Selasa, 15 Juni 2010

Jenglot Berbadan Ular

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk diperhatikan meski untuk mendapatkan perhatian tersebut ia rela melakukan berbagai cara, termasuk membuat cerita-cerita yang tidak masuk akal. Kecenderungan memperoleh perhatian yang ini setidaknya dilakukan supaya dirinya dikenal banyak orang, dan biasanya popularitas diikuti oleh uang yang mengalir ke kocek orang yang bersangkutan. Hal inilah yang sepertinya dilakukan oleh seorang warga di Medan ketika ia mengaku kediamannya didatangi oleh jenglot manusia berbadan ular. Pihak kepolisian setempat segera mencurigai laki-laki tersebut hanya membuat cerita untuk menarik perhatian warga demi memperoleh keuntungan tertentu.

Hal yang bisa dilakukan terkait dengan laki-laki tersebut adalah mencoba mencari tahu apa yang menjadi motif tindakannya tersebut. Artinya, apakah (keluarga) laki-laki tersebut hidup dalam tekanan ekonomi tertentu sehingga jika terbukti ia berada dalam kesulitan ekonomi, maka sangat mungkin tindakannya tersebut dilandasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Namun, jika ternyata ia tidak berada dalam tekanan situasi ekonomi, maka bisa jadi tindakannya itu dilandasi untuk mendapatkan popularitas meski ujung-ujungnya berimbas juga pada ekonomi.

Popularitas dan uang sesungguhnya ada dalam diri setiap orang. Namun perbedaannya terletak pada kadarnya yang beragam. Artinya, setiap orang memiliki kecenderungan untuk populer (dikenal banyak orang) dan memiliki uang dalam jumlah tertentu (meski tidak disebutkan jumlahnya). Dalam kadar tertentu kecenderungan ini sangatlah wajar, namun menjadi tidak janggal ketika popularitas dan uang tersebut berupaya diperoleh dengan menghalalkan berbagai cara, termasuk membuat cerita demi menarik perhatian orang banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.