Senin, 10 Mei 2010

Benda Seperti Jenglot

Warga pantai Labuan Sait Pecatu, Jimbaran, Bali, dikagetkan oleh penemuan tiga buah benda berupa putri duyung berukuran kecil dengan rambut panjang. Viva News edisi Sabtu, 8 Mei 2010 dengan judul “Jenglot Ditemukan di Pantai Jimbaran Bali” melaporkan berita tersebut secara lengkap.

VIVAnews – Warga pantai Labuan Sait Pecatu, Jimbaran, Bali dihebohkan oleh penemuan sepasang makam misterius diantara karang pantai. Makam tersebut ditemukan pertama kali oleh petugas Bala Wista Labuan Sait Pecatu Jimbaran saat sedang memantau pantai dari atas bukit karang, Jumat 7 Mei 2010. Saat menoleh ke samping kiri, petugas itu curiga dengan gundukan misterius yang ternyata adalah makam. Setelah makam tersebut digali, warga menemukan tiga buah benda yakni berupa putri duyung rambut panjang berukuran kecil dan dibungkus dengan kain putih dan dua lagi berupa jenglot dengan posisi tidur dan bersila dengan panjang masing-masing sekitar 40 centimeter (cm). Sementara, di sekitar lokasi penemuan makam tercium aroma wangi yang bercampur bau mayat (Penekanan ditambahkan).

Bendesa adat Pecatu, I Wayan Rebong mengatakan penemuan ini merupakan kejadian pertama kali di wilayahnya sehingga akan memusyawarahkan terlebih dahulu dengan warganya jika harus menghanyutkannya ke laut. ”Ini pertama kali di desa kami. Apakah akan dihanyutkan ke laut atau tidak kita musyawarahkan dulu dengan warga. Sementara ini mayat-mayat tersebut kita letakan di tempat penemuannya dan menunggu hasil,” ujarnya.

Penemuan makam misterius ini pun membuat wisatawan yang menikmati liburannya merasa terganggu. (jn). Laporan : Peni Widarti | Bali.

===========

Apakah itu jenglot? Apakah sejenis binatang atau manusia atau? Karena sejauh informasi yang diperoleh melalui Viva News hanya dikatakan bahwa telah ditemukan tiga buah benda berupa putri duyung . . . dan dua lagi berupa jenglot. Jangan-jangan yang dikatakan lima benda yang telah ditemukan itu memang hanyalah berupa benda. Apakah jangan-jangan orang atau masyarakat sekitar, entah melihat langsung ataupun tidak melihat langsung (hanya mendengar berita tersebut) hanya membesar-besarkan “penemuan” tersebut? Ini bukanlah tidak beralasan karena sebagian besar orang senang melebih-lebihkan berita, baik yang diperoleh langsung maupun yang tidak diperoleh langsung.


Sudah menjadi kecenderungan manusia untuk membesar-besarkan sesuatu, bukan hanya berita yang diterimanya melainkan juga penglihatan yang diperolehnya. Belum tentu penglihatan yang dialaminya merupakan sesuatu yang pasti. Artinya, belum tentu penglihatan itu berdasar pada suatu definisi yang jelas dan akurat karena seringkali manusia “melihat” sesuatu hanya berdasar pada apa yang telah diyakini dan dipercayanya terlebih dahulu. Jangan lupa, setiap orang memiliki pengetahuan awal yang selalu dibawa dalam otaknya. Semua pengetahuan awal itu diperoleh dari berbagai informasi (media massa dan media elektronik) yang kemudian disimpan dalam memori otak. Oleh karena itu, berbagai pengetahuan awal tersebut sama sekali tidak bisa dijadikan dasar untuk menyimpulkan apakah suatu hal benar atau salah. Dibutuhkan berbagai bukti yang relevan dan jelas terkait pengetahuan awal tersebut.


Kembali pada berita Viva News di atas, maka perlu diberikan suatu definisi yang pasti dan jelas mengenai “jenglot” dan keberadaannya. Apakah yang disebut dengan jenglot itu? Apakah sejenis binatang atau tanaman atau makhluk lainnya? Jika jenglot merupakan sejenis makhluk hidup, di manakah dia hidup? Bagaimana ia hidup? Setelah berbagai informasi yang relevan dan jelas tersebut diperoleh barulah orang dapat menyimpulkan mengenai keberadaan jenglot tersebut. Sebelum berbagai informasi tersebut diperoleh, maka sikap yang bijaksana adalah “menunda” berbagai kesimpulan mengenai keberadaan jenglot tersebut. Dengan demikian, investigasi yang cukup diperlukan untuk menganalisis sebuah subjek/objek dengan didasarkan pada berbagai bukti relevan dan akal sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.