Sabtu, 12 Juni 2010

Pemimpin Agama yang Kejam

Pemimpin adalah seseorang yang menjadi teladan bagi para anggota kelompoknya atau orang-orang yang dipimpinnya. Hal yang serupa juga berlaku dalam lingkungan agama, di mana seorang pemimpin atau pemuka agama menjadi panutan bagi jemaatnya. Ia menjadi panutan karena bukan saja kata-katanya yang didengar dan diteladani, tindakannya pun menjadi contoh bagi jemaatnya. Idealnya, seorang pemimpin, entah politik, agama, ataupun pemimpin apapun itu adalah orang yang memberikan berbagai contoh yang baik orang-orang yang dipimpinnya karena ia adalah panutan. Seorang pemimpin bukan hanya diteladani oleh para anggota kelompoknya, tetapi juga diperhatikan oleh orang-orang yang berada di luar kelompoknya. Oleh karena itu, pemimpin adalah seseorang yang, baik kata-kata dan tindakannya dicontoh oleh banyak orang.

Namun, apa jadinya jika seorang pemimpin mengeluarkan kata-kata yang mengakibatkan kematian begitu banyak orang? Banyak pemimpin dunia yang melalui kata-katanya telah mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan begitu banyak orang. (Ingat saja Hitler, Stalin, Musolini, Pol Pot, Marcos, dan Suharto.) Terlebih, kata-kata yang mengakibatkan kematian ratusan ribu orang itu berasal dari seorang pemimpin agama. Apakah itu pemimpin agama ideal yang selalu digadang-gadang sebagai "utusan" Tuhan di dunia karena membawa pesan perdamaian dan kasih dari Tuhan bagi dunia? Tentu tidak, bukan?! Mungkin figur seorang pemimpin agama yang ideal sudah bergeser dari pemimpin yang membawa perdamaian menjadi pemimpin yang membawa kesengsaraan dan penderitaan. Ah, betapa mengerikannya jika agama-agama di dunia dipimpin oleh orang-orang kejam yang tidak memiliki "rasa" kemanusiaan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.