Selasa, 16 Maret 2010

Mengapa Percaya?

Saya : Kenapa lu mempercayai hal itu?

Teman : Karena gua merasakannya.

Saya : Maksudnya "merasakan"?

Teman: Ya, karena gua merasakan bahwa hal itu memang benar adanya.


Saya : Maksudnya "benar" itu apa?

Teman : Hal yang gua percayai itu benar karena gua ngerasain itu benar.

Saya : Apakah pernah sekali aja lu coba mempertanyakan apa yang selama ini lu rasa benar dan percayai itu?

Teman : Buat apa gua pertanyain? Gua udah yakin sama apa yang gua rasain benar itu.

Saya : Apakah pernah sekali aja terlintas di benak lu kalo yang selama ini lu rasa benar dan percayai itu keliru?

Teman : Ga mungkin itu. Karena banyak orang juga merasakan apa yang gua rasain dan itu berarti benar.

Saya : Yang selama ini lu rasain benar dan percayai itu kan sebenarnya turunan dari orangtua lu dan lu udah dibentuk dari sejak kecil dalam lingkungan yang mendorong (baca: mengindoktrinasi) lu untuk mempercayai hal itu. Gimana lu menanggapi pernyataan gua tadi?

Teman : Ya, emang turunan, tapi seiring berjalannya waktu gua sendiri juga udah membuktikan kalo yang gua percayai itu emang benar dan ga salah.

Saya : Apa yang udah lu lakukan untuk "membuktikan" bahwa yang selama ini lu percayai itu emang benar dan ga salah?

Teman : Begitu banyak orang merasakan dan mengalami seperti yang gua rasain dan alami.

Saya : Apa itu yang dirasakan dan dialami itu?

Teman : Tenang, bahagia, merasa diberkati, dikasihi, dan jadi orang yang lebih baik.

Saya : Bukankah hal-hal yang lu rasain dan alami itu merupakan hal umum. Artinya, banyak orang lain juga merasakan hal yang serupa, tetapi tidak memiliki kepercayaan yang sama dengan lu. Gimana menurut lu?

Teman : Biarin aja. Yang penting, gua yakin kalo yang gua rasain itu benar dan ga salah. Dan yang paling penting dan benar itu apa yang gua percayai.

Saya : Masalahnya, banyak orang memiliki kepercayaan berbeda dengan lu, tapi juga merasakan dan mengalami hal-hal seperti yang lu bilang tadi. Gimana tuh?

Teman : Yah, mereka masih dikasih waktu untuk menyadari kalo yang mereka percayai itu salah. Gua cuma kasih contoh melalui sikap gua yang benar aja. Yah, seterusnya terserah mereka mo gimana. Semoga aja suatu saat mereka sadar dan mempercayai apa yang gua percayai.

Saya : Kenapa mereka harus mempercayai apa yang lu percayai?

Teman : Ga harus sih . . . karena emang cuma beberapa orang yang terpilih dan sisanya, bahkan kebanyakan ga.

Saya : Maksudnya "terpilih" dan "ga terpilih itu apa? Apa aja syarat-syaratnya untuk bisa jadi yang terpilih itu?

Teman : Ya, yang terpilih itu jadi bisa selamat sedangkan yang ga terpilih, yah, ga selamat. Syaratnya gampang aja kok, percaya seperti gua aja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.