Banyak orang beranggapan bahwa perbedaan pendapat adalah sesuatu yang tidak baik. Terlebih, jika seseorang berbeda pendapat dengan otoritas tertentu atau pandangan umum maka akan dianggap tidak sopan atau tidak memiliki rasa hormat karena dianggap "melawan" pandangan umum. Tidak jarang juga orang yang memiliki pandangan yang berbeda dari pandangan umum dianggap sebagai orang yang aneh atau cari-cari perhatian. Apakah pernyataan atau pandangan seperti di atas benar? Artinya, jika seseorang berbeda pendapat dengan orang lain, otoritas tertentu, atau bahkan sebagian besar orang adalah orang yang tidak memiliki rasa hormat. Apakah tepat jika seseorang yang berbeda pendapat dengan pandangan sebagian besar orang dianggap sebagai orang yang aneh atau suka mencari-cari perhatian?
Seseorang yang berbeda pendapat dengan orang lain, baik itu berbeda pendapat dengan otoritas tertentu maupun sebagian besar orang bukanlah orang yang tidak memiliki rasa hormat, orang aneh, ataupun orang yang sedang mencari-cari perhatian, sejauh perbedaan pendapatnya tersebut dilandasi akal sehat dan semangat kritisisme. Sejauh perbedaan pendapat itu dapat dipertanggungjawabkan dengan didukung oleh berbagai bukti yang relevan dan argumen yang jernih dan kuat, maka perbedaan pendapat yang terjadi di masyarakat merupakan suatu hal yang wajar, sehat, sekaligus menyegarkan.
Perbedaan pendapat bukanlah pertanda bahwa orang tersebut tidak memiliki rasa hormat terhadap orang lain atau masyarakat yang lebih luas, sejauh, sekali lagi, jika perbedaan pendapat itu dapat dipertanggungjawabkan alias mampu dijelaskan dengan cermat dan jernih. Sebaliknya, perbedaan pendapat bisa jadi merupakan pertanda bahwa seseorang telah dengan serius menguji, menganalisis, dan menjelaskan pandangan orang lain secara cermat. Artinya, orang yang berbeda pendapat tersebut sesungguhnya telah berpikir secara kritis dan bersikap skeptis terhadap pandangan atau kepercayaan atau perilaku, baik orang lain maupun masyarakat yang lebih luas.
Hendaklah perbedaan pendapat senantiasa dilakukan dengan semangat kritis yang dilandasi oleh akal sehat, kecermatan, dan ketajaman berpikir, bukannya asumsi-asumsi yang tidak didukung oleh berbagai bukti dan argumen serta emosi yang seringkali membawa orang pada kesimpulan yang salah. Baiklah perbedaan pendapat selalu dilakukan dalam upaya memahami pandangan orang lain sekaligus senantiasa mencermati pandangan sendiri. Seyogianyalah perbedaan pendapat senantiasa didorong oleh keseriusan dalam melihat, menganalisis, menguji, mempertimbangkan, dan menjelaskan pandangan orang lain sekaligus memperlihatkan kelemahan-kelemahan argumen orang lain. Tidak sepantasnya perbedaan pendapat dilakukan demi menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang lebih superior daripada yang lainnya, apalagi demi mencari perhatian ataupun popularitas.
Sejauh perbedaan pendapat dapat dipertanggungjawabkan, maka itu bukalah suatu aib apalagi "dosa" ataupun tanda bahwa seseorang tidak memiliki rasa hormat. Jika perbedaan pendapat didukung oleh akal sehat dalam semangat kritis, maka itu merupakan hal yang wajar, menyehatkan, bahkan menyegarkan. Mengapa wajar? Karena setiap orang sesungguhnya memiliki argumennya masing-masing. Mengapa menyehatkan? Karena setiap orang sesungguhnya berpikir dalam konteksnya yang unik. Dan hal tersebut bisa mendorong orang menggunakan pikirannya secara kreatif dan cermat. Menyehatkan karena manusia dituntut untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan analisis dan berpikirnya. Mengapa menyegarkan? Karena sama sekali tidak dapat saya bayangkan jika semua orang di dalam komunitas tertentu, atau bahkan dunia memiliki pandangan yang sama, tanpa ada sama sekali orang yang berpikir dan berpendapat berbeda. Menyegarkan karena perbedaan pendapat akan membawa orang pada diskusi yang tiada henti (sejauh perbedaan pendapat tidak mengakibatkan pertikaian apalagi kekerasan).
Jadikanlah perbedaan pendapat sebagai ajang untuk terus mencari dan menemukan kebenaran. Kebenaran akan menuntun manusia menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Perbedaan pendapat yang dilandasi oleh akal sehat dan pikiran yang kritis akan menghindarkan manusia dari keluguan, ketidaktahuan, kebodohan, ketidakadilan, dan kesesatan. Selamat berbebeda pendapat!
Seseorang yang berbeda pendapat dengan orang lain, baik itu berbeda pendapat dengan otoritas tertentu maupun sebagian besar orang bukanlah orang yang tidak memiliki rasa hormat, orang aneh, ataupun orang yang sedang mencari-cari perhatian, sejauh perbedaan pendapatnya tersebut dilandasi akal sehat dan semangat kritisisme. Sejauh perbedaan pendapat itu dapat dipertanggungjawabkan dengan didukung oleh berbagai bukti yang relevan dan argumen yang jernih dan kuat, maka perbedaan pendapat yang terjadi di masyarakat merupakan suatu hal yang wajar, sehat, sekaligus menyegarkan.
Perbedaan pendapat bukanlah pertanda bahwa orang tersebut tidak memiliki rasa hormat terhadap orang lain atau masyarakat yang lebih luas, sejauh, sekali lagi, jika perbedaan pendapat itu dapat dipertanggungjawabkan alias mampu dijelaskan dengan cermat dan jernih. Sebaliknya, perbedaan pendapat bisa jadi merupakan pertanda bahwa seseorang telah dengan serius menguji, menganalisis, dan menjelaskan pandangan orang lain secara cermat. Artinya, orang yang berbeda pendapat tersebut sesungguhnya telah berpikir secara kritis dan bersikap skeptis terhadap pandangan atau kepercayaan atau perilaku, baik orang lain maupun masyarakat yang lebih luas.
Hendaklah perbedaan pendapat senantiasa dilakukan dengan semangat kritis yang dilandasi oleh akal sehat, kecermatan, dan ketajaman berpikir, bukannya asumsi-asumsi yang tidak didukung oleh berbagai bukti dan argumen serta emosi yang seringkali membawa orang pada kesimpulan yang salah. Baiklah perbedaan pendapat selalu dilakukan dalam upaya memahami pandangan orang lain sekaligus senantiasa mencermati pandangan sendiri. Seyogianyalah perbedaan pendapat senantiasa didorong oleh keseriusan dalam melihat, menganalisis, menguji, mempertimbangkan, dan menjelaskan pandangan orang lain sekaligus memperlihatkan kelemahan-kelemahan argumen orang lain. Tidak sepantasnya perbedaan pendapat dilakukan demi menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang lebih superior daripada yang lainnya, apalagi demi mencari perhatian ataupun popularitas.
Sejauh perbedaan pendapat dapat dipertanggungjawabkan, maka itu bukalah suatu aib apalagi "dosa" ataupun tanda bahwa seseorang tidak memiliki rasa hormat. Jika perbedaan pendapat didukung oleh akal sehat dalam semangat kritis, maka itu merupakan hal yang wajar, menyehatkan, bahkan menyegarkan. Mengapa wajar? Karena setiap orang sesungguhnya memiliki argumennya masing-masing. Mengapa menyehatkan? Karena setiap orang sesungguhnya berpikir dalam konteksnya yang unik. Dan hal tersebut bisa mendorong orang menggunakan pikirannya secara kreatif dan cermat. Menyehatkan karena manusia dituntut untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan analisis dan berpikirnya. Mengapa menyegarkan? Karena sama sekali tidak dapat saya bayangkan jika semua orang di dalam komunitas tertentu, atau bahkan dunia memiliki pandangan yang sama, tanpa ada sama sekali orang yang berpikir dan berpendapat berbeda. Menyegarkan karena perbedaan pendapat akan membawa orang pada diskusi yang tiada henti (sejauh perbedaan pendapat tidak mengakibatkan pertikaian apalagi kekerasan).
Jadikanlah perbedaan pendapat sebagai ajang untuk terus mencari dan menemukan kebenaran. Kebenaran akan menuntun manusia menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Perbedaan pendapat yang dilandasi oleh akal sehat dan pikiran yang kritis akan menghindarkan manusia dari keluguan, ketidaktahuan, kebodohan, ketidakadilan, dan kesesatan. Selamat berbebeda pendapat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.