Berikut adalah berita dari BBC News edisi Senin, 17 Mei 2010 mengenai seorang perempuan Amerika Serikat yang dituduh menculik dan hendak menyelundupkan anak-anak Haiti ke luar dari negara tersebut setelah gempa yang menimpa Haiti pada Januari lalu. Berita tersebut bertajuk “US missionary convicted of Haiti child smuggling”.
“A US missionary has been convicted of trying to illegally take 33 children out of Haiti in the aftermath of a devastating earthquake in January.”
The judge sentenced Laura Silsby, 40, to the time she had already spent in jail on remand, and said she was free to leave the country. Silsby, from Idaho, was caught with nine other Americans trying to take the children into the Dominican Republic. The other missionaries were not charged and returned to the US. They claimed they were trying to help destitute orphans. But it emerged that the children were not orphans. Some of the parents said they had handed them over because they thought they would get better care in US hands.
The earthquake in Haiti on 12 January killed more than 220,000 people and left more than a million homeless.
'Praising God'
All 10 of the Americans were initially detained by the Haitian authorities, but only Silsby was charged. Prosecutors first accused her of abducting the children, but the charge was downgraded to one of "irregular travel" - a crime which covers people smuggling. Prosecutor Jean-Serge Joseph said she had been sentenced to three months and eight days in jail - the exact time she had spent in custody waiting for her trial.
The Associated Press reported that Silsby returned briefly to her jail cell before heading to Port-au-Prince airport. "I'm praising God," she told an AP reporter as she waited for her flight.
=============
Setelah membaca berita di atas setidaknya dua hal segera muncul dalam pikiran saya terkait dengan pernyataan “memuji Tuhan” yang diungkapkan oleh perempuan Amerika Serikat di akhir berita di atas.
Pertama, perempuan tersebut (tetap) memuji Tuhan walaupun ia telah dituduh menculik dan berusaha menyelundupkan anak-anak Haiti ke luar negara tersebut. Ungkapan “puji Tuhan” biasa diucapakan oleh orang-orang beragama (khususnya umat Muslim dan Kristen) yang sangat percaya bahwa segala hal yang terjadi dalam hidupnya bukanlah kebetulan belaka melainkan kehendak yang ilahi. Artinya, semua hal yang dialaminya merupakan turut campur Tuhan. Orang-orang beragama biasa mengatakan bahwa hidupnya dikendalikan oleh Tuhan karena itu semua bisa terjadi seizin Tuhan. Sikap syukur yang cenderung pasrah tersebut cenderung membuat orang-orang yang menganutnya berdiam diri terhadap situasi yang dialaminya atau terjadi di sekitarnya.
Kedua, ungkapan “memuji Tuhan” yang diutarakan perempuan tersebut bisa dipahami bahwa upaya menculik dan menyelundupkan anak-anak dilakukannya karena demi “kemuliaan nama Tuhan”. Artinya, perempuan tersebut “memuji Tuhan” dengan melakukan upaya menculik dan menyelundupkan anak-anak. Jika ungkapan kedua ini terjadi, maka sekali lagi, ini menunjukkan betapa para fundamentalis agama selalu membenarkan tindakannya walaupun tindakan tersebut merugikan atau menerobos nilai-nilai kemanusiaan.
Para fundamentalis agama tidak peduli terhadap kemanusiaan, atau bahkan mereka tidak menganggap nilai-nilai kemanusiaan karena yang terpenting adalah nilai-nilai agama (keagamaan) yang dianutnya. Bagi mereka, menaati agama dan Tuhan jauh lebih penting daripada mempertimbangkan dimensi kemanusiaan. Mereka lupa, jika salah satu unsur agama (seharusnya) memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan. Seyogianyalah agama (baca: orang-orang yang mengaku beragama dan bertuhan) memperhatikan - bahkan lebih - nilai-nilai kemanusiaan. Mengapa demikian? Bukankah agama dan Tuhan dibuat oleh manusia itu sendiri? Bahasa sosialnya, agama dan Tuhan merupakan konstruksi sosial dan kesepakatan manusia. Oleh karena manusia yang “menciptakan” agama dan Tuhan, maka sudah seharusnya manusia dan segala hal yang berkaitan dengan manusialah yang lebih diutamakan atau penting dibandingkan objek yang merupakan “ciptaannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.