) atau cenayang untuk menemukan perempuan tersebut. Namun kenyataannya, "orang pintar" tidak cukup sakti memberikan informasi mengenai keberadaan perempuan malang tersebut. Bahkan saya menduga kuat jika "vonis" meninggalnya perempuan tersebut didorong atau didukung oleh terawangan "orang pintar" yang telah dimintai tolong oleh pihak keluarga perempuan itu. Ternyata "orang pintar" tidaklah pintar seperti yang selama ini didengung-dengungkan banyak orang karena "orang pintar" ternyata hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan istimewa atau kehebatan seperti yang selama ini dibangga-banggakan banyak orang.

Baiklah jika setiap informasi, berita, pengalaman, bahkan pikiran, termasuk pikiran sendiri selalu dievaluasi sehingga orang tidak terkecoh oleh berbagai hal yang terjadi di sekitarnya, bahkan yang dialaminya. Sesungguhnya berpikir kritis dan bersikap skeptis tidaklah menyakitkan dan bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, tetapi langkah awal yang diperlukan adalah kemauan seseorang untuk mau melakukannya. Jadi, orang yang selalu penasaran, kritis, dan skeptis tidak akan puas hanya dengan membaca judul tulisan ini melainkan akan membaca seluruh tulisan ini sampai kalimat yang terakhir ini.

1 komentar:

  1. Kesimpulan setiap orang pasti berbeda, begitupun dengan persepsi seseorang dengan hanya membaca judulnya saja, memang lebih bijak apabila kita membaca semuanya dahulu baru kemudian silahkan membuat suatu kesimpulan dari apa yang kita baca tadi, memang media berita dan bacaan seperti itu adalah sumber bagi kita untuk melatih berpikir secara kritis dan bersikap skeptis, trims untuk saran2nya...

    Salam Debat
    RF

    BalasHapus

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.