Rabu, 30 Juni 2010

"Kepercayaan" & Pajak

Ternyata para selebriti memang pandai menggunakan popularitasnya untuk "membuat" berita. Hal inilah yang dilakukan oleh Rob Pattinson, salah seorang bintang Hollywood yang sedang naik daun setelah berperan sebagai vampire ganteng dalam film layar lebar, Dawn. Dikabarkan, selain memiliki banyak ambisi, bintang yang tengah digandrungi remaja putri sedunia ini, pun ingin "menciptakan prinsip dan keyakinannya sendiri." Pernyataan ini, bagi saya, cukup janggal karena bukankah sebagai laki-laki dewasa ia sudah memiliki prinsip dan keyakinannya sendiri. Artinya, sebagai manusia dewasa ia dengan sadar telah memilih dan memutuskan untuk memiliki nilai-nilai yang diyakininya, dan dengan nilai-nilai yang dianggap sebagai keyakinannya tersebut ia berpikir dan menjalani hidupnya. Jika pernyataan ini baru dilontarkan oleh bintang film tersebut, apakah ini artinya selama ini ia tidak menjalani hidupnya seturut dengan prinsip-prinsip dan keyakinannya sendiri? Jika ya, maka yang menjadi pertanyaan ialah: prinsip-prinsip dan keyakinan siapa yang selama ini dianutnya? Orangtua? Teman? Penggemar? Sutradara? Atau jangan-jangan selama ini Rob Pattinson belum mempunyai prinsip dan keyakinannya sendiri!

Kejanggalan kedua yang ditemukan dari pernyataan Rob adalah bahwa keinginannya menciptakan keyakinan sendiri supaya bisa membentuk organisasi untuk keyakinannya tersebut sehingga pajak yang selama ini dibebankan padanya bisa dialihkan pada organisasi tersebut. Apakah dengan pernyataannya ini berarti ia hendak menghindari atau setidaknya meminimalisasi beban pajak yang dikenakan pada dirinya sebagai artis? Apakah ini bisa dikatakan jika ia hendak menabung demi masa depannya atau memang pelit? Sesungguhnya mudah saja, jika ia tidak mau lagi dikenai pajak yang besar jangan jadi artis lagi. Artinya, ia pensiun dari pekerjaan sebagai pemain film dengan menolak semua tawaran main film sehingga statusnya sebagai bintang Hollywood akan berubah menjadi "masyarakat biasa."


Ternyata keinginan seorang bintang Hollywood yang sedang naik daun untuk menciptakan prinsip dan keyakinannya sendiri ujung-ujungnya juga berkaitan dengan uang. Ternyata seorang artis terkenal hendak menciptakan keyakinannya sendiri hanya demi suatu saat bisa memiliki sebuah organisasi yang mewadahi keyakinannya itu sehingga tidak perlu repot bayar pajak. Repot karena urusan pajak? Seorang artis terkenal pasti memiliki banyak pembantu atau sekretaris, bahkan penasihat hukum yang akan dengan cekatan membantunya dalam semua urusan yang berkaitan dengan uang atau pajak. Jika tidak mau repot lagi dengan urusan pajak, ya berhenti jadi artis aja, gitu aja koq repot seeeh?!

Selasa, 29 Juni 2010

Kenapa Dicampur?

Mengapa masih ada saja orang yang mencampurkan olahraga dan urusan politik sebuah negara? Apakah para atlet itu juga merupakan para politikus di negaranya? Apakah ketika sedang dalam suatu pertandingan olahraga mereka menyelipkan unsur-unsur politik ketika mereka bermandikan peluh? Namun, sepertinya inilah yang dianggap oleh Menteri luar negeri Iran yang senang ketika Prancis, Italia, dan Inggris tersingkir dari perhelatan Piala Dunia 2010 karena ketiga negara tersebut turut memberikan suara untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran terkait tudingan program nuklir yang dikembangkan negara tersebut.

Pernyataan Menteri luar negeri Iran tersebut cukup aneh karena mencampurkan sepak bola dan urusan politik. Padahal keputusan politik yang diambil oleh negara-negara yang telah tersingkir dari Piala Dunia 2010 tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan tim nasional sepak bola mereka. Artinya, para atlet sepak bola tersebut bukanlah para politikus yang turut menentukan kebijakan luar negeri negara mereka masing-masing. Mungkin saja setelah pensiun dari sepak bola ada di antara para atlet itu yang akan menjadi politikus, namun saat ini, sejauh pengetahuan, tidak ada di antara mereka yang juga berprofesi sebagai politikus.

Jelas, pernyataan Menteri luar negeri Iran itu tidaklah didasarkan pada kaitan yang jelas dan nyata antara sepak bola dan politik melainkan pada emosi semata. Ketika emosi menguasai seseorang, maka akal sehat orang yang bersangkutan pun menjadi tumpul atau tidak berfungsi dengan baik. Waspadailah emosi anda jika tidak ingin pernyataan anda dianggap ga nyambung oleh orang yang memperhatikannya. Terlebih, emosi merupakan salah satu hambatan dalam upaya mengembangkan pemikiran yang kritis.

Senin, 28 Juni 2010

Menangis karena...?

Menangis adalah salah satu hal wajar yang dialami oleh setiap manusia (bahkan mungkin juga dialami oleh hewan). Menangis ditandai oleh cairan yang ke luar dari mata seseorang dan hal ini bisa dialami, entah sebagai ekspresi kesedihan ataupun luapan kegembiraan (terharu). Namun, apakah sebutannya jika dari mata seseorang ke luar air (mata) yang, baik bukan karena ungkapan kesedihan maupun luapan kegembiraan? Hal inilah yang sepertinya dialami oleh ribuan turis ketika menghadiri ritual bakar Tongkang di Bagansiapiapi, Riau. Diduga mereka "menangis" bukan karena sedih atau terharu melainkan akibat asap dan sisa abu pembakaran tongkang tersebut.

Namun, seperti dilaporkan, beberapa pengunjung meyakini bahwa tangisan yang dialami oleh ribuan pengunjung itu memang merupakan ekspresi kebahagiaan yang dapat mendatangkan berkah usai orang-orang itu menghadiri dan menyaksikan upacara pembakaran tongkang itu. Berkah atau rezeki apa seperti apa yang akan diterima dan dialami oleh para pengunjung dan para turis itu tidak dijelaskan. Apa hubungan antara pembakaran tongkang dan para pengunjung, khususnya para turis asing, yang menyaksikan upacara tersebut? Hal apa yang dapat membuat mereka menerima berkah dari acara seperti itu? Bagaimana juga menjelaskan bahwa air mata yang menetes akan dapat mendatangkan rezeki bagi mereka yang mengalaminya setelah menyaksikan pembakaran tongkang? Apakah para pengunjung, khususnya para turis mancanegara, begitu memiliki hubungan yang kuat dan intim dengan upacara pembakaran tongkang tersebut sampai meneteskan air mata ketika menyaksikan acara tersebut? Saya pikir tidak.

Jika demikian, mengapa mereka menangis atau meneteskan air matanya? Jawaban yang paling masuk akal adalah karena mata mereka "tersengat" oleh asap dan abu sisa pembakaran tongkang, seperti telah ditulis dalam berita tersebut. Namun, bagaimana halnya dengan hubungan antara air mata yang menetes dan rezeki setelah menyaksikan upacara pembakaran tongkang tersebut? Tidak ada penjelasan masuk akal yang bisa diberikan selain bahwa itu merupakan keyakinan yang dianut oleh mereka yang mempercayainya. Artinya, keyakinan itu dipercaya oleh mereka tanpa memerlukan bukti lebih lanjut karena keyakinan merupakan suatu hal yang tidak membutuhkan bukti apalagi penjelasan yang masuk akal.

Sabtu, 26 Juni 2010

Dibuat oleh Apa atau Siapa?

Fenomena crop circle kembali ditemukan di lahan kosong dekat sebuah kampus di Skotlandia. Kali ini crop circle yang dibuat membentuk sebuah logo (dengan lebar 30 kaki) kampus tersebut dan diyakini pembuatannya hanya memakan waktu semalam. Beberapa pakar pertanian yang ditanyai pendapatnya mengenai fenomena itu sulit menjelaskan bagaimana hal itu bisa dilakukan tanpa sepengetahuan siapapun. Sementara itu, seorang pengajar pertanian di kampus yang logonya dibuat sebagai crop circle menyatakan kekagumannya karena crop circle itu dibuat begitu indah dengan bentuk lingkaran yang sempurna. Awalnya ia menduga jika hal tersebut dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang iseng, namun hal tersebut janggal karena tidak sedikit pun terdengar kabar atau gosip mengenai hal tersebut di tengah kehidupan kampus yang dipenuhi oleh mahasiswa. Ia pun hanya mendengar beberapa laporan mengenai adanya cahaya pada suatu malam di lahan di mana crop circle itu berada. Namun, ia tetap merasa takjub karena crop circle tersebut bisa dibuat di tengah kegelapan malam hanya dengan bermodalkan cahaya obor dan menghasilkan bentuk logo kampus yang akurat.

Apakah sebenarnya yang telah terjadi? Siapa atau apakah yang telah membuat crop circle itu? Apakah dibuat oleh aliens seperti yang biasa diklaim dan mungkin juga akan diduga oleh banyak orang, atau crop circle itu dibuat oleh manusia? Ataukah cuaca tertentu bisa mengakibatkan crop circle tersebut? Jika ya, apakah memang crop circle tersebut dibuat hanya dalam semalam dan pembuatannya tidak diketahui atau didengar oleh seorang pun juga? Bagaimana menjawab semua pertanyaan itu?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas kita kembali membutuhkan Pisau Ockham untuk memotong dan memisahkan hal-hal penting dan tidak penting yang ditemukan dari berita tersebut. Mungkin banyak orang akan menduga jika crop circle tersebut dibuat oleh aliens. Jika demikian kenyataannya, maka mereka yang berpandangan seperti itu harus bisa memberikan berbagai bukti fisik yang relevan untuk pertama-tama membuktikan jika UFO dan aliens memang ada. Mungkin orang akan mengatakan bahwa tidak mungkin jika crop circle tersebut dibuat oleh manusia karena ukuran yang sangat besar dan bentuknya yang persis sama dengan logo kampus yang dijadikan bentuk dan gambar crop circle tersebut. Oleh karena itu, aliens-lah yang telah membuat crop circle itu. Oke, anggaplah crop circle itu dibuat oleh aliens. Namun mengapa:

1. Tanaman, pohon, atau habitat di sekitar crop circle itu tidak rusak atau berubah bentuk (gosong atau kering) akibat radiasi pesawat luar angkasa yang ditumpangi aliens itu?
2. tidak ada bekas atau jejak pesawat luar angkasa yang mendarat di sekitar crop circle itu?
3. tidak ditemukan tanah atau rumput atau dedaunan yang kering atau terbakar akibat alat yang digunakan oleh aliens ketika membuat crop circle itu?

Jika ketiga pertanyaan di atas tidak bisa memberikan jawaban, maka keberadaan UFO dan aliens sangatlah diragukan. Dengan demikian, dugaaan jika crop circle telah dibuat oleh aliens terbantahkan karena sama sekali tidak ditopang oleh berbagai bukti fisik relevan.

Alternatif jawaban kedua yang mungkin akan dikemukakan orang adalah bahwa crop circle tersebut terbentuk akibat cuaca tertentu, misalnya: angin. Perlu disadari bahwa hembusan angin dalam kekuatan tertentu mampu memberikan dampak signifikan terhadap habitat di sekitarnya , seperti: badai, twister, dan puting peliung. Sepintas, jawaban jika cuaca tertentu bisa mengakibatkan terbentuknya crop circle lebih masuk akal dibandingkan aliens. Namun, jawaban ini pun memiliki kejanggalannya sendiri, setidaknya menimbulkan beberapa pertanyaan yang harus dijelaskan, seperti:

1. Apakah tanaman atau pohon bahkan habitat lain yang berada di sekitar crop circle tersebut mengalami perubahan, seperti rusak atau tumbang? Melihat ukuran crop circle yang cukup besar (30 kaki), maka sangat kecil kemungkinannya jika habitat di sekitarnya tidak mengalami kerusakan atau setidaknya mengalami perubahan sedikit pun akibat angin yang bertiup sangat kencang. 

2. Mengapa di sekitar crop circle tidak ditemukan kotoran atau bekas tanaman gandum dan apakah ini artinya potongan tanaman gandum bekas bentukan crop circle telah lenyap disapu oleh angin yang bertiup begitu kencangnya? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah: sangat kecil kemungkinannya. Artinya, sekalipun angin telah menyapu dan menerbangkan potongan tanaman gandum bekas pembentukan crop circle tersebut, maka setidaknya bisa ditemukan sedikit kotoran atau sisa-sisa tanaman gandum yang tidak tertiup oleh angin. Namun kenyataannya (setidaknya yang terlihat dari gambar) wilayah di sekitar crop circle itu bersih dari kotoran ataupun sisa-sisa tanaman gandum (angin telah membersihkan wilayah itu). 

3. Melihat bentuk crop circle yang mengambil gambar logo sebuah kampus di dekatnya, apakah angin memiliki "pikirannya" sendiri sehingga dengan sengaja telah membuat crop circle tersebut sesuai dengan logo kampus yang berada di dekatnya? Apalagi crop circle tersebut terbentuk dengan akurasi yang tinggi. Apakah bisa hal tersebut dilakukan oleh cuaca? Kalaupun ya, maka itu merupakan suatu kebetulan yang sangat jarang terjadi. Dan artinya, cuaca tersebut memiliki "pikirannya" sendiri karena telah dengan sengaja memilih logo sebuah kampus dan membentuknya di ladang gandum.

Hal menarik bagi banyak orang mengenai keberadaan crop circle tersebut adalah bahwa pembuatannya diyakini dalam waktu satu malam walaupun hal ini tidak didukung oleh bukti-bukti relevan selain pernyataan: "tidak ada yang melihat apa yang terjadi pada malam hari dan tiba-tiba keesokan harinya sudah ada." Apakah ini bisa dijadikan sebagai bukti bahwa crop circle terjadi hanya dalam satu malam? Bisa ya, bisa juga tidak. Ada dua kemungkinan. Melihat ukuran dan bentuknya yang tidak rumit, maka bisa saja crop circle itu dibuat hanya dalam satu malam. Namun, siapa atau apa sesungguhnya yang telah membuat crop circle tersebut?

Memang tidak ada seorang atau kelompok pun yang mengaku telah membuat crop circle tersebut dan dua (aliens dan cuaca) alternatif jawaban yang telah dikemukakan di atas pun telah terbantahkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sudah nyaris bisa diperoleh secara pasti jawabannya. Oleh karena itu, setidaknya, ada dua jawaban bisa diajukan untuk menjawab: siapa atau apa yang telah membuat crop circle tersebut? Entah, orang-orang di sekitar crop circle tersebut yang bungkam dengan berpura-pura tidak tahu atau bahkan sama sekali tidak pernah apa yang terjadi pada (beberapa) hari atau malam (-malam) ketika crop circle itu dibuat (pembuatannya dirahasiakan), atau, pembuatan crop circle tersebut memang tidak diketahui oleh banyak orang. Jika pembuatan crop circle itu sebenarnya diketahui beberapa atau banyak orang, namun mengapa orang-orang itu merahasiakannya (baca: berbohong) dengan mengatakan tidak tahu apa-apa? Bisa jadi hal itu dilakukan demi menghasilkan efek cerita dan pemberitaan yang misterius sehingga banyak orang tertarik dan bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Apakah hal ini dilakuan untuk publisitas dan uang? Hal itu bisa saja terjadi, tetapi saya kurang tahu karena harus diteliti lebih lanjut.

Hal pasti yang dapat diperoleh melalui pemberitaan mengenai crop circle yang ada di Skotlandia itu adalah bahwa orang jangan mudah mempercayai pernyataan ataupun kesaksian orang, terlebih jika pernyataan dan kesaksiannya tidak didukung oleh bukti-bukti fisik relevan dengan ditopang oleh argumen yang masuk akal. Pengajar pertanian di kampus itu telah menyatakan bahwa ada beberapa laporan mengenai cahaya pada suatu malam yang berasal dari tempat di mana crop circle itu berada. Mungkin itulah petunjuk dan bukti yang paling masuk akal walaupun sangat minim, di antara ketiadaan bukti lain, selain keberadaan crop circle itu sendiri. Artinya, orang harus berupaya mengumpulkan segala bukti relevan yang ada (walaupun sangat minim) dan dari sana berusaha menggunakan akal sehatnya dengan menarik kesimpulan yang masuk akal.

Dengan begitu, terhadap fenomena crop circle yang ada di Skotlandia kita dapat mengatakan: 
1. Sangat mungkin dibuat oleh manusia, entah dilakukan oleh seorang atau beberapa orang (kelompok); 
2. mungkin dibuat hanya dalam satu malam karena mengacu pada ukuran dan bentuk crop circle yang tidak rumit. Kalaupun dibuat lebih dari satu malam, maka hal itu semakin bisa diterima oleh akal sehat;
3. mungkin saja pembuatannya tidak diketahui oleh banyak orang, yang artinya sebagai bentuk dari ketidaksengajaan, dan bukannya pura-pura tidak tahu (sengaja merahasiakan).

Terbalik dong, Pak...!!

FPI kembali beraksi dengan membubarkan acara sosialisasi kesehatan tiga anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Banyuwangi karena diduga sebagai pertemuan kader komunis. Padahal acara tersebut merupakan sosialisasi program DPR dan sosialisasi Rancangan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Namun, ada pernyataan dari salah seorang ketua FPI yang "luar biasa aneh" karena logikanya terbalik: "Kami di DPP lagi mau gelar pertemuan nih...kami menghimpun data dulu, apa betul-betul itu PKI murni atau bagaimana?" (Oh, for fuck sake!) Mata dan pikiran saya nyaris tidak percaya dengan pernyataan yang diutarakan salah seorang ketua FPI tersebut! Mengapa data-data mau dikumpulkan padahal sudah melakukan tindakan? Mengapa setelah berlaku semena-mena bahkan dengan melibatkan tindak kekerasan, barulah dipikirkan apakah acara tersebut memang benar merupakan pertemuan kader komunis? Bukankah ini berarti logikanya terbalik? Bukankah seharusnya data-data dikumpulkan untuk dianalisis baru kemudian diambil kesimpulan setelah melakukan berbagi silang pandangan dan penelitian guna memperoleh kesimpulan yang sahih dan relevan? Ah, tentu cara yang ribet seperti ini tidak dilakukan oleh FPI karena mereka bertindak dulu baru setelah itu berpikir.

FPI sebagai organisasi yang sarat dengan aksi semena-mena dengan melibatkan kekerasan bukanlah rahasia (umum) lagi karena banyak orang sudah mengetahui sekaligus membenci berbagai aksi sok jagoan yang dilakukan mereka dengan mengatasnamakan agama. Namun, ternyata ada hal baru yang bisa ditemukan dari FPI, yakni cara berpikir dan kerja mereka yang terbalik. Mereka hantam dulu sesuatu baru kemudian dipikirkan apakah sesuatu yang mereka hantam itu memang benar atau salah. Analoginya mungkin seperti: saya makan tai dulu baru berpikir apakah yang saya makan tadi tai atau bukan, atau, saya berhubungan seks dulu baru setelah itu dipikirkan apakah yang saya lakukan tadi merupakan hubungan seks atau bukan. Kalaupun kedua analogi saya tersebut ga nyambung atau salah, ya, gapapa karena saya menulis dulu baru kemudian berpikir apakah kedua analogi saya itu nyambung atau ga.

Bawa-bawa Pocong

Di tengah dunia yang modern dan pemikiran manusia (yang seharusnya) semakin maju, ternyata ada saja orang yang pikirannya masih bernuansa paranormal. Hal ini tidak begitu mengejutkan jika dimiliki oleh mereka yang hidup di daerah-daerah (bukan perkotaan) dan jika daerah-daerah tersebut belum disentuh oleh pendidikan modern serta teknologi maju. Namun, apa jadinya jika pikiran-pikiran bernuansa paranormal tersebut (masih) dimiliki oleh orang-orang yang hidup di kota besa, di mana pendidikan modern serta teknologi maju sudah menjadi gaya hidup sehari-hari. Inilah kenyataan yang ada, yakni seorang modern yang hidup di kota besar serta pernah mengecap pendidikan modern, tetapi pikirannya (masih) bernuansa paranormal. Bahkan profesi yang dimiliki orang tersebut menuntutnya untuk selalu mengajukan bukti-bukti fisik relevan yang ditopang oleh cara berpikir logis dan disertai oleh berbagai argumentasi yang masuk akal. Namun sayangnya, hal tersebut tidak dimiliki orang tersebut.

Sudah menjadi tugas orang tersebut untuk melakukan berbagai investigasi demi menemukan fakta dan kebenaran yang didasarkan pada logika berpikir, tetapi ia malah menantang orang yang seharusnya diinvestigasinya dengan "sumpah pocong." Apakah ia sudah melupakan "sumpah jabatan" kerjanya ketika pertama kali ia memilih berkecimpung di bidang yang (seharusnya) hanya mempertimbangkan bukti-bukti fisik relevan yang ditunjang oleh nalar dengan disertai juga oleh berbagai argumentasi yang masuk akal? Apakah ia telah kelelahan akibat tidak mampu menemukan berbagai bukti fisik tersebut sehingga menyingkirkan akal akal sehat yang dimilikinya? Seharusnya tidak demikian.

Jika pikiran bernuansa paranormal (masih) dimiliki oleh orang-orang yang hidup di kota-kota besar padahal kehidupan mereka disentuh oleh pendidikan modern serta dihiasi oleh kemajuan teknologi yang pesat, apa jadinya dengan orang-orang yang hidup bukan di perkotaan dan hidup mereka belum disentuh oleh pendidikan modern dan kemajuan teknologi? Jika pikiran mereka yang tidak hidup di perkotaan dan belum mengecap pendidikan modern serta kemajuan teknologi masih diselimuti oleh paranormal dan supernatural, hal tersebut masih bisa diterima oleh akal sehat. Namun, jika hal yang serupa dimiliki oleh mereka yang hidup di perkotaan dengan diselimuti oleh pendidikan modern dengan segala kemajuan teknologinya, maka hal tersebut menjadi sangat sulit diterima oleh akal sehat. Terlepas dari suka atau tidak suka dan masuk akal atau tidak masuk akal, namun itulah kenyataannya, ada orang-orang perkotaan yang pikirannya (masih) diselimuti oleh hal-hal yang bernuansa paranormal.

Jumat, 25 Juni 2010

Ketika Remaja (Menjadi) Brutal

Inilah salah satu contoh ketika remaja menjadi brutal karena (memiliki) kebencian terhadap etnis tertentu. Ini merupakan kenyataan yang sangat memprihatinkan sekaligus membahayakan karena sejak dini (remaja bahkan mungkin juga anak-anak) diri mereka sudah memiliki kebencian terhadap kelompok masyarakat dari etnis yang berbeda dari etnis mereka. Sangat berbahaya karena para remaja tersebut tidak ragu atau takut untuk melakukan tindak kekerasan terhadap orang-orang yang berasal dari etnis lain. Tidak heran jika kebencian terhadap etnis tertentu yang diwujudkan dengan tindak kekerasan nyata akan memicu mereka untuk melakukan perbuatan yang lebih tidak terpuji, misalnya membunuh.

Apakah yang mengakibatkan para remaja di Jerman tersebut dan mungkin juga remaja-remaja lain di belahan bumi lainnya memiliki kebencian bahkan berani melakukan tindakan brutal terhadap orang-orang yang berasal dari etnis berbeda? Apakah ideologi tertentu? Apakah agama yang mereka anut membuat mereka membenci sesamanya? Atau bahkan karena disulut oleh kebencian yang juga dimiliki oleh orang tua atau sekolah mereka? Atau, apakah karena etnis tersebut telah dianggap bertindak keras di negara lainnya? Jika yang terakhir menjadi alasannya, lalu apa hubungan antara perbuatan mereka dengan para remaja yang bertindak brutal terhadap orang-orang malang tersebut? Apakah para penari itu telah melakukan tindak kekerasan di negara lain sehingga para remaja itu berhak melakukan tindakan yang sama terhadap mereka sebagai bentuk balas dendam? Tentu tidak bukan?! Karena mereka hanyalah penari yang mencari uang dan bukan politikus atau pejuang dari kelompok tertentu.

Kebencian yang disertai kekerasan yang menghiasi kehidupan remaja masa kini, entah melalui sajian-sajian TV atau DVD ataupun mereka sebagai pelaku tindak kekerasan itu sendiri, merupakan kenyataan yang sangat memprihatinkan sekaligus berbahaya. Apalagi ketika tindak kekerasan tersebut bernuansa kebencian terhadap etnis tertentu. Berbahaya karena kebencian yang dimiliki seseorang seringkali menjadi pemicu tindak kekerasan yang lebih nyata. Oleh karena itu, keluarga dan sekolah diharapkan mampu mendidik anak-anak dan para remaja untuk bisa berpikir lebih terbuka sehingga mereka menyadari bahwa manusia itu beragam (etnis, tingkat sosial-ekonomi, ideologi, dan kepercayaan). Hal ini diharapkan bisa membuat anak-anak dan para remaja menghormati orang-orang yang berbeda etnis, tingkat sosial-ekonomi, ideologi, bahkan kepercayaan dari mereka.

Kamis, 24 Juni 2010

Kutukan Ilahi

Kehebohan akibat video adegan mesum yang muncul beberapa minggu lalu masih saja bergulir hangat. Banyak pihak memberikan tanggapan mereka terhadap kasus tersebut. Seperti tidak mau ketinggalan untuk memberikan komentarnya terhadap kasus hangat tersebut, MUI Maluku pun turut dalam kancah tersebut. Berikut adalah kutipan pernyataan petinggi MUI terkait dengan kasus tersebut: "...menurut Idrus Toekan tidak mengutuk perbuatan video tersebut karena itu kewenangan Tuhan Yang Maha Esa sehingga mendorong proses hukum ditegakkan" (penekanan ditambahkan). Sepintas, pernyataan tersebut cukup bijak karena menolak untuk "menghakimi" para pelaku adegan mesum tersebut. Namun, pernyataan tersebut juga memiliki kejanggalan.

Si pembuat pernyataan - Idrus Toekan - sepertinya yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa-lah yang akan mengutuk pelaku adegan mesum tersebut. Bagaimana caranya, kita sebagai manusia, bisa mengetahui bahwa Yang ilahi akan mengutuk pelaku tindakan mesum itu? Tindakan "kutuk" apakah yang akan dilakukan oleh Tuhan Yang Maha Esa terhadap orang-orang yang akan dikutuknya itu? Apakah ini berarti bahwa Tuhan (kekuatan yang lebih besar dari dan melampaui manusia) dapat dan akan mengintervensi hidup manusia dengan melakukan sesuatu kepada makhluk ciptaannya (dhi. para pelaku adegan mesum) itu? Sepertinya inilah yang diyakini oleh Idrus Toekan, bahwa Tuhan yang disembahnya akan mengutuk orang-orang yang patut dikutuk (para pelaku adegan mesum).

Jika Tuhan - seperti yang diimani Idrus - mengutuk para pelaku adegan mesum tersebut, bukankah ini menjadikan Tuhan bukan sebagai sosok pemaaf dan penuh kasih karena ia malah menghukum mereka? Jika orang-orang beragama senantiasa menganggungkan sosok Tuhan yang pengampun dan penuh rakhmat, bukankah ia (Tuhan) akan mengampuni para pelakuk adegan mesum itu? Jika tidak, berarti sosok Tuhan yang penuh ampunan dan kasih, yang selama ini digambarkan orang-orang beragama merupakan sesuatu yang mengada-ada. Sosok Tuhan seperti gambaran orang-orang beragama itu hanyalah harapan karena sesungguhnya mereka sendiri menyadari bahwa Tuhan itu adalah figur yang pemarah, pendendam, dan keras. Dengan demikian, sosok Tuhan yang penuh ampunan dan rakhmat dalam gambaran orang-orang beragama hanyalah fantasi karena merupakan kebalikan dari yang sebenarnya.

Rabu, 23 Juni 2010

Bigfoot

Fenomena penampakan Bigfoot - makhluk raksasa berbulu yang katanya memiliki wajah seperti manusia - yang terjadi di Amerika Serikat mirip dengan penampakan tuyul, pocong, hantu, atau kuntilanak yang terjadi di Indonesia. Baru-baru ini diberitakan bahwa seorang warga Cleveland, North Carolina, Amerika Serikat mengklaim telah melihat Bigfoot di halaman belakang rumahnya. Laki-laki tersebut mengaku telah melihat Bigfoot pada tengah malam sekitar 19 Juni. Apakah ada seekor makhluk yang disebut Bigfoot dengan ciri-ciri seperti yang selama ini dikatakan orang? Setidaknya ada beberapa kejanggalan yang bisa dilihat/ditemukan melalui berita ataupun pengakuan orang yang melihat Bigfoot tersebut:

Pertama, Laki-laki tersebut sepertinya tidak yakin mengenai waktu ketika ia mengalami "penglihatan" itu karena ia mengatakan telah melihat Bigfoot "sekitar 19 Juni yang lalu." Apakah ada perbedaan hari yang cukup lama sehingga ia tidak mampu mengingat kapan tepatnya ia melihat Bigfoot seperti yang diklaimnya? (Viva News memuat berita tersebut pada hari Senin, 21 Juni 2010 sedangkan bisa dipastikan berita yang sama telah muncul di negeri asalnya setidaknya satu hari sebelum tanggal 21 Juni, jadi tanggal 20 Juni.) Pernyataan laki-laki tersebut sangatlah janggal karena pengalaman melihat Bigfoot yang diklaimnya terjadi hanya satu atau dua hari setelah berita itu dimuat, tetapi ia tidak bisa memberikan keterangan tanggap yang pasti melainkan mengatakan ia melihat Bigfoot itu "sekitar 19 Juni yang lalu."

Kalaupun peristiwa "penglihatan" seperti yang diklaim laki-laki tersebut memang terjadi, namun terjadi beberapa hari lebih lama atau bahkan beberapa minggu yang telah lalu, maka hal itu semakin memperkuat dugaan jika "makhluk" yang diduganya sebagai Bigfoot hanyalah merupakan kekeliruan ingatan yang dimilikinya. Artinya, laki-laki tersebut telah keliru dengan mengatakan bahwa "makhluk" yang dilihatnya adalah seekor Bigfoot padahal bisa saja hanya sesosok lelaki bertubuh besar. Harus disadari bahwa ingatan manusia tidaklah sempurna alias dipenuhi dengan bias. Ini berarti bahwa ingatan seseorang tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk mengukur kebenaran suatu hal.

Kedua, Laki-laki tersebut mengaku telah melihat Bigfoot itu pada tengah malam. Ada dua pertanyaan sangat penting yang bisa diajukan terhadap pernyatannya tersebut. Bagaimana dengan penerangan/cahaya saat itu? Apakah ada cukup cahaya di halaman belakang rumah lelaki tersebut sehingga cukup mampu membuatnya melihat semua benda saat tengah malam termasuk Bigfoot tersebut? Jika ya, apakah hal tersebut bisa dibuktikan? Jika tidak, hal ini semakin memperkuat dugaan jika ia sebenarnya hanya melihat bayangan atau pantulan cahaya pohon (dahan) yang tertiup angin atau mungkin sosok manusia. Dalam hal ini pun harus disadari penuh bahwa penglihatan manusia bisa saja keliru, apalagi saat gelap atau malam hari ditambah oleh cahaya yang minim.

Ketiga, Laki-laki tersebut mengaku terlalu takut untuk mengambil gambar (memfoto) Bigfoot itu dan keluar rumah sehingga ia hanya melambaikan tongkat sambil berteriak. Apakah bisa seekor "makhluk" raksasa (yang katanya setinggi 10 kaki) bisa diusir hanya dengan lambaian tangan dan teriakan? Padahal sebelumnya laki-laki tersebut mengklaim bahwa "makhluk" tersebut telah membunuh salah seekor anjingnya. Bukankah yang lebih masuk akal jika "makhluk" tersebut akan dengan mudah menyerang laki-laki tersebut yang hanya "bersenjatakan" tongkat ketimbang seekor anjing yang memiliki gigi-gigi yang tajam?

Setelah memperhatikan, setidaknya, tiga kejanggalan yang bisa ditemukan melalui berita tersebut, maka klaim bahwa laki-laki tersebut telah melihat Bigfoot sangatlah diragukan karena:
1. Ia sepertinya tidak yakin mengenai kapan (hari) ia melihat hal tersebut,
2. tidak jelas apakah pada saat itu ada cukup cahaya sehingga ia bisa melihat dengan cukup jelas (bisa saja ia melihat bayangan atau pantulan pohon/dahan, atau bahkan sesosok manusia,
3. tidak masuk akal jika seekor "makhluk" menyeramkan (berambut panjang dengan tinggi sekitar 10 kaki) bisa diusir hanya dengan lambaian tangan dan teriakan padahal sebelumnya - menurut pengakuannya - sudah membunuh anjingnya.

Selasa, 22 Juni 2010

Membunuh demi Kehormatan

Nilai kemanusiaan kembali disisihkan oleh nilai yang dianggap oleh kelompok masyarakat tertentu (India) lebih penting dan bermatabat. Kelompok tersebut menganggap jika ada anggota kelompoknya berhubungan dengan orang yang berasal dari kasta berbeda dan lebih rendah, maka tindakan tersebut merupakan cela. Oleh karena itu, pembunuhan terhadap pasangan yang berhubungan tersebut merupakan suatu hukuman yang layak dan setimpal dengan kecemaran yang telah diakibatkan oleh tindakan mereka. Bahkan pembunuhan tersebut diperhitungkan sebagai tindakan terhormat.

Betapa teganya orang-orang yang melakukan tindakan keji seperti itu dengan mengatasnamakan pembunuhan yang telah dilakukannya sebagai sesuatu yang terpuji bahkan terhormat. Bahkan mereka menganggap bahwa hubungan yang dilakukan oleh pasangan yang berasal dari kasta berbeda lebih keji dibandingkan pembunuhan. Lebih lanjut dikatakan oleh kelompok tersebut bahwa hubungan yang dilakukan oleh pasangan yang berasal dari kasta yang berbeda sebenarnya merupakan tindakan pembunuhan yang dilakukan secara perlahan dan menyengsarakan bagi anggota keluarga dan kelompok mereka yang masih hidup. Oleh karena itu, bagi mereka, pembunuhan terhadap pasangan tersebut merupakan tindakan yang lebih baik.

Kenyataan yang sungguh memprihatinkan sekaligus menyedihkan ketika pembunuhan dilakukan dengan mengatasnamakan "kehormatan"! Ternyata, bagi kelompok tersebut "kehormatan" keluarga atau kelompok mereka jauh lebih tinggi daripada nyawa manusia yang membuat dan menentukan ukuran "kehormatan" sendiri. (Walaupun ukuran "kehormatan" yang dianut tidaklah jelas.) Tindakan membunuh demi menjaga "kehormatan" keluarga atau kelompok sangatlah tidak masuk akal, apalagi manusiawi karena seharusnya manusia itu sendiri yang dijunjung lebih terhormat dibandingkan sesuatu yang dibuatnya. Namun nyatanya kelompok tersebut lebih memilih menjunjung sesuatu yang dibuatnya ("kehormatan") ketimbang yang membuatnya (manusia). Killing for the sake of our family's or group's honour, my ass!

Senin, 21 Juni 2010

Ibu-ibu Pengajian Ngamuk!

Rupa-rupanya fenomena amuk massa bukan hanya dimonopoli kaum laki-laki melainkan juga dilakukan oleh kaum perempuan. Bahkan para perempuan yang mengamuk itu adalah ibu-ibu pengajian. Mereka mengamuk dengan merusak warung remang-remang di kawasan perkebunan kelapa sawit. Hal ini dilakukan ibu-ibu tersebut karena marah akibat warung remang-remang tersebut dijadikan tempat "jajan" oleh suami mereka.

Salah seorang ibu bahkan mengatakan bahwa warung remang-remang tersebut sudah lima tahun
belakangan dijadikan tempat mangkal suaminya. Pernyataan ibu tersebut sangatlah aneh dan lucu, mengapa baru sekarang (setelah lima tahun) ia mengamuk dengan merusak warung remang-remang tersebut? Mengapa bukan sejak dulu atau sejak awal ia melabrak warung remang-remang itu? Mengapa juga yang diamuk adalah warung remang-remang tersebut? Mengapa bukan suaminya yang diamuk atau setidaknya "dinasihati" olehnya?

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud membela keberadaan warung remang-remang di mana pun itu. Namun, hendak memperlihatkan bahwa sasaran amuk seseorang atau sekelompok orang seringkali tidak pada tempatnya alias salah sasaran. Bukankah para ibu pengajian itu adalah orang-orang beriman yang memiliki Tuhan dan agama serta pemimpin agamanya? Mengapa mereka tidak meminta bantuan Tuhan atau agama atau pemimpin agamanya untuk "menegur" dan memimpin para suami mereka ke jalan yang benar? Dengan demikian, mereka tidak perlu main hakim sendiri dengan melampiaskan amarah mereka terhadap keberadaan warung remang-remang tersebut. Ataukah, Tuhan atau agama atau pemimpin agama mereka sudah tidak mampu lagi "mengendalikan" libido para suaminya?

Jangan-jangan ada masalah begitu dalam dan rumit yang terjadi di dalam rumah tangga mereka yang tidak bisa dicapai dan dipecahkan oleh para pemimpin agama bahkan Tuhan mereka. Jika demikian yang terjadi, bukankah pasangan yang telah menikah dianggap sudah dewasa sehingga diharapkan bisa menyelesaikan setiap masalah dengan "kepala dingin" (baca: akal sehat)? Seandainya akal sehat digunakan maka permasalahan tidak perlu diselesaikan dengan cara kekerasan apalagi sampai mengamuk, salah sasaran pula. Malu ah, kan dilihat banyak orang tuh!

Godaan Uang

Uang bisa menggoda siapa saja, tanpa terkecuali, bukanlah mitos belaka. Godaan memiliki uang yang cukup berlimpah mampu menghinggapi setiap orang, baik tua-muda, kaum lelaki-perempuan, masyarakat biasa (pekerja), pemimpin, bahkan pemimpin agama. Dan inilah yang juga dialami oleh salah seorang petinggi senior Gereja Katolik di Italia. Ia dituduh telah melakukan korupsi ketika masih menjabat sebagai kepala departemen pengawasan dana misi-misi Vatikan hingga 2006. Jabatan yang dimilikinya itu membuat Kardinal yang terpenting di Italia tersebut memiliki akses terhadap seluruh keuangan dan aset kepemilikan di departemen yang dipimpinnya.

Ternyata salah seorang petinggi senior agama di Italia tidak kuasa menahan godaan untuk memiliki uang, bahkan dengan cara yang curang alias korupsi. Setiap orang memang memiliki kecenderungan untuk memiliki sejumlah uang, entah banyak atau sedikit (relatif), walaupun hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang tidak halal. Keinginan untuk memiliki uang merupakan hal yang sangat wajar, namun menjadi sangat tidak wajar jika hal yang sama dilakukan dengan cara curang (korupsi). Terlebih, jika hal itu dilakukan oleh seorang pemimpin senior agama padahal agamanya sendiri mengajarkan, "Tuhanlah yang akan mencukupkan segala kebutuhanmu."

Minggu, 20 Juni 2010

Kesurupan Massal

Beberapa waktu lalu diangkat tulisan mengenai kesurupan. Kali ini fenomena yang serupa bukan hanya dialami oleh satu orang melainkan belasan orang lainnya. Mereka adalah para pegawai pabrik sepatu di Cianjur, Jawa Barat. Ternyata kesurupan bisa dialami oleh lebih dari satu orang (bahkan massal) di tempat yang sama. Artinya, kesurupan dialami oleh banyak orang di satu tempat (sekolah atau tempat kerja seperti pabrik). Fenomena kesurupan massal ini semakin membuat orang percaya bahwa kesurupan tersebut memang diakibatkan "roh /makhluk halus" yang merasuki tubuh orang banyak itu. Hal ini biasanya didukung oleh pernyataan orang-orang setempat yang mengatakan bahwa dulu di tempat tersebut ada orang yang meninggal akibat kecelakaan (kerja atau lalu lintas) atau meninggal akibat dibunuh. Pernyataan-pernyataan semacam itu semakin menebalkan kepercayaan orang terhadap adanya "roh/makhluk halus" yang bisa merasuki tubuh manusia. Apakah benar demikian?

Tulisan mengenai kesurupan yang lalu sebenarnya telah menyinggung kaitan antara psikososial seseorang dengan tubuh, khususnya otak orang yang bersangkutan (rekan Moralizm, di kolom tanggapan, telah menjelaskan hal tersebut dengan cukup rinci). Artinya, berbagai hal yang terjadi atau dialami sehari-hari (sosial) oleh manusia disimpan dalam otak, khususnya hal-hal yang sangat baik dan sangat buruk. Hal-hal inilah yang direkam oleh dan dalam otak setiap manusia. Ketika ingatan-ingatan mengenai hal yang sangat buruk (menyakitkan) muncul dan orang itu tidak kuasa mengendalikan ingatan dan "perasaan" menyakitkan itu, maka motoriknya bergerak tidak beraturan dan biasanya sangat kuat. Ini terjadi akibat rangsangan yang dikirimkan dari otak yang menyimpan berbagai ingatan buruk tersebut.

Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa sesungguhnya fenomena kesurupan yang dipercaya begitu banyak orang sebagai akibat "roh/makhluk halus" yang merasuki tubuh manusia adalah keliru. Sesungguhnya yang terjadi dalam fenomena kesurupan adalah gejala psikososial yang tidak mampu dikendalikan oleh orang-orang tertentu sehingga mereka dikatakan mengalami kesurupan.

Mengapa banyak orang dengan mudah mencari penjelasan supernatural terhadap banyak hal yang terjadi di sekitarnya, seperti kesurupan? Karena banyak kelompok masyarakat yang sedari kecil dijejali dan di-"indoktrinasi" oleh berbagai kisah supernatural, seperti adanya tuyul, hantu, setan, wewe gombel, dan sejenisnya. Ditambah, penjelasan supernatural tidak njelimet alias sederhana sehingga memudahkan orang untuk mencerna bahkan mempercayainya. Selain itu, penjelasan secara supernatural, oleh banyak orang dianggap lebih menarik dan dramatis dibandingkan penjelasan saintifik yang dianggap kaku dan dingin. Oleh karena itu, tidak heran jika lebih banyak orang lebih memilih dan mempercayai berbagai penjelasan supernatural ketimbang penjelasan saintifik. Akibatnya, sebagian besar orang lebih mempercayai bahwa kesurupan massal terjadi kerena "roh/makhluk halus" telah merasuki tubuh orang banyak itu daripada mempercayai bahwa hal tersebut terjadi karena dipicu oleh latar belakang ekonomi dan sosial (sulit dan menghimpit) yang dialami orang-orang malang tersebut.

Sunat yang Mematikan

Beginilah akibatnya jika sunat dilakukan dengan sembarangan alias tidak memperhatikan sisi kesehatan dan keselamatan. Semakin bermasalah dan berbahaya karena ternyata sunat yang dilakukan pada kaum laki-laki tersebut dilakukan secara paksa dengan dilandaskan pada mitos-mitos, seperti: penanda bahwa seseorang telah memasuki masa dewasa dan sunat bisa mengurangi resiko terjangkit HIV (seks yang dilakukan antara sesama laki-laki, namun tidak mengurangi penyebaran HIV dari laki-laki terhadap perempuan dan sebaliknya). Berbagai penelitian yang dilakukan di beberapa wilayah di Afrika mengungkapkan bahwa sunat bisa mengurangi resiko penyebaran HIV hanya bila resiko penyebaran HIV di suatu wilayah sangat tinggi.

Hal memprihatinkan lainnya adalah reaksi pemerintah setempat yang sangat lamban sehingga korban nyawa akibat sunat yang tidak bertanggung jawab itu sangat banyak. Dikatakan sebagai sunat yang tidak bertanggung jawab karena dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki surat izin tertentu untuk melakukan operasi sunat alias dilakukan oleh bukan dokter kulit. Artinya, "operasi" sunat tersebut terjadi akibat malpraktik yang dilakukan secara tradisional seperti diberitakan.

Itulah salah satu akibat ketika masyarakat tidak memiliki (diberikan) akses informasi ilmu pengetahuan yang memadai melainkan dicekoki oleh berbagai mitos yang menyesatkan. Mitos yang menyesatkan bukan saja membahayakan pikiran orang-orang yang mempercayainya, bahkan terlebih bisa sangat membahayakan keselamatan orang-orang itu. Seharusnya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam memperkenalkan dan menyebarkan berbagai informasi ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh kemanusiaan serta didukung oleh semangat kritis terhadap warganya. Namun apa jadinya jika yang terjadi malah kebalikannya; pemerintah tidak memperkenalkan dan menyebarkan berbagai informasi kesehatan dan ilmu pengetahuan terhadap warganya melainkan menghembuskan berbagai mitos yang menyesatkan bahkan membahayakan nyawa manusia.

Jika ini yang terjadi maka merupakan sesuatu yang sangat memprihatikan karena ketika dunia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan cara berpikir manusia semakin berkembang dan maju, masih ada saja di orang atau kelompok masyarakat tertentu yang mudah mempercayai mitos. Ketika seharusnya pikiran modern "menyelamatkan" makhluk hidup, namun yang terjadi manusia mati akibat mitos kesehatan yang menyesatkan. Ketika seyogianya ilmu medis modern membantu manusia memerangi penyakit, namun yang terjadi nyawa manusia terancam akibat "ilmu" tradisional.

Jumat, 18 Juni 2010

Santet?

Sosok selebriti Indonesia yang belakangan begitu tenar akibat diduga adegan mesumnya dengan beberapa perempuan beredar luas dikabarkan terkena santet. Berita tersebut disampaikan sendiri oleh kakak kandung Ariel. Dan menurut pengakuan kakak kandung Ariel, beberapa hari lalu ia memperoleh kabar bahwa Ariel terkena santet dari teman Ariel. Lebih jauh diberitakan bahwa akibat santet dari perut Ariel keluar keris, batu, dan lain sebagainya. Apakah yang "lain sebagainya" itu? Apakah benda-benda, seperti: keris dan batu bisa keluar dari tubuh manusia yang masih hidup? Bagaimana cara memasukkannya? Apakah itu yang dinamakan dengan "santet"? Belum lagi ditambah dengan benda-benda lainnya. Jangan-jangan sepatu dan laptop juga bisa keluar dari tubuh seseorang yang masih hidup.

Tidak jarang masyarakat Indonesia yang mempercayai adanya santet, yakni ketika ada orang tertentu yang ingin menyakiti atau mencelakakan orang yang tidak disukainya dengan cara pergi ke dukun. Kemudian si dukun akan mengirimkan "jampi-jampi" sehingga di dalam tubuh orang yang disantet - konon - bisa masuk benda-benda, seperti: batu, cincin, bahkan binatang. Benda-benda itu dimasukkan dari tempat berbeda alias si dukun tidak berada di hadapan orang yang disantet dengan menggunakan kekuatan supernatural. Artinya, benda-benda tersebut bisa berada dalam tubuh orang yang disantet tanpa melalui kontak fisik dengan si dukun. Artinya, terjadi secara tidak normal (disebut paranormal). Apakah hal tersebut (santet) memang bisa terjadi?

Sejauh ini "santet" hanya dikatakan dan dipercaya oleh orang-orang yang memang sudah terlebih dahulu berasumsi bahwa hal supernatural dan paranormal seperti itu benar adanya. Saya sendiri pernah mengikuti dua kali "ritual" yang katanya dialami seseorang yang menjadi korban santet (mengeluarkan sesuatu dari tubuh seseorang yang masih hidup), namun saya tidak melihat ada sesuatu yang keluar dari tubuh orang itu. "Penglihatan" saya ini juga dialami oleh beberapa orang lain pada peristiwa itu, namun "penglihatan" yang berbeda dialami oleh orang-orang lain di saat yang bersamaan. Artinya, saya dan beberapa orang lain tidak melihat ada satu benda pun yang keluar dari tubuh seseorang yang terkena santet, tetapi pada saat yang bersamaan beberapa orang lain melihat ada benda yang keluar dari orang yang sama. Jika demikian yang terjadi, "penglihatan" siapakah yang benar?

Seperti telah diketahui penglihatan, pengalaman, dan memori manusia tidak bisa dijadikan ukuran untuk menilai kebenaran suatu hal, apalagi jika sesuatu itu bernuansa supernatural dan paranormal. Dan setiap orang memiliki asumsi terhadap banyak hal yang ada di sekitarnya. Jika dapat disepakati bahwa setiap orang memiliki asumsi dan bias terhadap banyak hal, maka apa ukuran dan bagaimana menilai kebenaran suatu hal? Sains (ilmu pengetahuan) dan akal sehat seseorang adalah dua ukuran yang bisa digunakan untuk menilai banyak hal, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan supernatural dan paranormal. Harus selalu diingat bahwa sains tidak atau belum bisa menjawab semua hal yang terjadi di alam semesta ini, namun sains dan akal sehat seseorang bisa memberikan rambu-rambu yang dapat menuntun manusia memahami banyak hal di sekitarnya dengan jernih dan jelas.

Kembali pada "kasus" santet dan "penglihatan" mana/siapa yang benar, maka jika kedua hal tersebut hendak dinilai sudah sepatutnya peristiwa tersebut ditempatkan di bawah teropong sains dan akal sehat. Jika peristiwa tersebut diteropong menggunakan sains dan akal sehat maka dapat dijelaskan mengapa ada pihak yang "melihat" dan "tidak melihat." Apakah dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pihak yang "melihat" dapat menyatakan hal tersebut karena sebelumnya sudah terlebih dulu mempercayai hal tersebut meski peristiwa itu sendiri belum terjadi? Bagaimana dengan pihak yang "tidak melihat"? Bukankah pendapat mereka juga perlu didengarkan? Namun mengapa selama ini hanya suara mereka yang "melihat"-lah yang diperhatikan, bahkan disebarluaskan? Hal ini malah semakin menimbulkan kecurigaan bahwa ada latar belakang tertentu yang membuat banyak orang mempercayai hal-hal yang bernuansa supernatural dan paranormal seperti santet.

Kamis, 17 Juni 2010

Tunggu Dulu Dong...

Orang-orang Katolik di Argentina dihebohkan oleh ukiran Yesus yang menangis darah. Dikabarkan bahwa ukiran Yesus di salah satu gereja kecil di Argentina menangis darah. Tak pelak lagi fenomena ini segera menyedot perhatian warga Katolik di sekitar tempat itu dan ribuan orang dikabarkan mendatangi gereja tersebut.

Otoritas Katolik setempat diberitakan telah mengambil dan mengirim sampel cairan yang mengalir dari dahi (tempat mahkota duri) ke pipi Yesus tersebut untuk diteliti secara ilmiah, apakah darah tersebut merupakan darah manusia. Meski hasil penelitian kimia belum keluar, namun hal ini tidak menghalangi ratusan bahkan ribuan warga Katolik untuk mempercayai kebenaran fenomena tersebut. Otoritas tertinggi Katolik - Vatikan - telah mengeluarkan pernyataan yang bijak dengan menyatakan bahwa orang beragama (dhi. warga Katolik) harus berhati-hati dengan fenomena serupa. Bahkan Vatikan mengakui bahwa kebanyakan fenomena seperti itu adalah buah imajinasi dari orang-orang yang berkhayal demi memperoleh uang.

Pernyataan Vatikan mengenai "imajinasi" dan "khayalan" sebenarnya kurang tepat karena yang lebih tepat adalah "pareidolia." Beberapa tulisan terdahulu mengangkat tema "pareidolia" tersebut (1, 2, 3). Kasus "pareidolia" sangat sering ditemukan dalam konteks keagamaan, namun demikian sama sekali tidak menutup kemungkinan terjadi pada kasus-kasus di luar konteks keagamaan, seperti telah diangkat dalam beberapa tulisan di blog ini.

Ada hal janggal yang ditemukan melalui pernyataan otoritas Katolik setempat yang mengatakan bahwa sampel cairan - yang mirip darah - itu sedang diteliti untuk melihat apakah cairan tersebut darah manusia atau bukan. Janggal karena cairan tersebut terdapat di sebuah ukiran, dan mengapa harus dibuktikan apakah cairan tersebut merupakan darah manusia atau bukan. Dan karena dikaitkan dengan Yesus (cairan tersebut terdapat di ukiran wajah Yesus), bukankah Yesus sendiri telah mati dan naik ke surga, seperti diimani oleh umat Kristen sedunia? Apakah Yesus yang sudah mati dan naik ke surga bisa mengeluarkan darah (lagi) melalui sebuah ukiran yang terdapat di dunia? Apakah darah Yesus menetes dari surga (jika surga berada di atas bumi atau terdapat di langit/angkasa) hingga jatuh di salah satu ukiran yang terdapat di sebuah gereja kecil di Argentina? Dengan demikian, pernyataan otoritas Katolik setempat tersebut sangat janggal karena cairan tersebut terdapat di sebuah ukiran, kecuali jika memang ada seseorang yang telah dengan sengaja meneteskan darah manusia di ukiran wajah Yesus itu. Jika demikian yang terjadi, maka tentu, cairan tersebut memang berasal dari seorang manusia, dan yang pasti, bukan berasal dari Yesus karena ia sudah tiada.

Bagaimana menjelaskan fenomena seperti yang terjadi di Argentina tersebut? Pisau Ockham adalah cara sederhana sekaligus masuk akal untuk menjelaskan hal seperti itu. Dengan menggunakan Pisau Ockham maka setidaknya orang dapat menjelaskan tiga kemungkinan:

1. Cairan yang mungkin berwarna merah sehingga menyerupai darah yang terdapat di sebuah
ukiran wajah Yesus itu mungkin berasal bahan (kayu) ukiran itu sendiri, atau . . .

2. cairan itu adalah cat yang melapisi ukiran tersebut yang meleleh akibat suhu tertentu, atau . . .

3. ada cairan lain yang menetes dari suatu benda yang terletak di atas ukiran tersebut dan ketikacairan itu tercampur dengan cat yang melapisi ukiran tersebut, maka mengkibatkan warnamerah yang menyerupai darah.

Dengan demikian, fenomena cairan menyerupai darah yang terdapat di ukiran wajah Yesus di Argentina dapat dijelaskan menggunakan Pisau Ockham yang setidaknya bisa menghasilkan tiga kemungkinan yang masuk akal ketimbang satu kemungkinan bahwa cairan tersebut merupakan darah milik Yesus. Ternyata, Pisau Ockham lebih cepat memberikan hasil dibandingkan "penelitian" yang dilakukan oleh pihak yang meneliti cairan di ukiran wajah Yesus. Namun demikian, langkah yang dilakukan otoritas Katolik di Argentina dengan mengirimkan sampel cairan tersebut untuk dianalisis secara ilmiah perlu dihargai. Dan sikap yang seharusnya diambil oleh warga Katolik terhadap fenomena tersebut adalah menunda "kesimpulan iman" mereka dengan menunggu hasil penelitian yang sedang dilakukan.

Bukan "Orang Pintar", tapi Akal Sehat

Seorang warga di Sumatera Selatan sangat terkejut karena foto di kamera ponsel temannya muncul "penampakan" seperti pocong di belakang anaknya. Foto anak Suharno - Jesika - tersebut diambil oleh temannya dan menggunakan kamera ponsel temannya itu. Dan menurut pengakuan Suharno dan kemungkinan juga temannya, foto di ponsel tersebut terjadi begitu saja alias sama sekali tanpa ada rekayasa.

Ketika orang melihat hasil foto tersebut memang akan melihat seperti adanya "penampakan" pocong yang membelakangi kamera ponsel. Mengapa ada benda seperti pocong muncul di hasil kamera ponsel tersebut? Secara sangat sederhana jawaban saya adalah: tidak tahu. Namun yang pasti, kamera, entah ponsel, otomatis, ataupun yang menggunakan "tele" saat pertama kali dibuat bukan bertujuan untuk "menangkap" benda-benda atau objek-objek yang oleh banyak orang dikatakan sebagai "makhluk halus" melainkan untuk mengabadikan semua objek yang nyata. Oleh karena itu, ketika dewasa ini ketika banyak orang mengklaim dengan begitu yakin bahwa kamera bisa juga menangkap objek-objek "halus" maka hal itu sangatlah janggal.

Hal masuk akal yang bisa dicari penjelasannya mengenai hal tersebut adalah bahwa sangat mungkin jika teman Suharno telah dengan sengaja membuat dan menempatkan benda atau patung yang menyerupai pocong tersebut di belakang Jesika tanpa sepengetahuan anak tersebut. Dan ketika foto tersebut diperlihatkan oleh Jesika kepada ayahnya, kemungkinan besar teman Suharno tidak mengakui perbuatannya. Hal ini dilakukan mungkin karena ia tidak menyukai jika ada anak-anak, khususnya Jesika, bermain di sekitar rumahya. Namun hal ini sangat bersifat dugaan, walaupun masih lebih masuk akal daripada ada "penampakan" seperti pocong di belakang Jesika

Diberitakan saat itu Jesika sedang bermain bersama teman-temannya. Namun, mengapa hanya ada Jesika di hasil kamera ponsel tersebut? Hal ini semakin menebalkan kecurigaan jika teman Suharno tersebut sesungguhnya tidak menyukai keberadaan Jesika atau ia (teman Suharno) memiliki kebencian tertentu terhadap Suharno dan sedang berupaya membuat Suharno resah, mungkin melalui menakut-nakuti anaknya. Hal ini pun bersifat dugaan, meski tetap jauh lebih masuk akal dibandingkan "penampakan" pocong di belakang Jesika.

Hal yang patut disoroti dalam berita tersebut adalah sikap Suharno terhadap hasil kamera ponsel temannya tersebut, di mana ia mencari "orang pintar" untuk memperoleh petunjuk mengenai langkah apa yang harus dilakukannya. Ini adalah hal yang ironis, jika Suharno seorang beragama, karena ia lebih memilih mencari "orang pintar" ketimbang langsung "mencari petunjuk Tuhan" atau bertanya kepada pemimpin agama yang dipercayainya. Apakah sikapnya tersebut menunjukkan bahwa ia lebih mempercayai "orang pintar" ketimbang pemimpin agama atau bahkan Tuhan yang selama ini dipuji dan dipujanya? Akhirnya, ia segera berdoa demi keselamatan anaknya setelah memperoleh petunjuk dari "orang pintar." Ternyata, seorang beragama lebih mendahulukan petunjuk "orang pintar" daripada arahan pemimpin agama, bahkan "suara" Tuhan yang selama ini disembahnya.

Sikap Suharno tersebut, selain ironis juga sangat janggal karena ia mempercayai Tuhan sebagai kekuatan terakbar, namun takut pada sesuatu yang tidak nyata. Ia percaya pada Tuhan sekaligus takut pada pocong. Sangat memprihatinkan. Sesungguhnya yang dibutuhkan oleh orang-orang seperti Suharno bukanlah "orang pintar", tapi akal sehat. Ketika akal sehat seseorang sudah sama sekali tidak jalan, maka ia mudah percaya dan takut pada semua hal.

Orang beragama selalu menggaungkan bahwa Tuhan yang disembahnya adalah kekuatan tertinggi dan pelindung terakbar dalam hidup bahkan dunia ini, walaupun ia sendiri belum pernah melihat dan berjumpa dengan Tuhannya itu. Namun, ketika melihat sesuatu yang tidak nyata (seperti pocong, hantu, atau segala jenis "makhluk halus" lainnya) ia segera "takjub" (baca: percaya sekaligus ketakutan). Dengan demikian, meski tidak pernah melihat Tuhan, ia mempercayainya sekaligus mempercayai hal-hal yang sesungguhnya tidak nyata. Hal inilah yang ternyata dialami oleh sebagian besar orang beragama, walaupun mereka tidak menyadarinya, yakni mudah percaya terhadap hal-hal gaib (baca: tidak nyata), baik Tuhan, malaikat, maupun tuyul, pocong, hantu, dan sejenisnya.

Selasa, 15 Juni 2010

Jenglot Berbadan Ular

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk diperhatikan meski untuk mendapatkan perhatian tersebut ia rela melakukan berbagai cara, termasuk membuat cerita-cerita yang tidak masuk akal. Kecenderungan memperoleh perhatian yang ini setidaknya dilakukan supaya dirinya dikenal banyak orang, dan biasanya popularitas diikuti oleh uang yang mengalir ke kocek orang yang bersangkutan. Hal inilah yang sepertinya dilakukan oleh seorang warga di Medan ketika ia mengaku kediamannya didatangi oleh jenglot manusia berbadan ular. Pihak kepolisian setempat segera mencurigai laki-laki tersebut hanya membuat cerita untuk menarik perhatian warga demi memperoleh keuntungan tertentu.

Hal yang bisa dilakukan terkait dengan laki-laki tersebut adalah mencoba mencari tahu apa yang menjadi motif tindakannya tersebut. Artinya, apakah (keluarga) laki-laki tersebut hidup dalam tekanan ekonomi tertentu sehingga jika terbukti ia berada dalam kesulitan ekonomi, maka sangat mungkin tindakannya tersebut dilandasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Namun, jika ternyata ia tidak berada dalam tekanan situasi ekonomi, maka bisa jadi tindakannya itu dilandasi untuk mendapatkan popularitas meski ujung-ujungnya berimbas juga pada ekonomi.

Popularitas dan uang sesungguhnya ada dalam diri setiap orang. Namun perbedaannya terletak pada kadarnya yang beragam. Artinya, setiap orang memiliki kecenderungan untuk populer (dikenal banyak orang) dan memiliki uang dalam jumlah tertentu (meski tidak disebutkan jumlahnya). Dalam kadar tertentu kecenderungan ini sangatlah wajar, namun menjadi tidak janggal ketika popularitas dan uang tersebut berupaya diperoleh dengan menghalalkan berbagai cara, termasuk membuat cerita demi menarik perhatian orang banyak.

Pemimpin Agama yang Mabuk

Setelah berita mengenai Pemimpin Agama yang Kejam kali ini mengenai seorang pemimpin agama yang mabuk. Dikabarkan bahwa salah seorang pemimpin agama (Kristen) di Pakistan beserta seorang rekannya membuat resah di salah satu panggung hiburan ketika pertunjukan tengah berlangsung. Berdasarkan laporan dinyatakan bahwa pemimpin agama tersebut berada di bawah pengaruh minuman keras (alkohol) ketika melakukan "aksi"-nya. Hal kontroversial lainnya adalah bahwa ia mengkonsumsi alkohol di tempat umum yang ternyata dilarang oleh pemerintah Pakistan.

Jika banyak orang seringkali mengumandangkan bahwa pemimpin agama adalah seseorang yang seyogianya menjadi teladan, di mana kata-kata dan tindakannya menjadi panutan banyak orang khususnya jemaatnya, maka apa jadinya jika ternyata pemimpin agama adalah seseorang yang cenderung membuat keresahan di tempat keramaian apalagi tindakannya tersebut disertai dengan adanya kadar alkohol dalam darahnya. Tidak ada masalah sejauh seorang pemimpin agama mengkonsumsi alkohol di dalam rumah atau tempat pribadinya karena hal tersebut tidak diketahui oleh banyak orang. Namun hal yang serupa menjadi sangat bermasalah ketika dilakukan di muka umum kemudian menimbulkan keresahan bagi banyak orang dan dilakukan di wilayah yang oleh pemerintah setempat dilarang untuk mengkonsumsi alkohol. Ini artinya orang tersebut tidak tahu malu sekaligus tidak peduli terhadap aturan yang berlaku.

UFO di Pontianak

Fenomena UFO kali ini muncul di langit Pontianak, setidaknya itulah yang sangat diyakini oleh seseorang bernama Jaka. Ia sendiri bukanlah yang merekam fenomena itu secara langsung. Artinya, rekaman itu bukan berasal dari kamera ponsel miliknya dan bukan ia yang merekamnya melainkan, menurut pengakuannya, berasal dari anak tetangganya. Rupanya hal inilah yang membuat orang tersebut begitu yakin jika benda di langit tersebut adalah UFO padahal sejumlah kejanggalan dapat langsung ditemukan hanya dengan membaca berita tersebut.

Mengenai fenomena benda di langit yang oleh banyak orang (sangat) diyakini sebagai UFO, setidaknya ada dua hal yang bisa dikemukakan: Pertama, orang-orang yang begitu meyakininya sangat mungkin mengalami fenomena yang dinamakan pareidolia. (Beberapa tulisan yang lampau telah mengangkat tema pareidolia dalam kaitannya dengan keagamaan walaupun pareidolia sendiri tidak tertutup pada hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.) Artinya, orang-orang yang (sangat) yakin akan keberadaan UFO sudah terlebih dulu mempercayai bahwa ada sesuatu yang dinamakan UFO walaupun tidak didukung oleh bukti-bukti yang relevan dan kuat. Biasanya beberapa hal yang disebut/dinamakan bukti itu hanyalah cerita dari mulut ke mulut mengenai UFO dengan semata-mata berdasar pada rekaman video atau foto yang sangat mungkin sebenarnya merupakan pantulan cahaya terhadap benda-benda di darat belaka. Hal-hal ini semakin diperkuat dengan begitu banyaknya film yang bertemakan UFO, seperti The X-Files, E.T., dan Aliens.

Hal kedua yang bisa dikemukakan mengenai orang-orang yang begitu mempercayai keberadaan UFO walaupun tidak didukung oleh berbagai bukti relevan dan kuat adalah self-delusion. Artinya, orang-orang tersebut tetap (sangat) mempercayai adanya UFO walaupun bukti-bukti yang disajikan malah berlawanan dengan "kepercayaan" mereka sehingga mereka disebut mengalami self-deluding. Orang-orang seperti itu tidak mau mengubah pandangannya apalagi "kepercayaan"-nya mengenai suatu hal meskipun pandangan dan "kepercayaan"-nya tidak didasarkan pada berbagai bukti relevan dan kuat. Mereka telah menutup "pikiran"-nya terhadap bukti-bukti yang bertolak belakang dengan pandangan dan "kepercayaan"-nya.

Orang-orang yang tidak mau mengubah pandangan dan "kepercayaan"-nya walaupun bukti-bukti berbicara sebaliknya selalu mendasarkan keyakinannya tersebut pada hal-hal, seperti: perasaan, penglihatan, memori bahkan pengalamannya sendiri. Namun banyak orang tidak menyadari bahwa banyak hal-hal tersebut sangat rentan terhadap self-delusion, self-affirmation, self-deception, dan wishful thinking. Oleh karena itu, perasaan, penglihatan, memori, bahkan pengalaman seseorang sama sekali tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menentukan kebenaran suatu hal.

Kembali pada fenomena UFO di Pontianak, maka hasil rekaman video yang berasal kamera ponsel merupakan bukti yang sangat lemah karena tidak ditunjang oleh bukti-bukti lainnya. Artinya, jika UFO memang benar ada maka dibutuhkan lebih dari rekaman video dan foto. Sekalian lama fenomena UFO muncul dan beredar, masak tidak ada satu bukti fisik
pun yang menunjukkan keberadaan berbagai hal yang berkaitan dengan UFO, seperti: benda, potongan pakaian, pesawat, atau jejak makhluk luar angkasa.

Sabtu, 12 Juni 2010

Pemimpin Agama yang Kejam

Pemimpin adalah seseorang yang menjadi teladan bagi para anggota kelompoknya atau orang-orang yang dipimpinnya. Hal yang serupa juga berlaku dalam lingkungan agama, di mana seorang pemimpin atau pemuka agama menjadi panutan bagi jemaatnya. Ia menjadi panutan karena bukan saja kata-katanya yang didengar dan diteladani, tindakannya pun menjadi contoh bagi jemaatnya. Idealnya, seorang pemimpin, entah politik, agama, ataupun pemimpin apapun itu adalah orang yang memberikan berbagai contoh yang baik orang-orang yang dipimpinnya karena ia adalah panutan. Seorang pemimpin bukan hanya diteladani oleh para anggota kelompoknya, tetapi juga diperhatikan oleh orang-orang yang berada di luar kelompoknya. Oleh karena itu, pemimpin adalah seseorang yang, baik kata-kata dan tindakannya dicontoh oleh banyak orang.

Namun, apa jadinya jika seorang pemimpin mengeluarkan kata-kata yang mengakibatkan kematian begitu banyak orang? Banyak pemimpin dunia yang melalui kata-katanya telah mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan begitu banyak orang. (Ingat saja Hitler, Stalin, Musolini, Pol Pot, Marcos, dan Suharto.) Terlebih, kata-kata yang mengakibatkan kematian ratusan ribu orang itu berasal dari seorang pemimpin agama. Apakah itu pemimpin agama ideal yang selalu digadang-gadang sebagai "utusan" Tuhan di dunia karena membawa pesan perdamaian dan kasih dari Tuhan bagi dunia? Tentu tidak, bukan?! Mungkin figur seorang pemimpin agama yang ideal sudah bergeser dari pemimpin yang membawa perdamaian menjadi pemimpin yang membawa kesengsaraan dan penderitaan. Ah, betapa mengerikannya jika agama-agama di dunia dipimpin oleh orang-orang kejam yang tidak memiliki "rasa" kemanusiaan!

Meramal Masa Depan

Urusan masa depan memang cukup menarik perhatian bagi banyak orang sehingga mereka berusaha mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang. Fenomena ini ternyata bukan hanya melanda masyarakat "biasa", tetapi juga artis (public figure). Menariknya lagi, urusan masa depan ini melibatkan orang-orang tertentu yang disebut sebagai peramal. Peramal adalah orang yang dipercaya memiliki "kemampuan khusus" untuk menerawang atau "melihat" masa depan seseorang. Melalui jasa para peramal maka hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang dapat diketahui. Salah seorang artis yang rupanya sering menggunakan jasa peramal adalah Brad Pitt.

Ron Bard bisa dianggap peramal pribadi Brad Pitt. Atau setidaknya, Brad Pitt sering meminta "pertolongan" Ron untuk "melihat" masa depannya. Diberitakan pula jika Ron memuji artis tersebut setinggi langit. Tentu ia (akan) memuji kliennya tersebut karena ia dibayar mahal berkat jasanya meramal Brad Pitt. Tidak mungkin ia menjelek-jelekan Brad Pitt jika tidak ingin kehilangan pundi-pundinya. Terlebih, dikabarkan bukan hanya Brad Pitt yang menjadi memerlukan jasanya melainkan ada beberapa artis Hollywood (tidak disebutkan siapa saja). Sangat kecil kemungkinannya jika Ron menjelek-jelekan Brad Pitt atau artis lainnya karena hal tersebut akan mempengaruhi "pangsa pasar" ramal-meramal dia di kalangan artis Hollywood.

Satu hal yang sangat menarik dari mengenai Brad Pitt dalam hubungannya dengan urusan ramal-meramal adalah ketika ia pertama kali Ron meramalkan masa depannya dengan Jennifer Aniston yang ternyata kandas. Apakah ramalan Ron salah? Atau, apakah ia tidak bisa meramal hubungan Brad dan Jeniffer yang kemudian terbukti gagal? Atau mungkin Ron sebenarnya saat itu telah meramalkan jika hubungan antara Brad dan Jennifer akan kandas di kemudian hari? Jika memang demikian, mengapa Brad tetap menikahi Jennifer, bukan sebaliknya langsung memutuskan hubungannya dengan Jennifer? Anehnya, Brad tetap "berkonsultasi" dengan Ron. Mungkin ia berpikir jika "percobaan" pertama bisa salah, maka dibutuhkan "percobaan" kedua, ketiga, dan seterusnya. Dan ketika salah satu "percobaan" itu sepertinya terlihat "berhasil", maka ia pun meneruskan "konsultasi" ramalannnya terhadap Ron.

Ternyata urusan "melihat" masa depan sudah menjadi bisnis tersendiri khususnya di kalangan artis (Hollywood) dan orang-orang berduit karena melibatkan gengsi tersendiri di antara mereka yang terlibat di dalamnya. Hal menarik lainnya dari fenomena dan bisnis ramal-meramal ini adalah figur peramal yang juga terkenal karena pergaulannya dengan para artis, seperti yang terjadi di negeri ini (sebut saja misalnya Mama Lauren). Oleh karena para artis sering menggunakan "jasa" peramal maka peramal itu turut terkenal, dan masyarakat pun ikut-ikutan pergi ke tempat-tempat yang menyajikan aksi ramal-meramal walaupun ramalannya salah. Masyarakat mempercayai ramalan yang salah karena para artis yang diidolakannya melakukan hal yang serupa.

Jumat, 11 Juni 2010

"Membersihkan" Desa

Seorang remaja Bali membuat heboh karena menyetubuhi seekor sapi di desanya. Perbuatan remaja tersebut dipergoki seorang warga sehingga mengharuskan pemimpin/ketua adat desa setempat melakukan upacara "membersihkan" desa. Ini dilakukan untuk "membersihkan" desa akibat perbuatan tidak senonoh remaja tersebut karena ia dianggap telah "mengotori" desa tersebut. Oleh karena itu, sapi yang menjadi "korban" tindakan aib remaja tersebut harus dibuang ke laut, namun si pemilik sapi memperoleh ganti rugi sebesar lima juta rupiah. Sedangkan remaja tersebut hanya dimandikan di laut untuk membuang aib dan kotor akibat perbuatannya tersebut.

Banyak orang percaya bahwa jika seseorang melakukan tindakan yang melanggar norma tertentu dalam masyarakat, maka ia harus disertakan atau mengikuti upacara tertentu yang bertujuan untuk "membersihkan" orang tersebut dari "kotoran." Tentu, ini hanyalah simbol karena sesungguhnya tindakan orang tersebut sudah terjadi dan berlalu (kenyataan), namun ingatan orang lain dan dirinya terhadap tindakan tersebut tetap tersimpan. Namun sayangnya hal ini tidak disadari oleh banyak orang.

Sesungguhnya yang dibutuhkan remaja itu adalah tindakan yang lebih nyata dan berguna mengingat apa yang telah dilakukannya. Artinya, ia tidak membutuhkan upacara "pembersihan" dari tindakan aib yang "mengotori" desa serta dirinya melainkan analisis yang jernih untuk memperoleh penyebab ia melakukan tindakan tersebut. Dengan demikian, remaja itu memperoleh penanganan yang tepat dan sesuai dengan analisis bio-psikologis yang telah dilakukan seakurat mungkin.

Minum Darah untuk Keberuntungan

Ketika akal sehat sudah sama sekali tidak berfungsi manusia mampu melakukan berbagai hal yang tidak masuk akal dan kejam, seperti membunuh sesamanya. Hal serupa terjadi di Kenya ketika seorang laki-laki muda membunuh 17 orang (rata-rata perempuan) untuk diminum darahnya. Ini dilakukan karena dipercaya mampu memberikan keberuntungan bagi laki-laki tersebut. Sebenarnya ia diharuskan membunuh 100 orang, namun untungnya tindakan keji tersebut segera diketahui pihak kepolisian sehingga laki-laki itu langsung ditangkap.

Berita tersebut hanyalah salah satu contoh nyata di mana akal sehat manusia tidak lagi digunakan sehingga dengan mudahnya ia mempercayai perintah yang diberikan oleh orang lain. Manusia bisa bertingdak sangat tega terhadap orang lain demi memperoleh keberuntungan walaupun keberuntungan itu diperoleh dengan cara melenyapkan nyawa sesamanya. Ketika akal sehat sudah tidak lagi digunakan, maka jangan heran dan kaget jika manusia melakukan suatu tindakan yang tidak masuk akal.

Keselamatan Spiritual Jiwa?

Lady Gaga, melalui sutradaranya Steven Klein, mengutarakan pembelaan terkait video klip terbaru yang dikritik kalangan Katolik karena menampilkan simbol agama (Rosario) dan biarawati Katolik. Dinyatakan bahwa video klip tersebut melambangkan pertentangan karakter antara kejahatan di dunia dan keselamatan spiritual jiwa. Pernyataan tersebut sepertinya hendak menyatakan bahwa Lady Gaga dan Steven Klein percaya bahwa antara dunia dan spiritual jiwa terjadi pertentangan dan pertempuran sehingga spiritual jiwa membutuhkan atau perlu diselamatkan.

Banyak orang menganggap bahwa dunia ini jahat. Namun lebih tepatnya adalah bahwa banyak orang di dunia ini yang jahat. Dunia, pada dan dalam dirinya sendiri, tidaklah jahat, tetapi manusia yang hidup di dalamnyalah yang bisa dikatakan jahat. Orang-orang yang meyakini bahwa dunia ini jahat percaya bahwa dunia bukanlah akhir dari perjalanan hidupnya karena masih ada "kehidupan lain" yang akan berlangsung setelah kehidupan di dunia ini. Artinya, mereka percaya bahwa setelah kematian menjemput jiwa atau spirit mereka tidak akan mati seperti tubuh/raganya melainkan terus mengalami kehidupan, entah di surga atau neraka atau nirvana. Dengan demikian, mereka percaya bahwa manusia memiliki jiwa atau spirit yang abadi/kekal/tidak akan mati dan jiwa inilah yang akan terus hidup. "Kehidupan lain" yang dipercaya banyak orang ini disebut kehidupan setelah kematian.

Apakah manusia memiliki jiwa atau spirit yang bersifat abadi tersebut? Ini adalah pandangan klasik yang tidak terbukti kebenarannya karena tidak didukung oleh data-data fisik yang meyakinkan dan kuat. Banyak orang yang mendukung pandangan manusia yang memiliki jiwa atau spirit yang kekal mendasarkan pandangannya pada peristiwa out-of-body experience yang dialami banyak orang. Mereka menggunakan pengalaman out-of-body experience sebagai bukti bahwa manusia memiliki jiwa atau spirit (bahkan abadi). Apakah out-of-body experience merupakan bukti bahwa manusia memang memiliki jiwa atau spirit?

Out-of-body experience, secara sangat sederhana, merupakan fenomena yang terjadi akibat salah satu syaraf dan/atau sel di otak manusia berhenti bekerja sehingga seseorang yang mengalaminya merasa bahwa jiwa atau rohnya pergi meninggalkan tubuh/raganya. Jadi, orang tersebut sebenarnya tidak memiliki jiwa atau roh melainkan memperoleh stimulus di salah satu sel otaknya sehingga merasa bahwa jiwa atau rohnya pergi meninggalkan tubuhnya. Dengan demikian, pertanyaan "apakah jiwa atau spirit bisa diselamatkan?" sangatlah tidak relevan karena keberadaan jiwa atau spirit sendiri tidak bisa dibuktikan. Oleh karena itu, "keselamatan spiritual jiwa" seperti yang dinyatakan Lady Gaga melalui sutradaranya, sangatlah janggal karena tidak didukung oleh bukti-bukti yang relevan.

Rabu, 09 Juni 2010

Berunjuk Rasa dengan Darah

Berunjuk rasa sepertinya sudah menjadi kebiasaan manusia ketika menemukan/menghadapi hal yang bertolak belakang dengan pandangan (kelompoknya). Terlebih, jika pandangan yang bertentangan tersebut dianggap telah menodai pandangan yang dianutnya sehingga para pengikut pandangan "salah" tersebut dituding sebagai kafir/bida'ah. Dengan demikian, pandangan yang berbeda tersebut dianggap telah menyalahi norma atau aturan atau ajaran yang "benar" menurut ajaran yang dianut.

Pemandangan selama ini orang biasa temukan ketika unjuk rasa berlangsung adalah kerumunan orang yang berteriak-teriak sambil mengangkat spanduk dan terkadang ada spanduk yang dibubuhi tanda tangan. Namun, sudah beberapa tahun belakangan pemandangan tadi disertai
juga dengan aksi memberikan cap jempol darah di spanduk yang telah disediakan. Ini bukan lagi pemandangan yang aneh karena belakangan sudah biasa dilakukan oleh kelompok yang sedang berunjuk rasa.

Unjuk rasa yang disertai dengan membubuhkan cap jempol menggunakan darah orang yang berunjuk rasa juga dilakukan dalam unjuk rasa keagamaan. Artinya, aksi unjuk rasa yang bernuansa keagamaan pun disertai aksi membubuhkan cap jempol darah. Tentu, kebebasan berekspresi merupakan hak setiap orang. Namun, ketika ekspresi tersebut melibatkan darah, bagi saya, setidaknya ada dua hal yang bisa dikemukakan. Pertama, darah menunjukkan/menampilkan sesuatu yang positif, dan kedua, darah bisa juga melahirkan nuansa yang negatif.

Darah bermakna positif karena menunjukkan bahwa orang yang melakukannya serius, berkomitmen besar, dan tidak main-main. Sementara itu, darah juga bisa dipahami secara negatif karena sepertinya hendak menunjukkan bahwa orang yang melakukannya sangat keras, seorang ekstrimis yang tidak ragu untuk melakukan berbagai hal demi mencapai tujuannya, termasuk melakukan kekerasan.

Saya sendiri kurang setuju jika unjuk rasa melibatkan aksi membubuhkan cap jempol darah karena cenderung menunjukkan kekerasan. Artinya, darah sangat mungkin menyimbolkan ekstrimisme. Orang bisa menganggap darah sebagai pertanda bahwa tujuan akan dilakukan dengan cara apapun dan tidak mempedulikan orang (pihak) atau hal lainnya. Aksi unjuk rasa disertai spanduk dan orasi, menurut saya, sudah cukup menunjukkan jika kelompok yang berunjuk rasa serius dengan aksi yang mereka lakukan. Jadi, pertunjukkan darah dalam suatu aksi unjuk rasa tidaklah diperlukan.

Minggu, 06 Juni 2010

Ketika Agama Ikut Campur

Setelah MUI ikut campur dengan menanggapi kasus Alter, tidak lama berselang pihak Katolik pun tidak mau kalah dengan turut campur menanggapi kasus yang sama. Semua orang tentu berhak memberikan pendapat, pandangan, dan argumennya terhadap semua hal yang terjadi di dunia. Namun alangkah lebih baiknya jika pandangan-pandangan yang dikemukakan dilandasi oleh berbagai argumen yang masuk akal dan jernih serta lebih mengutamakan sisi kemanusiaan ketimbang doktrin agama yang menekan, menghakimi, dan tidak adil.

Menanggapi kasus Alterina, Amidhan dan Benny mengutarakan pernyataan yang serupa bahwa seharusnya Alter menyempurnakan diri/identitasnya dan bukannya mengubah diri dari perempuan menjadi laki-laki karena itu melanggar kodrat. Namun sayangnya, pernyataan kedua petinggi agama Islam dan Katolik tersebut tidak disertai dengan penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan "sempurna", "identitas", dan "kodrat." Hal apakah yang harus di-sempurna-kan Alter? DNA, gen-nya, atau apanya? Jika ya, apakah DNA atau gen atau apanya dari seseorang itu bisa diubah, bahkan di-sempurna-kan? Ini mengasumsikan berarti ada yang sempurna dan tidak sempurna. Apakah tolok ukur yang sempurna dan tidak sempurna itu? Ah...bisa diduga, lagi-lagi (ajaran) agama-lah yang menjadi tolok ukur untuk menilai "kesempurnaan" dan "ketidaksempurnaan" suatu hal.

Selain itu, Amidhan dan Benny tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan "identitas" dan "kodrat." Apakah jenis kelamin seseorang bisa dijadikan ukuran orang tersebut sebagai perempuan atau laki-laki? Apa itu "kodrat"? Takdir? Nasib? Hal yang sudah ditentukan dari sono-nya? Artinya, setiap orang
sejak awal sudah ditentukan oleh tuhannya sebagai ini, itu, atau anu, termasuk menjadi perempuan atau laki-laki. Kalaupun setiap orang sudah "ditentukan" sejak awal (dari kandungan), bukankah manusia diberikan otak untuk berpikir dan menentukan "pilihannya" di kemudian hari? Bukankah setiap agama memberikan "kebebasan" kepada umatnya untuk menentukan pilihannya sendiri? Jika tidak, berarti jelas, agama memang tidak memiliki semangan yang membebaskan, namun sebaliknya, malah membelenggu.

Namun, Benny mengutarakan sesuatu bernuansa positif dengan menyatakan bahwa negara [Indonesia] harus mengatur persoalan ini. Ya, semoga saja pemerintah bisa mengambil keputusan jernih dan seimbang dengan mendasarkannya pada kemanusiaan, bukan pada ajaran agama. (Mengingat mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam (secara "keras"), maka sepertinya harapan tersebut akan menjadi sia-sia belaka.) Jika negara bijak maka seyogianyalah ia
akan lebih menitikberatkan pada tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap warga negaranya. Peraturan, hukum, ataupun undang-undang yang dibuat seharusnya bisa mengatur setiap warga negara secara adil alias tidak memihak sehingga setiap warga negara memperoleh hak kenyamanannya. Semoga saja negara tidak diintervensi oleh agama yang seringkali tidak adil, keras, dan otoriter. (Sekali lagi, harapan yang sepertinya hanya akan tetap tinggal semata-mata sebagai harapan.)

Kasus yang dialami Alter seharusnya dipandang dan disikapi secara hukum, biologis, dan sosiologis. Sama sekali tidak perlu melibatkan agama karena memang tidak ada hubungannya. Jika orang bertuhan mempercayai bahwa setiap orang bertuhan bertanggung jawab secara pribadi terhadap tuhannya, maka biarkanlah keputusan yang telah diambil Alter menjadi pertanggungjawabannya secara pribadi terhadap tuhannya. Hal yang terpenting adalah bahwa ia (Alter) bertanggung jawab melaksanakan semua kewajibannya sebagai manusia, suami, dan warga negara.

Dengan demikian, jelas, agama sama sekali tidak dibutuhkan dalam kasus Alter. Kasus Alter adalah murni kasus kemanusiaan (hukum, biologis, dan sosiologis), bukannya kasus keagamaan. Maka tepat sekali kata-kata kuasa hukum Alter yang mengatakan bahwa agar semua pihak berbicara sesuai dengan keilmuannya. Biarlah kasus yang melibatkan ilmu hukum, biologis, dan sosiologis ini dijelaskan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya. Ini sama sekali tidak berarti mengeksklusifkan ilmu-ilmu tersebut, tetapi itulah akibatnya ketika agama ikut campur, ia bukannya menjelaskan atau memberikan keterangan yang jernih melainkan membuat suatu hal menjadi tidak jelas.

Sabtu, 05 Juni 2010

Tidak Cukup

Kembali, fenomena penampakan benda misterius yang berada di udara/langit berhasil diabadikan melalui kamera HP. Banyak orang segera menduga bahkan langsung menyimpulkan bahwa benda tersebut merupakan UFO. Mengapa banyak orang sangat yakin bahwa memang ada benda "misterius" atau tidak dikenal di langit yang disebut UFO, walaupun sama sekali belum melihat , entah gambar, foto, ataupun video mengenai hal tersebut. Kalaupun memang ada banyak gambar, foto, maupun video yang merekam "benda" di langit yang diyakini banyak orang sebagai UFO, sangat mungkin itu hanyalah pantulan cahaya dari benda yang berada di darat, misalnya: pantulan bagian depan mobil. Sepintas hal tersebut terdengar tidak mungkin, namun sesungguhnya tidaklah demikian karena sudah ada buktinya jika ternyata benda yang berada di darat ketika ketika terkena cahaya dapat terpantul ke udara dan ketika "direkam" oleh kamera terlihat seperti UFO.

Ketika menganalisis fenomena UFO, banyak orang menunggu dan mengharapkan analisis para pakar yang bergerak di bidang fotografi ataupun yang berkaitan dengan kamera dan video. Ini dilakukan untuk membuktikan apakah foto atau gambar atau video tersebut benar-benar menampilkan apa yang ditampilkannya. Artinya, foto atau gambar atau video tentang UFO tersebut memang benar. Dalam banyak kasus dapat dinyatakan bahwa berbagai foto ataupun video yang mendokumentasikan UFO dibuat menggunakan kamera atau video yang kualitasnya sangat baik. Dengan berdasar pada "teori" ini maka dapat diartikan bahwa benda "misterius" di langit adalah UFO.

Namun demikian, hal pembuktian yang didasarkan pada analisis para ahli kamera dan fotografi tersebut sangat tidak cukup karena belum membuktikan apakah benda "misterius" tersebut sebagai UFO atau pesawat luar angkasa yang oleh banyak orang diyakini sebagai alat transportasi alien. Analisis para ahli kamera dan fotografi hanya dapat menyatakan bahwa rekaman yang berupa foto dan/atau video memiliki kualitas yang sangat baik, tetapi belum bisa membuktikan keberadaan UFO itu sendiri. Oleh karena itu, analisis para ahli fotografi dan kamera tersebut akan menjadi lebih baik dan sahih jika disertai dengan analisis para pakar luar angkasa. Analisis para ahli luar angkasa dibutuhkan untuk menjelaskan berbagai kemungkinan mengenai keberadaan dan ketidakberadaan UFO.

Dengan demikian, ketika muncul fenomena benda "misterius" di langit, bukan hanya dibutuhkan pandangan para pakar kamera dan fotografi melainkan juga pandangan para pakar luar angkasa. Ini semua dilakukan demi memperoleh penilaian dan kesimpulan sementara yang lebih seimbang dan jernih.

Jumat, 04 Juni 2010

Sepertinya Kaget...

Beberapa hari lalu terjadi peristiwa yang bagi banyak orang sangat mengagetkan karena seorang yang sehari-hari terlihat sebagai "orang biasa" dan cenderung pendiam mengamuk dan membunuh 12 orang serta melukai 25 orang lainnya. Tanpa dapat diduga sama sekali, khususnya oleh mereka yang dekat (keluarga, tetangga, dan teman-teman sekerja), laki-laki yang cenderung pendiam namun ramah tersebut tega melakukan tindakan yang sangat keji. Tindakannya itu meninggalkan "kesan" yang sangat mendalam, baik orang-orang yang membaca ataupun mendengarkan berita tersebut, terlebih keluarga yang anggotanya menjadi korban.

Banyak orang menanggapi tindakan laki-laki tersebut dengan bersikap sepertinya kaget bahkan tercengang karena sama sekali tidak menyangka perbuatan laki-laki yang memiliki hobi berburu tersebut. Ia membunuh dan melukai banyak orang menggunakan senapan yang biasa digunakannya untuk berburu. Beberapa orang menduga jika perbuatan laki-laki tersebut dipicu dan didorong bukan semata-mata oleh hobi berburu/menembak yang dilakukannya. Sangat mungkin ada latar belakang lain yang membuat laki-laki tersebut membunuh dan melukai banyak orang. Namun sayangnya laki-laki tersebut bunuh diri sehingga para psikolog dan/atau neurolog tidak bisa "membedah" kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam sikap laki-laki tersebut dan apa yang terdapat di dalam otak laki-laki tersebut. Seandainya hal-hal tersebut terjadi maka bisa saja ditemukan jika ia mengidap skizofrenia.

Salah satu hal yang pasti adalah bahwa tindakan yang dilakukan laki-laki tersebut seharusnya tidak disikapi dengan kaget apalagi sampai tercengang karena tindakan tersebut bisa dilakukan siapa saja, khususnya oleh mereka yang mengidap gangguan mental tertentu, seperti skizofrenia. Ini tidak berarti bahwa skizofrenia dan pembunuhan selalu berkaitan. Artinya, pembunuhan tidak selalu diakibatkan oleh skizofrenia atau gangguan mental lainnya. Namun, bisa saja gangguan mental tertentu, seperti skizofrenia mengakibatkan orang yang mengidapnya melakukan perbuatan-perbuatan fatalistik yang bagi banyak orang sangat mengagetkan. Namun demikian, sesungguhnya hal tersebut sama sekali tidaklah mengagetkan karena seluruhnya tindakan manusia dipengaruhi bahkan diatur otak.