Beberapa waktu lalu saya menulis mengenai prana, vitalisme, chi kung, dan terapi. Di Indonesia, tepatnya Surabaya, baru-baru ini muncul fenomena yang sangat sejajar dengan keempat tulisan di atas. Diklaim bahwa kemampuan menyembuhkan yang dimiliki oleh anak tersebut tidaklah diperoleh secara tiba-tiba atau karena memiliki benda-benda [yang dipercaya memiliki kekuatan gaib]. Namun, kemampuan tersebut diperoleh melalui cara yang dilandasi oleh kesadaran penuh karena dipelajari. Sayangnya, sama sekali tidak dijelaskan hal-hal apa saja yang dipelajari anak tersebut sehingga ia diklaim bisa sampai memiliki kemampuan menyembuhkan orang lain.
Hal ini didukung oleh pengakuan beberapa pasien yang menyatakan bahwa penyakitnya langsung hilang setelah bertemu dan disembuhkan oleh anak tersebut. Beberapa orang mengaku yang ketika datang mengidap pusing, kembung, persendian kaki yang sakit, bahkan mengidap penyakit paru-paru dan sesak napas, namun setelah diterapi oleh anak tersebut penyakit-penyakit itu lenyap. Salah satu pasien juga mengaku bahwa ketika disentuh oleh anak tersebut ia merasakan hangat di tubuhnya. Bagaimana menjelaskan semua hal di atas yang jika dilihat sepintas merupakan hal luar biasa bagi beberapa orang? Mereka menganggap fenomena tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa karena gaib alias tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat manusia. Apakah memang demikian?
Sangat bisa diduga dengan kuat bahwa sebagian besar orang yang mendatangi tempat-tempat "penyembuhan" seperti itu sudah terlebih dulu yakin dan percaya bahwa penyembuhan seperti itu memang ampuh. Terlebih, jika berbagai cara (upaya medis) telah dilakukan dan tidak/belum memberikan hasil maksimal. Tentu, dapat diduga kuat bahwa orang-orang tersebut datang ke tempat tersebut dengan harapan dan kepercayaan bahwa penyakitnya akan hilang. Harapan dan kepercayaan yang begitu tinggi dan kuat seperti itu juga didukung oleh berbagai informasi, entah dari media massa ataupun (terutama) dari mulut ke mulut. Hal ini dan keputusasaan akibat penyakit yang tidak kunjung sembuh serta uang yang telah dihabiskan melalui pengobatan medis tertentu telah mendorong banyak orang untuk cenderung mudah mempercayai bahwa ada cara lain yang ternyata lebih sederhana dan jauh lebih murah (berita di atas bahkan gratis) ketimbang berbagai cara yang telah dilakukan sebelumnya. Semua hal ini menstimulasi pikiran orang yang bersangkutan untuk percaya bahwa ia pasti sembuh walaupun ia belum pergi ke tempat "penyembuhan" tersebut. (Banyak orang mengatakannya sebagai "sugesti".)
Jadi, "kesembuhan" yang diperoleh oleh orang-orang tersebut bukanlah kesembuhan yang bisa dijelaskan secara medis atau mungkin juga ditegaskan secara medis. Kalaupun akhirnya kesembuhan orang tersebut ditegaskan oleh medis, maka tetap tidak membuktikan jika kesembuhan tersebut adalah hasil "penyembuhan" yang dilakukan melalui sentuhan atau lambaian tangan tertentu yang dilakukan si penyembuh. Sejauh yang dapat dikatakan bahwa "kesembuhan" yang terjadi merupakan hasil dari dampak placebo. Artinya, "kesembuhan" tersebut dihasilkan oleh harapan dan kepercayaan yang begitu tinggi dan kuat terhadap cara penyembuhan tertentu. Kedua hal tersebut jika dimiliki seseorang sangat mampu mempengaruhi sistem-sistem syaraf dalam tubuh yang akhirnya bisa memberikan dampak pada hormon dan sistem kekebalan tubuh orang yang bersangkutan. Dengan demikian, dampak placebo yang sesungguhnya dipicu oleh dan dari otak manusia mampu mempengaruhi fisik manusia. Namun sayangnya, hal ini tidak banyak diketahui orang karena hanya sedikit orang tertarik mempelajari hal ini dengan lebih mendalam. Ini diakibatkan oleh pragmatisme yang melanda manusia dewasa ini.
Melalui berita yang sama juga dinyatakan bahwa setiap orang yang mendonorkan darahnya di tempat tersebut tidak perlu kuatir karena akan pulih dalam dua menit. Apa yang dimaksud dengan pulih dalam dua menit? Darah orang tersebut akan kembali bertambah dalam dua menit atau sakit akibat tusukan jarum akan pulih dalam dua menit? Saya pikir, orang yang sehat selalu menghasilkan darah bahkan dalam hitungan detik dan akibat tusukan jarum bahkan bisa pulih di bawah dua menit. Jadi, tidak diperlukan "tenaga dalam oleh master penyembuh Chi Sakti" karena semua hal tersebut memang akan terjadi dengan sendirinya, bahkan lebih cepat.
Ternyata kelompok Chi Sakti cukup percaya diri dengan "kemampuan" yang mereka miliki sehingga memberikan alamat lengkap, waktu, dan nomor telepon, baik untuk keperluan pengobatan maupun diklat. Tentu, cara "penyembuhan" seperti ini sangat menarik perhatian orang-orang yang sudah putus asa setelah mencoba berbagai cara pengobatan (medis) dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mereka telah lelah karena berbagai cara telah dilakukan, namun kesembuhan tidak kunjung terjadi. Oleh karena itu, mereka mengambil jalan pintas dan sederhana dengan pergi ke tempat-tempat penyembuhan "alternatif" seperti yang ada di Surabaya tersebut. Mungkin tidak semua tempat dan cara penyembuhan "alternatif" membahayakan keselamatan para pasiennya. Namun yang pasti, cara-cara penyembuhan seperti itu merupakan "alat penyembuh" yang ampuh bagi mereka yang berpikir sangat sederhana hanya karena adanya harapan dan keyakinan yang begitu tinggi dan kuat.
Hal ini didukung oleh pengakuan beberapa pasien yang menyatakan bahwa penyakitnya langsung hilang setelah bertemu dan disembuhkan oleh anak tersebut. Beberapa orang mengaku yang ketika datang mengidap pusing, kembung, persendian kaki yang sakit, bahkan mengidap penyakit paru-paru dan sesak napas, namun setelah diterapi oleh anak tersebut penyakit-penyakit itu lenyap. Salah satu pasien juga mengaku bahwa ketika disentuh oleh anak tersebut ia merasakan hangat di tubuhnya. Bagaimana menjelaskan semua hal di atas yang jika dilihat sepintas merupakan hal luar biasa bagi beberapa orang? Mereka menganggap fenomena tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa karena gaib alias tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat manusia. Apakah memang demikian?
Sangat bisa diduga dengan kuat bahwa sebagian besar orang yang mendatangi tempat-tempat "penyembuhan" seperti itu sudah terlebih dulu yakin dan percaya bahwa penyembuhan seperti itu memang ampuh. Terlebih, jika berbagai cara (upaya medis) telah dilakukan dan tidak/belum memberikan hasil maksimal. Tentu, dapat diduga kuat bahwa orang-orang tersebut datang ke tempat tersebut dengan harapan dan kepercayaan bahwa penyakitnya akan hilang. Harapan dan kepercayaan yang begitu tinggi dan kuat seperti itu juga didukung oleh berbagai informasi, entah dari media massa ataupun (terutama) dari mulut ke mulut. Hal ini dan keputusasaan akibat penyakit yang tidak kunjung sembuh serta uang yang telah dihabiskan melalui pengobatan medis tertentu telah mendorong banyak orang untuk cenderung mudah mempercayai bahwa ada cara lain yang ternyata lebih sederhana dan jauh lebih murah (berita di atas bahkan gratis) ketimbang berbagai cara yang telah dilakukan sebelumnya. Semua hal ini menstimulasi pikiran orang yang bersangkutan untuk percaya bahwa ia pasti sembuh walaupun ia belum pergi ke tempat "penyembuhan" tersebut. (Banyak orang mengatakannya sebagai "sugesti".)
Jadi, "kesembuhan" yang diperoleh oleh orang-orang tersebut bukanlah kesembuhan yang bisa dijelaskan secara medis atau mungkin juga ditegaskan secara medis. Kalaupun akhirnya kesembuhan orang tersebut ditegaskan oleh medis, maka tetap tidak membuktikan jika kesembuhan tersebut adalah hasil "penyembuhan" yang dilakukan melalui sentuhan atau lambaian tangan tertentu yang dilakukan si penyembuh. Sejauh yang dapat dikatakan bahwa "kesembuhan" yang terjadi merupakan hasil dari dampak placebo. Artinya, "kesembuhan" tersebut dihasilkan oleh harapan dan kepercayaan yang begitu tinggi dan kuat terhadap cara penyembuhan tertentu. Kedua hal tersebut jika dimiliki seseorang sangat mampu mempengaruhi sistem-sistem syaraf dalam tubuh yang akhirnya bisa memberikan dampak pada hormon dan sistem kekebalan tubuh orang yang bersangkutan. Dengan demikian, dampak placebo yang sesungguhnya dipicu oleh dan dari otak manusia mampu mempengaruhi fisik manusia. Namun sayangnya, hal ini tidak banyak diketahui orang karena hanya sedikit orang tertarik mempelajari hal ini dengan lebih mendalam. Ini diakibatkan oleh pragmatisme yang melanda manusia dewasa ini.
Melalui berita yang sama juga dinyatakan bahwa setiap orang yang mendonorkan darahnya di tempat tersebut tidak perlu kuatir karena akan pulih dalam dua menit. Apa yang dimaksud dengan pulih dalam dua menit? Darah orang tersebut akan kembali bertambah dalam dua menit atau sakit akibat tusukan jarum akan pulih dalam dua menit? Saya pikir, orang yang sehat selalu menghasilkan darah bahkan dalam hitungan detik dan akibat tusukan jarum bahkan bisa pulih di bawah dua menit. Jadi, tidak diperlukan "tenaga dalam oleh master penyembuh Chi Sakti" karena semua hal tersebut memang akan terjadi dengan sendirinya, bahkan lebih cepat.
Ternyata kelompok Chi Sakti cukup percaya diri dengan "kemampuan" yang mereka miliki sehingga memberikan alamat lengkap, waktu, dan nomor telepon, baik untuk keperluan pengobatan maupun diklat. Tentu, cara "penyembuhan" seperti ini sangat menarik perhatian orang-orang yang sudah putus asa setelah mencoba berbagai cara pengobatan (medis) dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mereka telah lelah karena berbagai cara telah dilakukan, namun kesembuhan tidak kunjung terjadi. Oleh karena itu, mereka mengambil jalan pintas dan sederhana dengan pergi ke tempat-tempat penyembuhan "alternatif" seperti yang ada di Surabaya tersebut. Mungkin tidak semua tempat dan cara penyembuhan "alternatif" membahayakan keselamatan para pasiennya. Namun yang pasti, cara-cara penyembuhan seperti itu merupakan "alat penyembuh" yang ampuh bagi mereka yang berpikir sangat sederhana hanya karena adanya harapan dan keyakinan yang begitu tinggi dan kuat.
paparan bapak ada benarnya dan ada yang belum benar. benar bahwa untuk sembuh pasien harus usaha dan yakin akan mendapat kesembuhan. seperti contohnya ada 2 tempat praktek dokter dengan penyakit yang sama dan minum obat yang sama namun dokter si A lebih cepat sembuh dari dokter B..mengapa??
BalasHapuskalo masalah donor saya bisa jelaskan bahwa kembali normal dalam 2 menit, maksudnya adalah bila si pendonor darah sedang tinggi/rendah tensi darahnya maka pasti sama PMI ditolak...dan peran chisakti ada didalamnya...bahwa chisakti bisa menaikkan/menurunkan tensi darah.sehingga pendonor bisa dengan segera mandonorkan darahnya
mencari kesembuhan adalah hak setiap pasien. bila selama ini kita sangat tergantung sama dokter maka tidak ada salahnya bila para pemyembuh alternatif memberikan pelayanannya...toh semuanya tidak ada jaminan ada kesembuhan...kalo mengenai clara nama anak itu..sebenarnya bukan sembuh namun penyakitnya berkurang....tidak ada kesembuhan hanya dengan sekali pengobatan....kita hanya bisa menyerahkan semuanya pada masyrakat...proses seleksi alam akan membuktikan....maksudnya yang benar2 bisa menyembuhkan akan bisa terus berkembang...andi pelatih chisakti
Mas Andi,kalo boleh sy mohon infonya ttg biaya Diklat chi shakti.suwun.
BalasHapus