Kamis, 18 Maret 2010

Soulmate

Seorang teman bertanya kepada saya, "Lu percaya adanya soulmate ga?" Saya pun menjawab, "Waduh, pertanyaan lu gua harus tanya balik nih, karena gua ga ngerti arti kata soulmate itu. Maksudnya apaan sih?" Teman saya menjelaskan: "Iya, soulmate itu artinya setiap orang sebenarnya udah diciptakan sepasang-sepasang. Jadi, tinggal tunggu waktu yang pas entar suatu saat seseorang ketemu soulmate-nya, pasangan jiwanya." Saya bertanya kembali: "Jadi artinya, setiap orang punya pasangan yang pas gitu yah?" Teman saya menanggapi lagi: "Iya, pasangan hidup yang pas. Pasangan sejati." Saya pun bertanya kembali: "Apakah soulmate itu terbatas pada pasangan beda jenis kelamin? Artinya, hanya antara pasangan perempuan dan laki-laki?" Teman saya menjawab: "Ya, dalam hal ini soulmate hanya terbatas pada pasangan perempuan dan laki-laki. Saya pun bertanya kembali: "Apakah kalo gitu setiap harus berusaha mencari soulmate-nya atau ga perlu lagi melainkan santai-santai aja, toh tinggal tunggu waktu seperti yang lu bilang tadi karena cepat atau lambat si soulmate itu pasti akan datang, kan. Gimana? Jawaban teman saya: "Ga berdiam diri juga sih . . . tapi harus tetap membuka diri, bergaul, dan bersosialisasi jadi bisa ketemu soulmate-nya. Jadi . . . lu percaya ga kalo ada soulmate?" Jawaban saya sangat singkat: "Ga." "Kenapa ga?", tanya teman saya. Saya pun menjelaskan jawaban saya tadi.

Kalo setiap orang sudah memiliki pasangannya masing-masing dan pasangannya itu dianggap sebagai pasangan hidup yang paling cocok, pas, dan tepat, bagaimana dengan orang-orang yang sampai akhir hayatnya tidak menikah atau hidup membujang tanpa pasangan hidup (berbeda jenis kelamin)? Apakah berarti mereka tidak memiliki soulmate? Lalu, bagaimana dengan pasangan-pasangan yang bercerai? Apakah itu berarti mereka telah bertemu orang yang salah? Saya pikir tidak. Mereka bercerai karena ada begitu banyak rintangan yang akhirnya tidak bisa diselesaikan bersama dengan mempertahankan kehidupan rumah tangganya, sehingga mereka pun memutuskan untuk bercerai.

Namun, orang bisa mengatakan bahwa mereka yang bercerai bisa saja bertemu orang baru kemudian cocok lalu akhirnya menikah dan langgeng. Dengan demikian, pasangan yang berikutnya tersebut bisa dikatakan sebagai soulmate-nya. Jika argumen ini yang digunakan, maka saya akan mengatakan berarti sesungguhnya tebakan atau perkiraan atau analisis seseorang mengenai soulmate-nya itu bisa keliru dan gagal pada kesempatan yang pertama, sehingga ia memerlukan kesempatan kedua, dan akhirnya berhasil. Jika memang pada kesempatan kedua berhasil, bagaimana jika sampai kesempatan ketiga, keempat, dan seterusnya ternyata tidak berhasil juga? Berarti, "teori" mengenai adanya soulmate itu keliru.

Bagaimana dengan adanya kenyataan banyaknya kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga antara suami dan istri, meskipun awalnya masing-masing pasangan berikrar di hadapan banyak orang bahwa mereka merupakan pasangan yang sejati, akan saling mengasihi, dan merupakan soulmate? Apakah "teori" adanya soulmate tetap bisa dipertahankan walaupun kenyataan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga begitu sering terjadi sehingga tidak bisa dipungkiri lagi? Apakah itu yang dinamakan soulmate ketika salah satu pasangan berlaku keras dan kasar terhadap pasangannya? Tentu sama sekali tidak.

Apakah salah seorang pasangan akan tetap bersikukuh mempertahankan pernikahannya walaupun pasangannya telah berulangkali berlaku kasar terhadapnya demi sebuah kata yang dinamakan "soulmate"? Jika ya, maka menurut saya, pasangan yang diperlakukan kasar tersebut tengah mengalami delusinasi karena mempertahankan sesuatu yang sesungguhnya tidak ada (setidaknya hanyalah sebuah kata). Ia mengalami delusinasi karena tetap mempertahankan pernikahannya walaupun diri dan hidupnya babak belur akibat ketidakadilan dan kekerasan yang dilakukan pasangannya sendiri.

Dengan memperhatikan beberapa contoh yang telah diberikan, maka apakah lema soulmate memiliki pengertian tertentu dan istimewa? Menurut saya, sama sekali tidak. Soulmate hanyalah sebuah kata yang sama sekali tidak memiliki makna pada dirinya sendiri, terlebih ketika ditempatkan dalam konteks kehidupan nyata manusia yang begitu kompleks. Banyaknya orang yang tidak menikah sampai akhir hayatnya, kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi dalam kehidupan banyak rumah tangga, dan tidak sedikit orang yang hidup dengan sesama jenisnya membuat lema soulmate sama sekali tidak memiliki arti. Soulmate hanya berfungsi, bekerja, atau dipercaya oleh orang-orang yang menganggap bahwa lema tersebut berlaku dalam kehidupan (pernikahan) mereka. Oleh karena itu, penggunaan lema soulmate sama sekali tidak bermanfaat alias sia-sia karena tidak terbukti berlaku dalam kehidupan semua orang.

9 komentar:

  1. Holaaa... Halooo... Aku enggak tahu mesti menggunakan kata sapaan apa, ehm... mending aku panggil "Bung" saja ya soalnya dari bahasa tulisannya terkesan 'laki-laki'. Hehehehe...

    Begini Bung... mengenai soul mate, pertama sekali aku mengimani kalo pada hakekatnya Tuhan nyiptain begitu banyak pria/wanita dari berbagai latar belakang, karakter, usia, agama, etc. Ketika kita memilih untuk menjalani hubungan dg seseorang dari, katakanlah latar belakang keluarga tipe A, pasti akan ada konsekuensi yang menyertainya, yakni sisi positif dan negatifnya.
    Begitu pula dengan tipe-tipe lainnya. Aku sih gk percaya kalo Tuhan menciptakan 1 jodoh saja buat kita. Kasian juga jika Tuhan menciptakan 6 milyar manusia dan menyunting setiap orang dengan siapa kelak jodohnya. CAPE DEH.

    Soul mate buatku gk hanya pasangan hidup aja. Sahabat juga bisa dikatakan soul mate, sodara juga bisa... :)
    Buktinya aku. Soul mate aku BEJIBUUUN...
    Kasian banget ada orang yg berpikir sempit kalo soul mate itu hanya berkisar di pasangan hidup melulu... Segitu aj dulu dh, Bung. Berhubung uda malam, malah gk bisa berpikir kritis... Bawaannya udah pengin baring mulu. Hehehe...

    BalasHapus
  2. Gw setuju dengan pendapat elu mengenai soulmate, tapi gw gak setuju dgn kesimpulan dan pernyataan elu di akhir kalimat yg mengatakan :

    "penggunaan lema soulmate sama sekali tidak bermanfaat alias sia-sia karena tidak terbukti berlaku dalam kehidupan semua orang".

    Apa maksud elu sudah berani mengatakan "semua orang" maksudnya semua orang itu siapa saja ndi? brarti termasuk gw dong...

    Boleh2 saja mengeluarkan pemikiran sendiri, tapi bukan berarti elu bisa menyatakan kepada semua orang bahwa hal yang mereka yakini itu sia2, berarti elu telah menghakimi mereka yang percaya soulmate adalah orang2 yang memilki tindakan yg sia-sia dong..lho kalau bagi mereka itu berarti untuk hidup mereka gimana?

    boleh2 aja soulmate bagi elu adalah hal yang sia2 tapi pemikiran elu bukan menjadi pemikiran "semua orang" kan? apa yang elu anggap dari soulmate adalah suatu "kesia-siaan" bukan berarti menjadi suatu hal yang sia-sia bagi orang lain...

    Yang terakhir, kalau elu bisa mengatakan hal tersebut apakah hal itu sudah elu teliti kebenarannya, sudah dibuktikan belum terhadap "Semua Orang" seperti yang elu tulis....barangkali lain kalau elu katakan : "penggunaan lema soulmate sama sekali tidak bermanfaat alias sia-sia karena tidak terbukti berlaku dalam kehidupan gw sendiri"

    Trims
    RF

    BalasHapus
  3. Roy, dalam penelitian sosial, ga perlu lu meneliti setiap orang yang masih hidup di dunia ini, tapi bisa pakai presentase. Lu ga perlu mencoba apakah obat sakit kepala tertentu ampuh untuk semua orang dengan memberikannya kepada semua orang, tapi cukup melakukan sampel.

    Apa yang lu maksud dengan "menghakimi"? Gua cuma dengar kata itu dalam konteks keagamaan or hanya dikatakan oleh mereka yang beragama secara keras. Mungkin lu bisa jelasin arti kata itu biar gua tau artinya dan diskusi kita bisa jernih.

    Oya, gua keliru, bukannya sia-sia sih...tapi orang yang mempercayainya sesungguhnya mengalami delusinasi (mungkin bisa baca tulisan "Delusinasi").

    BalasHapus
  4. Hello young lady...

    Thanks atas tanggapannya. Gua tanggapi balik yah...

    "Bung"? Seperti kedengaran tua yah... Ok, cut the chase!

    Tolong definisikan arti lema "soulmate" menurutmu agar lebih jelas.

    Ow, lu singgung2 tuhan dalam membahas soulmate, walaupun gua sama sekali ga mengajaknya serta. Okaaay. Lu tulis: "pertama sekali aku mengimani kalo pada hakekatnya Tuhan nyiptain begitu banyak pria/wanita dari berbagai latar belakang, karakter, usia, agama, etc". Kok tuhan "menciptakan" sih? Manusia kan dilahirkan dari pertemuan sperma dan sel telur melalui berbagai cara. Bagi gua, kalo mo dikatakan manusia diciptakan tuhan, maka cuma Adam dan Hawa-lah manusia yang diciptakan tuhan karena tidak melibatkan proses biologi. Setelah masa Adam dan Hawa, manusia hadir di dunia melalui proses biologis, bukan proses penciptaan.

    BalasHapus
  5. Trima kasih untuk koreksi yang diberikan, kalau memang dalam penelitian sosial seperti yang elu katakan bisa hanya dengan persentase, berarti gw mau tanya balik lagi nih :

    1. Bentuk Penelitian seperti apa yg elu lakukan untuk mendukung apa yang telah elu tulis?
    2. Jika memang bisa dengan hanya persentase, berapa persentase yg telah elu dapatkan? apakah persentase tersebut telah memenuhi kuota batas tolerasi yang cukup untuk mengatakan "tidak terbukti berlaku dalam kehidupan semua orang" seperti yang elu tuliskan.
    3. menurut gw apa yang elu contohkan dengan OBAT SAKIT KEPALA tidak cocok dengan apa yang gw tanyakan, tapi okelah apabila elu bilang sama saja..kalau begitu Apakah Ada DATA FISIK yg mendukung seperti Print Out,Lap Analisa Data atau mungkin bentuk Statistik yg dapat elu berikan? karena untuk obat saja ada penelitiannya dan mereka bisa membuktikan secara fisik dengan Data yg mereka miliki

    He he he he..gw senang kalau elu tanya begitu..brarti elu mau menguji gw apakah yg gw katakan bisa juga dipertanggungjawabkan...kalau ga begini gak belajar kan bro...oke, memang betul, kata menghakimi lebih banyak digunakan dalam konteks keagamaan, tetapi karena gw tidak menemukan kata yang tepat untuk merumuskan apa yang gw maksud tentang pernyataan atau terhadap apa yang elu katakan, gw lebih terfikir kata "menghakimi" tersebut.....Setahu gw untuk Kata menghakimi (kalo ga salah)berasal dari bahasa Yunani "Krino" yang diartikan sebagai membuat, memutuskan, menilai atau menyimpulkan sendiri tentang sesuatu hal...atau bisa dikatakan sebagai suatu keadaan/situasi yang dikemukakan ketika seseorang atau bisa sekumpulan orang mengeluarkan suatu pernyataan yang berkaitan dengan orang lain,dan yang beranggapan atau telah menilai kalau orang lain tersebut itu benar-benar telah melakukan kesalahan, meskipun anggapan atau penilaian itu, masih belum memiliki nilai kepastian akan kebenarannya...

    sekarang gw yang gantian tanya neh..maksud elu dengan mengatakan "hanya dikatakan oleh mereka yang beragama secara keras" itu maksudnya apa? emang ada yah agama yang keras, lembek atau setengah mateng, dll, apa sih pengertian elu untuk "yang beragama secara keras" itu, bisa terangkan?

    Thanks untuk Ralatnya...."


    RF

    BalasHapus
  6. Roy, berikut adalah penjelasan gua menanggapi pertanyaan-pertanyaan lu:

    1. Terungkap melalui berbagai media cetak dan elektronik.

    2. Sepertinya kalimat terakhir dalam tulisan gua kurang jelas jadi lu keliru memahaminya. Gua tulis: "tidak terbukti berlaku dalam kehidupan SEMUA orang". Kalimat itu berarti: "soulmate" tidak terbukti berlaku dalam kehidupan SETIAP orang. Mungkin saja berlaku dalam hidup lu atau orang lainnya, tapi tujuan tulisan gua adalah mengkritik mereka yang menganggap bahwa "soulmate" adalah sesuatu yang mutlak terjadi dalam hidup setiap orang.

    Gua ga begitu tahu mengenai batas kuota yang lu maksud, tapi berita yang mengungkap kekerasan atau tanpa kekerasan dalam rumah tangga dalam kaitannya dengan perceraian dan kenyataan bahwa ada orang yang tidak menikah sampai ajal menjemput tidaklah sedikit.

    Berlanjut...

    BalasHapus
  7. Lanjutan:

    3. Lihat jawaban no. 1.

    Di paragraf berikutnya lu tulis: "gw senang kalau elu tanya begitu..brarti elu mau menguji gw apakah yg gw katakan bisa juga dipertanggungjawabkan". Roy, lu berasumsi bahwa gua MENGUJI lu. Coba cek asumsi lu karena asumsi lu sangat tidak tepat loh... Asumsi seseorang, apalagi yang tidak tepat bisa menyesatkan (membuat diskusi ke mana-mana). Mungkin lu bisa baca "rangkaian" tulisan gua mengenai "BERPIKIR CERMAT".

    Beragama secara "keras" = kaku/tertutup/ekstrim. Memang yang sering digunakan dalam media cetak dan elektronik adalah beragama secara ekstrim atau tertutup.

    BalasHapus
  8. Holaaa...
    wedew, baru kali ini aku ketemu orang se-skeptis Bung Arrow. Tadi, Bung udah bilang kalo Adam dan Hawa diciptain Tuhan berarti sebenarnya Bung enggak skeptis2 amat sih. Cuma Bung gk setuju lantaran Aku bilang Tuhan "nyiptain" kita, karena Bung percaya kalo kita ini adalah hasil proses biologis. Kalo berdasarkan rasionalitas dan fakta empiris yang ada, YA JELAS-lah... anak kecil juga tahu. Anw, soul mate itu sendiri buat aku adalah sesama manusia yang 'entah-kenapa' bisa saja konek denganku. Bahasa kerennya... berjodoh! Susah dijelasin dengan kata-kata sih. Nah, di paragraf akhir tulisan Bung menyebutkan: "Soulmate hanya berfungsi, bekerja, atau dipercaya oleh orang-orang yang menganggap bahwa lema tersebut berlaku dalam kehidupan (pernikahan) mereka. Oleh karena itu, penggunaan lema soulmate sama sekali tidak bermanfaat alias sia-sia karena tidak terbukti berlaku dalam kehidupan semua orang"

    Bagi aku, Soulmate enggak hanya berfungsi/bekerja atau dipercaya o/ org2 yg menganggap bahwa lema tsbt berlaku dlm pernikahan mereka. Soulmate itu bekerja dalam hubungan berkeluarga, berteman, dan enggak hanya pada hubungan pernikahan saja, Bung. Kita bermain contoh aja ya, Bung pernah gk ketemu sama cewek yang "ASYIK" dijadiin sahabat tapi gk asyik dijadiin cewek? Atau... Bung pernah gk punya temen cowok yang cocok bersahabat dengan Bung tapi enggak cocok jika bersahabat dengan temen cowok Bung yang lain? Contoh2 kayak gitu sebenarnya sudah merepresentasikan 'soulmate' itu sendiri. Hanya saja, kita berbeda persepsi. Kalo Bung merasa soulmate itu HANYA untuk pasangan yg sedang memadu kasih, kalo Aku PERCAYA soulmate itu bukan hanya Aku ke cowokku, tapi juga ke sahabat-sahabatku, keluarga, dkk... Contohnya aku. Aku cocok banget sama adik laki-lakiku, tapi adik perempuanku malah gk cocok sama adik laki-lakiku.

    intinya soulmate itu adalah orang yang tiba-tiba bisa KLOP aja sama kita meski kita ini EGO-nya minta ampun, tukang kritis yang kerjaannya ngoceeeh terus, yang apatis sama keadaan sekitar dan sibuk dg diri sendiri... soalnya aku ngomong berdasarkan pengalaman pribadi, Bung. xp

    Masalah tuhan, yah... hal itu emang gk bisa dibuktiin sih. soalnya aku belum pernah ketemu langsung juga sih. cuma kembali ke masalah hasil proses biologis dan penciptaan. karena Bung udah bilang Adam dan Hawa diciptain, sebenarnya kita2 ini juga diciptain cuma dengan cara yang 'lebih' bisa ditolerir. Aku sih gk bisa ngebayangin tiba-tiba adikku brojol aja langsung begitu si Mami ama Papi berkasih-kasihan. *SEREM*
    kalo Bung Arrow masih juga meragukan eksistensi Tuhan, yah gk masalah jg buat aku sih, Bung. Apa yang Bung yakini, yah jalani aja untuk Bung sendiri... Cuma, jangan sampai apa yang Bung yakini itu memupuskan harapan orang lain. Banyak orang yang percaya dan meyakini hal soulmate ini, sehingga mereka terus dan berupaya memperbaiki kualitas diri agar mereka bisa bertemu dengan soulmate yg mereka idam-idamkan itu.
    Cheers. Salam slurrrperr...

    BalasHapus
  9. Terimakasih Pieces of my Thoughts atas tanggapannya yang cukup panjang. Ditanggapi balik yaaah.

    Kalimat akhir di paragraf tiga tertulis: "soalnya aku ngomong berdasarkan pengalaman pribadi, Bung". Pengalaman tidak bisa dijadikan tolok ukur objektif terhadap segala hal.

    Kalimat awal di paragraf empat tertulis: "Masalah tuhan, yah... hal itu emang gk bisa dibuktiin sih. soalnya aku belum pernah ketemu langsung juga sih". Kalo gitu...jangan bawa2 tuhan karena, selain kamu belum pernah ketemu langsung (?) seperti yang kamu akui sendiri, juga ga relevan dalam tulisan gua. Kalo dalam "teknik" Pisau Ockam dikatakan: "jangan bawa suatu hal baru yang sebelumnya tidak disebutkan".

    Masih di paragraf yang sama di bagian tengah tertulis: "kalo Bung Arrow masih juga meragukan eksistensi Tuhan, yah gk masalah jg buat aku sih, Bung. Apa yang Bung yakini, yah jalani aja untuk Bung sendiri... Cuma, jangan sampai apa yang Bung yakini itu memupuskan harapan orang lain". Maksudnya? Tentang "tuhan" or "soulmate"? Karena kalimat-kalimat sebelumnya berbicara tentang "tuhan", tetapi kalimat berikutnya bicara tentang "soulmate" lagi. Meski tentang keduanya, apa yang sudah gua lakukan sampe "memupuskan harapan orang lain"?

    BalasHapus

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.