Kamis, 20 Mei 2010

Agama & Facebook


Viva News edisi Kamis, 20 Mei 2010 kembali menurunkan berita yang berkaitan dengan agama (dhi. Islam) dengan tajuk “Protes Kartun Nabi, Boikot Facebook Hari Ini”.
VIVAnews - Gerakan karikatur Nabi Muhammad, di laman jejaring sosial Facebook menuai kontroversi. Sebagian umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia marah dan merasa terhina. Pakistan bahkan lebih maju, Pengadilan Tinggi Lahore memerintahkan Dewan Telekomunikasi Pakistan untuk memblokir Facebook mulai Rabu 19 Mei 2010.
Gerakan penentangan pun muncul di Facebook dengan nama AGAINST "Everybody Draw Mohammed Day". Grup ini menyerukan boikot Facebook pada hari ini, Kamis 20 Mei 2010 -- yang dijadikan 'hari menggambar Nabi Muhammad' versi grup 'Everybody Draw Muhammed Day'. "Siapa yang akan memboikot Facebook pada 20 Mei 2010? Kami membutuhkan aksi nyata dari semua kaum muslimin dan nonmuslim, yang yakin ada di pihak yang benar," seru grup tersebut. Grup ini menentang keras pemuatan karikatur Nabi Muhammad. "Kami meminta akun 'Everybody Draw Muhammed Day' ditutup selamanya."
Hingga Kamis, 20 Mei 2010 pukul 10.15 WIB, pendukung laman AGAINST "Everybody Draw Mohammed Day" berjumlah 75.074 Facebooker, sementara laman 'Everybody Draw Mohammed Day!' lebih sedikit, 68.126 Facebooker.
Tak hanya itu, juga muncul grup 'Everybody who is against the "Draw Mohammed Day" di Facebook. Grup yang memiliki 4.690 pendukung ini juga menyerukan boikot Facebook pada hari ini. "Kami menuntut Facebook menutup akun 'Everybody Draw Mohammed Day!'.
***
Gerakan menggambar karikatur nabi yang diserukan grup 'Everybody Draw Mohammed Day!' jadi perdebatan internasional, dan menuai hujatan dari umat muslim dunia. Administrator grup tersebut buru-buru membuat klarifikasi. Kata mereka, ini bukan perlombaan, tapi karya bersama. "Kami tak bermaksud melakukan fitnah terhadap umat muslim, ini bukan grup yang bermaksud menghina Islam. Ini hanya salah satu cara melawan ekstrimis yang melakukan kekerasan pada orang yang menggambarkan Nabi Muhammad." (jn)

===========
Menanggapi berita di atas setidaknya ada dua tanggapan yang bisa dikemukakan. Pertama adalah terhadap kelompok yang menyerukan agar akun Facebook yang mengundang orang untuk menggambar Nabi Muhammad ditutup. Kembali dengan jelas orang menyaksikan betapa agama sangat mampu membuat orang menjadi “buta”. Orang beragama (khususnya para fundamentalis) mudah tersinggung hanya karena gambar mengenai salah satu tokoh/figur dalam agamanya yang dianggap telah dihina/dinodai/direndahkan oleh orang (kelompok) lain. Oleh karena itu, kelompok yang merasa telah dihina, biasanya meminta bahkan memaksa (tidak jarang dengan cara-cara kekerasan, anarkhisme dan vandalisme) pihak lain untuk segera menuruti permintaan mereka. Hal ini dilakukan demi membela agama/kepercayaan yang dianutnya. Kehormatan agama adalah kehormatan diri sendiri dan kelompoknya.
Tanggapan kedua ditujukan terhadap kelompok yang membuat/mengadakan akun untuk menggambar Nabi Muhammad. Meski mereka membela diri dengan menyatakan bahwa tujuan akun tersebut bukanlah sebagai ajang perlombaan melainkan untuk melawan ekstrimis [Islam], tetapi tetap saja keberadaan akun mereka telah menyinggung perasaan sebagian besar umat Muslim dunia. Jelas, keberadaan akun tersebut tidak bisa secara efektif melawan para ekstrimis Islam, tetapi malah menyinggung umat Muslim dunia.
Maraknya penggunaan jejaring sosial oleh masyarakat mengundang banyak orang membuat akun-akun tertentu untuk mendukung dan menentang orang atau kelompok lain. Penggunaan jejaring sosial untuk mendukung atau menentang sesuatu tidaklah efektif karena sesuatu yang populer belum tentu benar. Akun “menggambar Nabi” tidak bisa meredam kekuatan para fundamentalis Islam selama agama masih dipercaya secara dangkal dan sempit serta diindoktrinasi terhadap para pemeluknya. Sesungguhnya fundamentalisme atau ekstrimisme beragama tidak dapat dilawan melainkan diimbangi karena fundamentalisme itu sendiri lahir/sebagai bentuk perlawanan terhadap dunia yang semakin sekular. Setidaknya yang bisa dilakukan untuk mengimbangi sikap beragama yang fundamentalistis adalah dengan terus berupaya mengedepankan dan memajukan ilmu pengetahuan dengan disertai oleh nilai-nilai kemanusiaan, seperti: toleransi, keadilan, cinta kasih, dan antikekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.