Beberapa hari lalu terjadi peristiwa yang bagi banyak orang sangat mengagetkan karena seorang yang sehari-hari terlihat sebagai "orang biasa" dan cenderung pendiam mengamuk dan membunuh 12 orang serta melukai 25 orang lainnya. Tanpa dapat diduga sama sekali, khususnya oleh mereka yang dekat (keluarga, tetangga, dan teman-teman sekerja), laki-laki yang cenderung pendiam namun ramah tersebut tega melakukan tindakan yang sangat keji. Tindakannya itu meninggalkan "kesan" yang sangat mendalam, baik orang-orang yang membaca ataupun mendengarkan berita tersebut, terlebih keluarga yang anggotanya menjadi korban.
Banyak orang menanggapi tindakan laki-laki tersebut dengan bersikap sepertinya kaget bahkan tercengang karena sama sekali tidak menyangka perbuatan laki-laki yang memiliki hobi berburu tersebut. Ia membunuh dan melukai banyak orang menggunakan senapan yang biasa digunakannya untuk berburu. Beberapa orang menduga jika perbuatan laki-laki tersebut dipicu dan didorong bukan semata-mata oleh hobi berburu/menembak yang dilakukannya. Sangat mungkin ada latar belakang lain yang membuat laki-laki tersebut membunuh dan melukai banyak orang. Namun sayangnya laki-laki tersebut bunuh diri sehingga para psikolog dan/atau neurolog tidak bisa "membedah" kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam sikap laki-laki tersebut dan apa yang terdapat di dalam otak laki-laki tersebut. Seandainya hal-hal tersebut terjadi maka bisa saja ditemukan jika ia mengidap skizofrenia.
Salah satu hal yang pasti adalah bahwa tindakan yang dilakukan laki-laki tersebut seharusnya tidak disikapi dengan kaget apalagi sampai tercengang karena tindakan tersebut bisa dilakukan siapa saja, khususnya oleh mereka yang mengidap gangguan mental tertentu, seperti skizofrenia. Ini tidak berarti bahwa skizofrenia dan pembunuhan selalu berkaitan. Artinya, pembunuhan tidak selalu diakibatkan oleh skizofrenia atau gangguan mental lainnya. Namun, bisa saja gangguan mental tertentu, seperti skizofrenia mengakibatkan orang yang mengidapnya melakukan perbuatan-perbuatan fatalistik yang bagi banyak orang sangat mengagetkan. Namun demikian, sesungguhnya hal tersebut sama sekali tidaklah mengagetkan karena seluruhnya tindakan manusia dipengaruhi bahkan diatur otak.
Banyak orang menanggapi tindakan laki-laki tersebut dengan bersikap sepertinya kaget bahkan tercengang karena sama sekali tidak menyangka perbuatan laki-laki yang memiliki hobi berburu tersebut. Ia membunuh dan melukai banyak orang menggunakan senapan yang biasa digunakannya untuk berburu. Beberapa orang menduga jika perbuatan laki-laki tersebut dipicu dan didorong bukan semata-mata oleh hobi berburu/menembak yang dilakukannya. Sangat mungkin ada latar belakang lain yang membuat laki-laki tersebut membunuh dan melukai banyak orang. Namun sayangnya laki-laki tersebut bunuh diri sehingga para psikolog dan/atau neurolog tidak bisa "membedah" kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam sikap laki-laki tersebut dan apa yang terdapat di dalam otak laki-laki tersebut. Seandainya hal-hal tersebut terjadi maka bisa saja ditemukan jika ia mengidap skizofrenia.
Salah satu hal yang pasti adalah bahwa tindakan yang dilakukan laki-laki tersebut seharusnya tidak disikapi dengan kaget apalagi sampai tercengang karena tindakan tersebut bisa dilakukan siapa saja, khususnya oleh mereka yang mengidap gangguan mental tertentu, seperti skizofrenia. Ini tidak berarti bahwa skizofrenia dan pembunuhan selalu berkaitan. Artinya, pembunuhan tidak selalu diakibatkan oleh skizofrenia atau gangguan mental lainnya. Namun, bisa saja gangguan mental tertentu, seperti skizofrenia mengakibatkan orang yang mengidapnya melakukan perbuatan-perbuatan fatalistik yang bagi banyak orang sangat mengagetkan. Namun demikian, sesungguhnya hal tersebut sama sekali tidaklah mengagetkan karena seluruhnya tindakan manusia dipengaruhi bahkan diatur otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.