Beberapa waktu lalu diangkat tulisan mengenai kesurupan. Kali ini fenomena yang serupa bukan hanya dialami oleh satu orang melainkan belasan orang lainnya. Mereka adalah para pegawai pabrik sepatu di Cianjur, Jawa Barat. Ternyata kesurupan bisa dialami oleh lebih dari satu orang (bahkan massal) di tempat yang sama. Artinya, kesurupan dialami oleh banyak orang di satu tempat (sekolah atau tempat kerja seperti pabrik). Fenomena kesurupan massal ini semakin membuat orang percaya bahwa kesurupan tersebut memang diakibatkan "roh /makhluk halus" yang merasuki tubuh orang banyak itu. Hal ini biasanya didukung oleh pernyataan orang-orang setempat yang mengatakan bahwa dulu di tempat tersebut ada orang yang meninggal akibat kecelakaan (kerja atau lalu lintas) atau meninggal akibat dibunuh. Pernyataan-pernyataan semacam itu semakin menebalkan kepercayaan orang terhadap adanya "roh/makhluk halus" yang bisa merasuki tubuh manusia. Apakah benar demikian?
Tulisan mengenai kesurupan yang lalu sebenarnya telah menyinggung kaitan antara psikososial seseorang dengan tubuh, khususnya otak orang yang bersangkutan (rekan Moralizm, di kolom tanggapan, telah menjelaskan hal tersebut dengan cukup rinci). Artinya, berbagai hal yang terjadi atau dialami sehari-hari (sosial) oleh manusia disimpan dalam otak, khususnya hal-hal yang sangat baik dan sangat buruk. Hal-hal inilah yang direkam oleh dan dalam otak setiap manusia. Ketika ingatan-ingatan mengenai hal yang sangat buruk (menyakitkan) muncul dan orang itu tidak kuasa mengendalikan ingatan dan "perasaan" menyakitkan itu, maka motoriknya bergerak tidak beraturan dan biasanya sangat kuat. Ini terjadi akibat rangsangan yang dikirimkan dari otak yang menyimpan berbagai ingatan buruk tersebut.
Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa sesungguhnya fenomena kesurupan yang dipercaya begitu banyak orang sebagai akibat "roh/makhluk halus" yang merasuki tubuh manusia adalah keliru. Sesungguhnya yang terjadi dalam fenomena kesurupan adalah gejala psikososial yang tidak mampu dikendalikan oleh orang-orang tertentu sehingga mereka dikatakan mengalami kesurupan.
Mengapa banyak orang dengan mudah mencari penjelasan supernatural terhadap banyak hal yang terjadi di sekitarnya, seperti kesurupan? Karena banyak kelompok masyarakat yang sedari kecil dijejali dan di-"indoktrinasi" oleh berbagai kisah supernatural, seperti adanya tuyul, hantu, setan, wewe gombel, dan sejenisnya. Ditambah, penjelasan supernatural tidak njelimet alias sederhana sehingga memudahkan orang untuk mencerna bahkan mempercayainya. Selain itu, penjelasan secara supernatural, oleh banyak orang dianggap lebih menarik dan dramatis dibandingkan penjelasan saintifik yang dianggap kaku dan dingin. Oleh karena itu, tidak heran jika lebih banyak orang lebih memilih dan mempercayai berbagai penjelasan supernatural ketimbang penjelasan saintifik. Akibatnya, sebagian besar orang lebih mempercayai bahwa kesurupan massal terjadi kerena "roh/makhluk halus" telah merasuki tubuh orang banyak itu daripada mempercayai bahwa hal tersebut terjadi karena dipicu oleh latar belakang ekonomi dan sosial (sulit dan menghimpit) yang dialami orang-orang malang tersebut.
Tulisan mengenai kesurupan yang lalu sebenarnya telah menyinggung kaitan antara psikososial seseorang dengan tubuh, khususnya otak orang yang bersangkutan (rekan Moralizm, di kolom tanggapan, telah menjelaskan hal tersebut dengan cukup rinci). Artinya, berbagai hal yang terjadi atau dialami sehari-hari (sosial) oleh manusia disimpan dalam otak, khususnya hal-hal yang sangat baik dan sangat buruk. Hal-hal inilah yang direkam oleh dan dalam otak setiap manusia. Ketika ingatan-ingatan mengenai hal yang sangat buruk (menyakitkan) muncul dan orang itu tidak kuasa mengendalikan ingatan dan "perasaan" menyakitkan itu, maka motoriknya bergerak tidak beraturan dan biasanya sangat kuat. Ini terjadi akibat rangsangan yang dikirimkan dari otak yang menyimpan berbagai ingatan buruk tersebut.
Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa sesungguhnya fenomena kesurupan yang dipercaya begitu banyak orang sebagai akibat "roh/makhluk halus" yang merasuki tubuh manusia adalah keliru. Sesungguhnya yang terjadi dalam fenomena kesurupan adalah gejala psikososial yang tidak mampu dikendalikan oleh orang-orang tertentu sehingga mereka dikatakan mengalami kesurupan.
Mengapa banyak orang dengan mudah mencari penjelasan supernatural terhadap banyak hal yang terjadi di sekitarnya, seperti kesurupan? Karena banyak kelompok masyarakat yang sedari kecil dijejali dan di-"indoktrinasi" oleh berbagai kisah supernatural, seperti adanya tuyul, hantu, setan, wewe gombel, dan sejenisnya. Ditambah, penjelasan supernatural tidak njelimet alias sederhana sehingga memudahkan orang untuk mencerna bahkan mempercayainya. Selain itu, penjelasan secara supernatural, oleh banyak orang dianggap lebih menarik dan dramatis dibandingkan penjelasan saintifik yang dianggap kaku dan dingin. Oleh karena itu, tidak heran jika lebih banyak orang lebih memilih dan mempercayai berbagai penjelasan supernatural ketimbang penjelasan saintifik. Akibatnya, sebagian besar orang lebih mempercayai bahwa kesurupan massal terjadi kerena "roh/makhluk halus" telah merasuki tubuh orang banyak itu daripada mempercayai bahwa hal tersebut terjadi karena dipicu oleh latar belakang ekonomi dan sosial (sulit dan menghimpit) yang dialami orang-orang malang tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.