Di bawah ini adalah berita dari Liputan 6.com edisi Jumat, 30 April 2010 yang bertajuk “Seorang Pria Tidak Makan dan Minum 70 Tahun”.
Liputan6.com,
Kini Prahlad Jani berada di ruang isolasi sebuah Rumah Sakit di Ahmedabad, Gurjarat dan diawasi ketat oleh tim dokter. Jani sudah berada di rumah sakit itu selama 6 hari tanpa makan dan minum, dan dari hasil pemeriksaan tidak ada tanda-tanda Jani mengalami kelaparan dan dehidrasi. Prahlad Jani mengaku telah meninggalkan rumah sejak umur 7 tahun dan hidup sebagai pengembara Sadhu atau orang suci di Rajasthan. Jani disebut sebagai breatharian yang dapat hidup sendiri secara spiritual. Jani meyakini hidupnya telah ditopang oleh seorang dewi yang menuangkan ramuan gaib melalui langit-langit mulutnya. Pengakuan Jani ini didukung oleh seorang dokter
Pihak militer
Di India memang sudah menjadi hal yang umum bagi umat Hindu menjalankan puasa tanpa makan dan minum bahkan selama delapan hari penuh. Secara teori, manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum selama 50 hari.
=============
Sepanjang sejarah belum ada catatan yang mengatakan bahwa ada seseorang yang mampu hidup (sehat) tanpa makan dan minum sama sekali selama lebih dari 10 hari. Namun, berita di atas mengatakan bahwa ada seseorang yang mampu bertahan hidup walaupun tidak makan dan minum selama 70 tahun. Orang bisa saja tetap hidup tanpa makan, tetapi tetap harus mengkonsumsi air atau cairan karena tubuh manusia sangat membutuhkan cairan, namun itu pun hanya bisa dilakukan selama sekitar tujuh hari. (Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari cairan). Ketika tubuh manusia tidak mengkonsumsi cairan lebih dari tujuh hari bisa mengakibatkan dehidrasi yang akhirnya bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran karena sel-sel dalam tubuh dan organ-organ tubuh tidak berfungsi secara maksimal.
Dengan demikian, setelah membaca berita di atas pertanyaan yang bisa diutarakan adalah: Siapa yang berbohong? Apakah Prahlad Jani atau orang (lembaga) yang menyebarkan kisah seseorang yang bisa bertahan hidup walaupun tidak makan dan minum selama 70 tahun? Sangat mungkin tujuan dilakukannya berita bohong tersebut untuk menarik perhatian publik.
Sudah seyogianyalah setiap membaca atau mendengar berita yang sepertinya luar biasa orang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai bukti mengenai berita tersebut. Ini dilakukan demi keterangan yang lebih jelas dengan didasarkan pada berbagai bukti relevan sehingga orang tidak tertipu oleh berita yang sepertinya menarik atau luar biasa. Oleh karena itu, orang sepatutnya tidak mudah percaya terhadap semua berita atau informasi yang diperolehnya. Sikap tidak mudah percaya tersebut bukanlah sikap yang negatif melainkan sikap skeptis yang selalu berusaha mencari dan menemukan berbagai bukti yang relevan. Sebelum berbagai bukti relevan ditemukan, maka sikap yang bijak adalah meragukan berita tersebut.
Hal menarik yang berkaitan dengan berita di atas adalah, saya menunggu laporan atau berita berikut mengenai Jani. Saya menunggu laporan medis yang akan dikeluarkan oleh lembaga atau pemerintah setempat berhubungan dengan kisah/laporan Jani tersebut. Seraya menunggu berita berikutnya, maka pertanyaan saya tetap: siapa yang sudah berbohong, apakah Jani atau orang lain?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.