Senin, 28 Juni 2010

Menangis karena...?

Menangis adalah salah satu hal wajar yang dialami oleh setiap manusia (bahkan mungkin juga dialami oleh hewan). Menangis ditandai oleh cairan yang ke luar dari mata seseorang dan hal ini bisa dialami, entah sebagai ekspresi kesedihan ataupun luapan kegembiraan (terharu). Namun, apakah sebutannya jika dari mata seseorang ke luar air (mata) yang, baik bukan karena ungkapan kesedihan maupun luapan kegembiraan? Hal inilah yang sepertinya dialami oleh ribuan turis ketika menghadiri ritual bakar Tongkang di Bagansiapiapi, Riau. Diduga mereka "menangis" bukan karena sedih atau terharu melainkan akibat asap dan sisa abu pembakaran tongkang tersebut.

Namun, seperti dilaporkan, beberapa pengunjung meyakini bahwa tangisan yang dialami oleh ribuan pengunjung itu memang merupakan ekspresi kebahagiaan yang dapat mendatangkan berkah usai orang-orang itu menghadiri dan menyaksikan upacara pembakaran tongkang itu. Berkah atau rezeki apa seperti apa yang akan diterima dan dialami oleh para pengunjung dan para turis itu tidak dijelaskan. Apa hubungan antara pembakaran tongkang dan para pengunjung, khususnya para turis asing, yang menyaksikan upacara tersebut? Hal apa yang dapat membuat mereka menerima berkah dari acara seperti itu? Bagaimana juga menjelaskan bahwa air mata yang menetes akan dapat mendatangkan rezeki bagi mereka yang mengalaminya setelah menyaksikan pembakaran tongkang? Apakah para pengunjung, khususnya para turis mancanegara, begitu memiliki hubungan yang kuat dan intim dengan upacara pembakaran tongkang tersebut sampai meneteskan air mata ketika menyaksikan acara tersebut? Saya pikir tidak.

Jika demikian, mengapa mereka menangis atau meneteskan air matanya? Jawaban yang paling masuk akal adalah karena mata mereka "tersengat" oleh asap dan abu sisa pembakaran tongkang, seperti telah ditulis dalam berita tersebut. Namun, bagaimana halnya dengan hubungan antara air mata yang menetes dan rezeki setelah menyaksikan upacara pembakaran tongkang tersebut? Tidak ada penjelasan masuk akal yang bisa diberikan selain bahwa itu merupakan keyakinan yang dianut oleh mereka yang mempercayainya. Artinya, keyakinan itu dipercaya oleh mereka tanpa memerlukan bukti lebih lanjut karena keyakinan merupakan suatu hal yang tidak membutuhkan bukti apalagi penjelasan yang masuk akal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.