Sabtu, 31 Juli 2010

Jesus Saves!

Seorang perempuan muda selamat dari perampokan bersenjata setelah bercerita mengenai Yesus kepada perampoknya. Ia merasa telah memperoleh inspirasi dari Allah sehingga ia memiliki keberanian untuk berkhotbah mengenai Yesus kepada laki-laki yang akan merampok tokonya tersebut. Oleh karena ia merasa Allah telah memberikannya keberanian untuk bercerita tentang Yesus, maka ia pun selamat tanpa mengalami tindak kekerasan sekecil apapun. Tentu ia menganggap bahwa Yesus telah menyelamatkan dirinya dari perampokan.

Ternyata laki-laki yang awalnya hendak merampok tersebut adalah seorang Kristen dan ia hanya membutuhkan sejumlah kecil uang. Tentu kenyataannya akan berbeda jauh jika perampok itu bukan beragama Kristen, tentu ia tidak peduli dengan ajakan perempuan itu untuk mengenal Yesus karena yang dibutuhkannya adalah uang, sesuatu yang dapat dilihat dan diperolehnya segera ketimbang seorang figur imajiner yang tidak dapat dilihat dan tidak diketahui keberadaannya. Dengan demikian, peristiwa yang dialami perempuan muda tersebut merupakan kebetulan yang sangat menguntungkannya sehingga ia pun terhindar dari tindak kekerasan. Di satu sisi kenyataan itu patut disyukuri, namun di sisi lain bukan Yesus yang telah menyelamatkannya melainkan suatu kebetulan yang tidak diduga sebelumnya.

Memanfaatkan Kesempatan

Ketika sebagian besar orang di dunia khususnya warga Afrika tenggelam dalam perhelatan empat tahunan olahraga terbesar di dunia - sepakbola - yang tahun ini diadakan di Afrika Selatan, ada saja orang-orang yang memanfaatkan kesempatan itu untuk membunuh sesamanya. Inilah yang dilakukan tiga orang Kenya ketika meledakkan bom di saat penduduk Uganda menyaksikan tayangan final Piala Dunia 2010 melalui TV. Tindakan keji tersebut mengakibatkan  76 orang meninggal dan 70 lainnya luka-luka.

Ternyata perhelatan olahraga seperti sepakbola yang sebenarnya sangat populer di Afrika tidak kuasa membendung hasrat membunuh para fundamentalis agama di Afrika. Padahal Piala Dunia untuk pertama kalinya diadakan di benua Afrika, namun ternyata hal ini tidak berpengaruh pada para fundamentalis agama yang hidup di Afrika. Mereka malah menggunakan kesempatan ini  dengan keji membunuh sesamanya yang juga warga benua Afrika. Sungguh merupakan tindakan yang sangat kejam karena sama sekali tidak menghargai kemanusiaan.

Terobosan

Ketika suatu hal yang awalnya dianggap mustahil terjadi/menjadi kenyataan akhirnya bisa terjadi atau menjadi kenyataan maka hal tersebut bisa dikatakan sebagai terobosan. Artinya, hal tersebut menjadi titik awal untuk sesuatu baru yang sebelumnya belum pernah terjadi, bahkan mungkin dibayangkan tidak. Hal ini yang sesungguhnya terjadi ketika Argentina menjadi negara Amerika Selatan pertama yang mensahkan (secara hukum) pernikahan sesama jenis kelamin. Dikatakan sebagai terobosan karena semua orang tahu jika Argentina - negara asal legenda hidup sepakbola, Maradona - didominasi oleh warga beragama Katolik Roma. Dan semua orang tahu jika otoritas tertinggi gereja Katolik Roma, Vatikan, masih mentabukan pernikahan sesama jenis. Jangankan pernikahan sesama jenis, uskup perempuan dalam hirarkhi gereja Katolik Roma pun ditentang keras oleh Vatikan. 

Terobosan yang dilakukan pemerintah Argentina bisa jadi memberikan inspirasi pada para petinggi pemerintah negara-negara Amerika Selatan lainnya untuk lebih mengedapankan dan mengutamakan hak warganya untuk memperoleh kehidupan berkeluarga yang resmi dengan pasangan sejenisnya, bahkan negara-negara lainnya. Tentu, perjuangan untuk lebih mengutamakan hak warga negara dengan berdasar pada kemanusiaan ketimbang agama bukanlah pekerjaan yang mudah sehingga membutuhkan kerja keras dan kesabaran karena ada berbagai rintangan yang siap menghadang (misalnya: kalangan fundamentalis agama). 

Gas Air Mata Kalah oleh Jumlah

Dikabarkan bahwa jemaah Ahmadiyah kembali mengalami teror dari ratusan anggota ormas Islam di Desa Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ratusan anggota ormas Islam di tempat tersebut melempari kaca tempat ibadah jemaah Ahmadiyah. Hal yang juga memprihatinkan adalah bahwa sepertinya para petugas keamanan tidak kuasa membendung aksi kekerasan yang dilakukan orang-orang yang tidak bijaksana itu. Meski para petugas keamanan dibekali oleh pentungan dan gas air mata mereka tetap tidak bisa mengendalikan keberingasan massa yang menyerang tempat ibadah jemaah Ahmadiyah sehingga akhirnya mereka membubarkan diri. Sekalipun petugas keamanan kalah jumlah dari massa beringas, apakah gas air mata juga tidak kuasa menghentikan tindak kekerasan massa? Kalaupun juga gas air mata tetap tidak mampu menghendalikan massa, bukankah seharusnya pemerintah setempat sudah mempersiapkan perangkat tertentu, misalnya undang-undang yang tegas, untuk mengendalikan masyarakat sehingga tidak bertindak semena-mena. Terlebih, kasus kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah bukan baru terjadi kali ini atau beberapa kali melainkan sudah seringkali terjadi. 

Sudah menjadi tugas pemerintah setempat, bahkan negara untuk menjamin setiap warganya untuk memperoleh hak, baik untuk beribadah, kenyamanan, maupun keselamatan bahkan hidup. Jika pemerintah setempat ataupun negara tidak mampu melindungi setiap warganya dari segala tindakan kekerasan, maka dari manakah datangnya perlindungan itu? Kekuatan yang tidak kelihatan? Jika kekuatan yang kelihatan saja tidak mampu memberikan perlindungan, apalagi kekuatan yang tidak kelihatan.

Infotainment = Gosip

Masyarakat Indonesia sudah kadung memahami jika tayangan-tayangan infotainment memang berisikan berita-berita yang didominasi oleh gosip mengenai publik figur atau artis. Dan tayangan-tayangan seperti itu memperoleh banyak peminat serta berating tinggi karena sangat menghibur sebagian masyarakat yang dasarnya memang gemar mengetahui keadaan orang lain, khususnya artis-artis ibukota. Jika berkaitan dengan tayangan yang menghibur maka setiap orang cenderung menyukainya, terlepas apakah acara tersebut berdasarkan fakta atau tidak. 
Namun Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, mengingatkan para pekerja infotainment untuk tidak menyiarkan gosip tentang privasi seseorang atau artis tanpa adanya fakta. Bukankah ini bertentangan dengan tujuan infotainment itu sendiri yang utamanya memang menyiarkan berita-berita mengenai hidup para artis? Terlepas apakah berita mengenai artis itu benar atau tidak, yang terpenting adalah tujuan utama infotainment itu dapat tercapai yakni dengan menyiarkan berita-berita mengenai artis karena ketika orang berbicara mengenai kebenaran suatu hal maka itu menjadi hal yang berbeda. Jangan lupa, sekali lagi, tujuan utama infotainment adalah menyajikan berita-berita mengenai artis. 
Sudah sepatutnya para pekerja infotainment tidak perlu diingatkan mengenai "kode etik"  jurnalistik, toh sudah seyogianyalah mereka sudah kenyang mengenai hal tersebut ketika  kuliah jurnalistik ataupun melalui kursus-kursus jurnalistik yang pernah diikuti. Jika kekhawatirannya adalah bahwa masyarakat akan dibodohi atau dimanipulasi oleh tayangan-tayangan infotainment, maka yang seharusnya diingatkan bahkan dicerdaskan adalah masyarakatnya, bukan malah para pekerja infotainment (jurnalistiknya). Masyarakat perlu diingatkan dan selalu didorong untuk berpikir kritis bahwa tidak semua berita/informasi yang ada di sekitarnya adalah benar, apalagi berita mengenai seseorang yang diterima oleh pihak kesekian, seperti: TV dan majalah. 

Kalaupun masyarakat keranjingan pada tayangan-tayangan infotainment pemerintah tidak memiliki hak untuk melarang atau menghalangi masyarakat untuk mengkonsumsinya dengan dalih tayangan-tayangan tersebut tidak benar dan membodohi karena itu adalah hak masyarakat untuk memperoleh hiburan. Namanya juga gosip, memang untuk menghibur. Karena sifatnya menghibur sesaat, maka dampaknya pun tidak akan begitu besar dalam hidup sebagian besar orang karena dengan sendirinya, jika memang itu hanya gosip, maka cepat atau lambat gosip itu akan berlalu.

Jumat, 30 Juli 2010

"Sweeping"

Menteri Agama RI melarang ormas Islam melakukan "sweeping" selama bulang puasa. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah: Apakah larangan semacam ini, sekalipun dinyatakan oleh Menteri Agama, memiliki pengaruh sehingga larangan itu akan ditaati oleh ormas Islam? Bukankah larangan semacam itu tidak memiliki kekuatan hukum yang berarti sehingga ormas Islam memiliki "rasa takut" melakukan "sweeping"? Apalagi yang diutarakan oleh Menteri Agama tersebut hanya berupa larangan yang disampaikan secara lisan tanpa didukung oleh hukum yang jelas. Jika ada orang yang mengacu pada undang-undang tertentu bahkan UUD' 45, apakah hal itu memiliki pengaruhnya dalam negara ini? Saya pikir tidak, karena, seperti banyak orang sering katakan: Bukankah peraturan dibuat untuk dilanggar?

Sabtu, 24 Juli 2010

Sama Sekali Tidak Ada Bukti?

Baru-baru ini diberitakan terjadi sebuah fenomena penampakan di Desa Sukatani, Kecamatan Tanjunglago, Banyuasin (Sumatera Selatan), yang disaksikan oleh banyak orang. Namun, fenomena yang katanya terjadi sekitar empat jam (lewat tengah malam) dan disaksikan oleh warga desa tersebut tidak didukung oleh bukti fisik, seperti: foto dan/atau video. Artinya, dari sekian banyak orang yang menyaksikan fenomena tersebut tidak ada seorang pun yang mengabadikan peristiwa itu.

Jika memang benar ada sesosok perempuan berambut panjang dengan pakaian merah serba menyala telah turun dari langit, mengapa tidak ada satu bukti fisik pun mengenai keberadaan fenomena tersebut, padahal peristiwa tersebut disaksikan oleh banyak orang yang datang berbondong-bondong. Ditambah, peristiwa itu terjadi sangat lama, yakni empat jam. Dengan rentang waktu yang sangat lama tersebut, masakan tidak ada seorang pun yang mengabadikan peristiwa itu, entah melalui foto ataupun video.

Jika berbagai fenomena penampakan yang didukung oleh berbagai bukti fisik, seperti: foto dan video saja bisa dianggap sebagai manipulasi karena sangat mungkin merupakan rekayasa komputer, terlebih, fenomena yang sama sekali tidak didukung oleh foto dan/atau video melainkan hanya didasarkan pada kesaksian orang, sekalipun banyak orang. Artinya, kesaksian (banyak) orang tidak bisa dijadikan ukuran kebenaran suatu peristiwa, apalagi kesaksian itu diucapkan oleh orang yang memiliki otoritas tertentu dalam masyarakat, seperti dalam kasus ini (berdasarjab kesaksian salah seorang anggota DPRD Banyuasin). Bisa jadi kesaksiannya ini dilandaskan pada motif tertentu, misalnya: demi mendongkrak popularitas tempat tersebut atau juga popularitas dirinya.

Kamis, 22 Juli 2010

Kita Tunggu Saja...

Tahun ini FPI tidak akan melakukan aksi "sweeping" selama bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri, namun mereka tetap akan memantau secara ketat berbagai tempat yang selama ini mereka nilai sebagai tempat maksiat. Secara sepintas pernyataan ini cukup meneduhkan karena semua orang sudah tahu "kebiasaan" FPI jika berkaitan dengan esek-esek. Namun tentu, pernyataan ini masih harus menunggu sampai tanggal main yang sesungguhnya, yakni ketika bulan puasa dan perayaan Idul Fitri tiba. 

Meski demikian, kenyataan mengenai FPI yang tidak akan melakukan aksi sweeping pada bulan puasa dan Idul Fitri sepertinya sangatlah tipis alias meragukan karena di paragraf kedua berita tersebut dinyatakan bahwa jika FPI menemukan kegiatan yang dianggap menodai bulan puasa dan Idul Fitri mereka akan melaporkan langsung ke polisi dan membantu untuk menertibkannya (penekanan ditambahkan). Apa yang dimaksud dengan kalimat "membantu untuk menertibkannya"? Bukankah itu berarti sama saja FPI akan turun tangan langsung jika menganggap polisi lambat dalam atau sama sekali tidak menindaklanjuti laporan mereka. Jika ini yang terjadi maka bisa dipastikan FPI melakukan aksi "sweeping" padahal sebelumnya telah menyatakan tidak akan melakukan aksi tersebut

Mengenai hal tersebut (aksi "sweeping" di bulan puasa dan Idul Fitri), Pemerintah Daerah Jakarta dan Polda Metro Jaya "menjamin" tidak akan ada aksi "sweeping" oleh organisasi apapun dan polisi akan bertindak tegas terhadap siapapun yang telah bertindak keras (melakukan "sweeping"). Apakah ini sudah menjadi kenyataan? "Jaminan" apakah yang bisa diberikan oleh Pemerintah Jakarta dan Polda Metro Jaya kepada masyarakat terkait dengan "semangat" main hakim sendiri yang seringkali dilakukan oleh FPI? Apakah ada jaminan nyata mengenai hal tersebut? Sangat meragukan, selain pernyataan mengenai "jaminan" itu sendiri. 

Mengenai hal yang sama pun Direktur Intelejen dan Keamanan Polda Metro Jaya menyatakan bahwa kewenangan untuk bertindak tegas terhadap berbagai lokasi yang dianggap sebagai tempat maksiat ada pada polisi dan Satpol PP. Jika pernyataan ini merefleksikan sebuah kenyataan, mengapa FPI turut serta dalam wewenang yang seharusnya hanya dimiliki oleh polisi dan Satpol PP? Mengapa pihak kepolisian cenderung tidak bertindak tegas terhadap FPI yang telah terbukti seringkali main hakim sendiri? Apakah pihak kepolisian takut terhadap FPI? 

Cap "main hakim sendiri" yang sudah menempel di FPI membuatnya sangat diragukan untuk tidak akan melakukan aksi "sweeping" pada bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini. Namun demikian, pernyataan FPI yang tidak akan melakukan aksi "sweeping" pada bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini patut dihargai bahkan akan dihormati jika menjadi kenyataan bukan sekadar kata-kata. Oleh karena itu, pembuktian mengenai hal itu masih harus ditunggu sampai bulan puasa dan Idul Fitri tiba.

Seks Akibat Benci

Seorang pemuda dituduh telah melakukan perkosaan oleh perempuan Yahudi setelah perempuan itu menyadari jika ternyata lelaki itu bukan orang Israel melainkan Arab. Peristiwa "perkosaan" itu langsung terjadi di hari yang sama setelah keduanya baru bertemu di sebuah jalan di Yerusalem pada tahun 2008. Sayangnya, tidak ada keterangan yang lebih rinci   mengenai peristiwa itu selain berita yang mengatakan bahwa setelah perempuan itu mengetahui jika pemuda yang telah berhubungan seks dengannya bukanlah seorang Yahudi melainkan Arab, ia melaporkan laki-laki tersebut ke polisi. 

Dengan berdasar pada berita tersebut dapat ditarik beberapa hipotesa:
1. Sebelum dan ketika saat hubungan seksual di hari pertama bertemu perempuan itu tidak mengetahui latar belakang (dhi. kebangsaan) laki-laki tersebut.
2. Setelah hubungan seksual terjadi perempuan tersebut mencari tahu atau secara tidak sengaja mengetahui jika laki-laki yang berhubungan seks dengannya bukanlah orang Yahudi.
3. Perempuan itu merasa telah ditipu/dimanipulasi oleh laki-laki tersebut sehingga menganggap jika dirinya telah diperkosa oleh laki-laki itu.

Untuk poin no. 1 bisa saja pasangan yang akan berhubungan seks tidak mengetahui latar belakang masing-masing, namun kemungkinan sama sekali tidak mengetahui latar belakang secara umum atau sepintas sangatlah kecil sekalipun hubungan seksual tersebut hanya  one-night-stand. Artinya, pasangan yang berhubungan seks sangat mungkin, setidaknya, mengetahui asal negara pasangan seksnya yang bisa diketahui atau diduga dari bahasa bahkan aksen yang digunakan. Oleh karena itu, kemungkinan perempuan yang mengaku telah dimanipulasi dan diperkosa oleh laki-laki yang tidak diketahui asal negaranya itu sangatlah kecil. Dengan demikian, perempuan itu kemungkinan besar mengetahui asal negara (kebangsaan) laki-laki yang dituduhnya telah memperkosa dirinya.

Seandainya perempuan tersebut sama sekali tidak mengetahui asal laki-laki tersebut, namun kemudian dengan secara sengaja mencari tahu asal laki-laki itu (poin no. 2), maka bisa dikatakan jika perempuan tersebut memiliki hasrat yang begitu kuat untuk mengetahui kebangsaan laki-laki itu. Ini artinya perempuan tersebut melakukan upaya yang terbilang tidak sederhana karena ia menginvestigasi banyak orang demi mengetahui asal negara laki-laki tersebut. Pada satu sisi upaya yang dilakukan perempuan tersebut patut dihargai, namun pada sisi lain menimbulkan keanehan karena muncul pertanyaan: Mengapa ia mencari tahu asal negara laki-laki itu setelah melakukan hubungan seks dengannya jika ia menghendaki hubungan jangka panjang dan serius? Bukankah logikanya, seseorang mencari tahu terlebih dulu mengenai pasangannya sebelum melakukan hubungan seks kecuali hubungan seks tersebut dilakukan hanya demi kesenangan sesaat atau one-night-stand? Oleh karena itu, upaya perempuan tersebut mencari tahu asal negara laki-laki yang telah berhubungan seks dengannya sangatlah mencurigakan karena sangat mungkin didorong oleh motivasi negatif. (Jangan lupa, bangsa Israel dan Arab saling membenci).

Setelah mengetahui jika laki-laki yang telah berhubungan seks dengannya ternyata bukan orang Israel melainkan Arab, maka perempuan itu pun merasa telah ditipu/dimanipulasi oleh laki-laki tersebut (poin no. 3). Jika ini yang terjadi, maka ada kejanggalan karena setidaknya, berdasarkan berita, tidak ditemukan indikasi jika laki-laki tersebut telah melakukan penipuan/manipulasi terhadap perempuan tersebut yang mengakibatkan perkosaan. Seandainya laki-laki itu telah melakukan penipuan/manipulasi terhadap perempuan itu, mengapa hubungan seksual itu terjadi di hari yang sama ketika mereka baru pertama kali bertemu? Ini sama sekali tidak hendak menuduh perempuan tersebut bodoh apalagi "murahan" karena langsung mau berhubungan seks padahal baru bertemu pertama kali, namun hendak mengemukakan kejanggalan dan kelemahan hipotesis yang mengatakan bahwa perempuan tersebut merasa telah ditipu/dimanipulasi. Hipotesis ini janggal dan lemah karena mengandaikan perempuan tersebut mengalami perkosaan akibat ditipu/dimanipulasi dengan membayangkan laki-laki tersebut mengaku dirinya sebagai Yahudi padahal bukan. Jika ini yang terjadi, berarti hubungan seks yang telah terjadi rupanya hanya dilandasi oleh alasan yang sangat dangkal, yakni: asal negara yang sama. Artinya, perempuan Israel tersebut mau berhubungan seks dengan laki-laki itu karena ia juga orang Israel, padahal kenyataannya bukan. 

Setelah mempertimbangkan ketiga hipotesa di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang terjadi adalah hubungan seks yang dilakukan tanpa paksaan/kekerasan karena masing-masing pihak sama-sama mau melakukannya alias mau sama mau. Dengan demikian, tuduhan yang dilakukan perempuan Israel terhadap laki-laki Arab yang malang tersebut sangatlah lemah dan tidak berdasar karena tidak didukung oleh argumen-argumen yang kuat, ditambah, latar belakang dan sejarah kedua bangsa (Yahudi dan Arab) yang selalu bermusuhan. Ini artinya, tuduhan perempuan itu sangat mungkin dilandaskan pada kebencian terhadap bangsa tertentu yang dilampiaskan melalui salah seorang warganya.

Selasa, 20 Juli 2010

Yaiks...!!!

Rupanya standar halal tidaknya suatu hal dalam hukum Islam, setidaknya menurut tolok ukur MUI, tidaklah seketat yang dibayangkan banyak orang. Hal ini dibuktikan melalui keberadaan kopi luwak - kopi yang diolah dari biji kopi yang diambil dari kotoran hewan luwak (musang) - yang telah dinyatakan halal alias bisa dikonsumsi oleh umat Muslim Indonesia setelah biji kopi tersebut melalui proses pencucian terlebih dahulu. Ini berarti bahwa sesuatu bisa dikatakan suci jika telah melalui proses pencucian atau pembersihan sehingga bisa dikonsumsi oleh manusia. 

MUI menjelaskan lebih lanjut bahwa sebenarnya istilah "najis" dalam agama Islam, salah satunya, jika suatu benda dilarang dikonsumsi oleh umat Islam, seperti daging babi. Sedangkan kopi luwak sendiri belum termasuk ke dalam kategori najis melainkan mutanajis, artinya: benda tersebut bisa berubah menjadi tidak najis jika dibersihkan atau dicuci. Jika demikian adanya, ternyata tolok ukur najis atau tidaknya suatu hal sangatlah cair alias tidak tegas atau kaku seperti dikira oleh banyak orang. Ini juga bisa berarti tolok ukur halal atau tidaknya suatu hal menurut MUI sangatlah tidak jelas atau tidak paten karena semuanya diatur oleh MUI; jika MUI katakan najis berarti ya, najis, sehingga tidak boleh dikonsumsi oleh umat Muslim Indonesia, namun apabila MUI nyatakan halal berarti ya, halal, artinya boleh dikonsumsi oleh umat Muslim Indonesia.

Namun demikian, ada hal sangat janggal yang segera mengusik ketika kopi luwak dibandingkan dengan daging babi. Bukankah kopi luwak berasal dari kotoran musang sedangkan daging babi hanyalah daging seperti daging-daging lainnya? Jika sesuatu yang berasal dari kotoran hewan saja bisa dinyatakan halal oleh MUI, bukankah daging sebenarnya masih lebih layak dibandingkan dengan kotoran hewan sehingga seyogianya bisa juga dinyatakan halal oleh instansi yang sama. Apakah sekarang manusia lebih memilih sesuatu yang berasal dari kotoran hewan ketimbang daging hewan (misalnya babi) itu sendiri? Terlebih, tolok ukur halal atau tidaknya sesuatu hal semata-mata didasarkan pada sesuatu yang sangat sederhana, yakni pencucian. Jika demikian, jangan kaget atau heran jika kelak MUI menghalalkan kotoran babi dikonsumsi oleh manusia sedangkan daging babi tetap dianggap najis. YAIKS...!!!

Dukun vs. Taktik

Saya bukanlah pengagum Jose Mourinho, salah seorang manajer klub sepak bola tersukses di awal abad ke-21 karena mampu mengantar dua klub sepak bola berbeda - Porto (Portugal) 2004 dan Inter Milan (Italia) 2010 - merebut Piala Champions UEFA, karena keangkuhannya. (Ketika melatih klub Chelsea menyebut dirinya sebagai The Special One.) Namun, terlepas dari berbagai sikap dan perkataannya yang seringkali mengundang kontroversi serta keangkuhannya tersebut, harus diakui ia merupakan seorang manajer cerdas yang bertangan dingin karena, selain mampu membawa dua klub berbeda merengkuh Piala Champions UEFA, ia langsung berhasil membawa Chelsea menjuarai Liga Premiership (Inggris) setelah ditunjuk melatih klub tersebut, bahkan dua kali berturut-turut. Ia juga sukses mengantarkan Inter Milan menggondol tiga piala dalam satu musim (Liga Italia, Coppa Italia, dan Champions UEFA) di tahun keduanya menangani klub tersebut.

Oleh karena itu, ketika salah seorang dukun kenamaan di Kenya mengaku telah didatangi Mourinho karena ia meminta bantuan dari dukun tersebut untuk tugas barunya (sekarang Mourinho menangani Real Madrid - Spanyol), berita tersebut sangatlah mencurigakan, tetapi tetap masuk akal. Artinya, merupakan hal yang masuk akal alias bisa saja Mourinho mendatangi seorang dukun kenamaan di Kenya untuk menolongnya agar sukses menangani Real Madrid, namun hal tersebut sangatlah mencurigakan. Berita tentang Mourinho, seorang salah seorang manajer klub tersukses di abad 21, mendatangi dukun agar sukes merupakan hal yang sangat mencurigakan. Apakah sebelum ini Mourinho memiliki kebiasaan mendatangi dukun supaya sukses melatih beberapa klub sepak bola? Kemungkinan tersebut sangatlah kecil. Artinya, kebenaran berita tersebut sangatlah diragukan mengingat kemampuan mumpuni Mourinho ketika menukangi beberapa klub, baik besar maupun kecil.

Dengan demikian, "mantra" (baca: taktik) Mourinho ketika memimpin beberapa klub tidak bisa dianggap remeh apalagi dibandingkan dengan "mantra" yang digunakan oleh dukun karena taktik yang digunakan Mourinho telah terbukti jauh lebih ampuh ketimbang jampi-jampi dukun yang tidak lebih dari omong kosong belaka. Buat apa seorang Mourinho berkonsultasi dengan seorang dukun, sekalipun dukun kenamaan (di Kenya pula!), padahal ia telah terbukti sebagai salah seorang ahli strategi yang jitu. Ingat saja ketika ia menukangi Porto yang pada saat itu sangat tidak sebesar klub-klub di zamannya, seperti misalnya: Real Madrid dan Milan, namun Porto mampu menjuarai Champions UEFA setelah di final menumbangkan Monaco dengan skor yang meyakinkan, yakni 3-0. Yang masih hangat adalah ketika dengan strategi yang sangat tepat Mourinho berhasil membawa Inter Milan merebut piala yang sama tahun ini setelah menumbangkan kampiun tahun lalu, Barcelona, dan di final mematahkan taktik seorang ahli strategi (senior) lainnya, yakni Louis van Gaal (Bayern Muenchen) dengan skor akhir yang juga meyakinkan, yakni 2-0.

Kejanggalan atau lebih tepatnya pertanyaan lain yang bisa dikemukakan setelah membaca berita itu adalah: Buat apa seorang Mourinho meminta bantuan seorang dukun di Kenya yang katanya juga berperan sebagai konsultan pengurus sepak bola di negeri itu, sedangkan prestasi timnas sepak bola negeri itu sendiri tidak lebih baik dari timnas, seperti misalnya: Nigeria, Pantai Gading, dan Kamerun (peserta Piala Dunia yang baru saja berakhir). Apakah timnas Kenya baru-baru ini pernah ikut serta dalam perhelatan Piala Dunia, atau setidaknya, berprestasi dalam perebutan Piala Afrika? Sejauh yang saya ketahui fakta tersebut tidak terbukti. Jika demikian, kemungkinan Mourinho berkonsultasi dengan seorang dukun di Kenya demi kesuksesannya di Real Madrid sangatlah kecil karena yang dibutuhkan oleh seorang Mourinho bukanlah jampi-jampi melainkan "ramuan" (baca: susunan pemain) yang tepat dan strategi yang jitu demi membawa Real Madrid - klub sepak bola terkaya di dunia - merebut sebanyak mungkin trofi yang menjadi ambisi klub sebesar, setua, dan sekaya Real Madrid.

Jangan-jangan Helikopter

Seorang pemuda di Semarang mengaku telah melihat sebuah benda aneh di angkasa pada malam hari. Ia mengaku melihat benda misterius itu berada di angkasa selama 1,5 jam. Ia pun  meyakini jika benda aneh yang dilihatnya tersebut bukanlah pesawat terbang melainkan  benda  angkasa yang belum bisa diketahui secara pasti identitasnya. "Penglihatan" pemuda itu didukung oleh ibundanya yang mengaku telah melihat hal yang serupa. Apakah "benda misterius" yang dikatakan berkedip-kedip di angkasa pada malam hari itu?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari kita perhatikan beberapa fakta yang bisa ditemukan, setidaknya, melalui berita di atas:
1. Peristiwa terjadi di malam hari, sehingga bisa disimpulkan keadaan cukup gelap, namun jika pada saat itu cuaca cerah maka pemandangan di angkasa/langit bisa terlihat dengan cukup jelas. Ini dibuktikan dengan melihat bulan, bintang-bintang, beberapa planet tertentu yang dekat dengan, bumi, bahkan satelit.
2. Penglihatan dibantu oleh teropong, sehingga benda dalam jarak tertentu semestinya bisa dilihat dengan cukup jelas, terlebih jika pada saat itu cuaca cerah. Jika bintang dan gugusan planet saja yang terlihat cukup jauh saja bisa dilihat dengan mata telanjang saat cuaca cerah, maka benda lain kemungkinan besar pun bisa dilihat dengan cukup jelas. (Perhatikan: ukuran benda misterius itu sekitar 3 cm.)
3. Benda misterius tersebut dikatakan terbang berputar-putar selama 1,5 jam sebelum turun. Pesawat terbang dan helikopter sering terlihat melakukan manuver (gerakan terbang) berputar sebelum mendarat. Ini dilakukan untuk menemukan titik mendarat yang tepat dengan menyesuaikan pada kecepatan angin. 

4. Benda itu dikatakan berkedip-kedip [memiliki atau mengeluarkan cahaya di tubuhnya layaknya seekor kunang-kunang]. Selain pesawat terbang, helikopter pun memiliki cahaya lampu berkedip-kedip yang berada di bawah tubuh helikopter. Sekalipun malam hari, terlebih saat cuaca cerah, lampu yang berkedip-kedip itu dapat dilihat dengan cukup jelas sekalipun dari kejauhan.

5. Peristiwa tersebut bukan hanya disaksikan oleh satu orang melainkan beberapa orang, yakni anggota keluarga (ibunda turut menegaskan pernyataan anaknya). Harus diperhatikan, kesaksian tersebut didukung oleh anggota keluarga yang memiliki kecenderungan kuat untuk mendukung pernyataan/kesaksian anggota keluarga sendiri. Artinya, sebagian besar orang cenderung membenarkan kesaksian orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengannya (misalnya: keluarga, teman, dan anggota kelompok). Dengan demikian dapat dikatakan dalam konteks ini bahwa unsur subjektivitas memainkan peranan yang sangat sentral sehingga orang cenderung memberikan pernyataan positif terhadap orang-orang yang berada di dekatnya.

Setelah memperhatikan kelima fakta di atas, apakah dugaan yang paling mungkin atau masuk akal yang bisa menjawab pertanyaan mengenai "benda misterius" itu? Apakah benda misterius itu UFO (lagi)? Ataukah?

Sabtu, 17 Juli 2010

Kaum Minoritas (Wajib) Dibunuh!

Sepertinya ada beberapa kelompok dalam masyarakat, khususnya kaum beragama yang memiliki kecenderungan membasmi kelompok lain yang tidak "seiman" atau tidak "setradisi" dengan kelompoknya. Terlebih jika kelompok yang "berbeda" itu merupakan minoritas dalam masyarakat sehingga ada kecenderungan yang dimiliki oleh para anggota kaum mayoritas untuk melenyapkan kelompok minoritas, atau setidaknya, berupaya bertindak keras terhadap mereka. Kenyataan inilah yang terjadi di Pakistan ketika sekelompok Muslim Shia diserang dan dibunuh oleh, yang diduga kuat, kelompok Muslim Sunni. Peristiwa itu sendiri terjadi di wilayah yang mayoritas penduduknya adalah Muslim Sunni. Para penganut Muslim Shia dalam komposisi penduduk Pakistan hanya 20% dari total penduduk yang berjumlah 160 juta orang.

Kenyataan sepertinya ini sesungguhnya tidak hanya terjadi di Pakistan melainkan terjadi di berbagai belahan dunia lainnya apalagi ketika bersinggungan dengan ranah keagamaan, di mana kelompok mayoritas menganggap jika kelompok minoritas patut disingkirkan dari masyarakat. Mengapa kelompok mayoritas (keagamaan) tega melakukan hal keji seperti itu? Hal ini mereka lakukan karena menganggap jika kebenaran absolut dimiliki oleh kelompok mereka dengan meniadakan kebenaran yang dianut oleh kelompok lain. Ini didasarkan pada jumlah pengikut mereka lebih banyak sehingga beranggapan Tuhan yang menjadi sesembahan mereka (hanya) memberkati kelompoknya. Dengan demikian, kelompok mayoritas yakin bahwa Tuhan tidak mungkin memberkati kelompok minoritas.

Keyakinan bahwa kelompoknya diberkati Tuhan inilah yang membuat kelompok mayoritas tidak ragu bertindak semena-mena terhadap kelompok minoritas. Mereka menganggap bahwa kebenaran dan berkat Tuhan sebagai hal absolut bagi kelompok mereka saja. Mereka sama sekali menutup kemungkinan jika ada kebenaran lain yang dianut oleh kelompok lain sekalipun kelompok itu tergolong minoritas dalam masyarakat. Nyata dalam masyarakat jika kuantitas masih memainkan peranan yang utama dengan keyakinan bahwa mayoritas berarti benar. Ini merupakan salah contoh "teori" yang salah bahkan sesat karena sesungguhnya kuantitas sama sekali tidak menentukan kebenaran suatu hal.

Jumat, 16 Juli 2010

Ruud Gullit

Ada tradisi unik yang dilakukan di Desa Wulan, Kepil, Wonosobo, dan Temanggung, di mana anak-anak berusia sekitar tujuh tahun mengikuti "potong gombak". Dalam tradisi tersebut dilakukan pemotongan rambut terhadap anak-anak yang berambut gimbal yang dipercaya dapat menghilangkan nasib buruk, baik terhadap si anak maupun keluarganya. Sayangnya sama sekali tidak ada penjelasan mengenai kaitan antara rambut gimbal dan nasib buruk sehingga memunculkan pertanyaan: Mengapa rambut gimbal harus dipotong/dihilangkan dari kepala seseorang? 

Tentu masih lekat dalam ingatan kita mengenai duo pesepak bola Belanda di era akhir 80-an dan awal 90-an yang berambut gimbal. Ya, tidak salah lagi, Ruud Gullit dan Frank Rijkard. Bukankah mereka berambut gimbal? Terlepas rambut gimbal mereka itu asli (dari sononya) atau buatan, namun jelas, mereka adalah pesepak bola yang cukup gemilang di masanya. (Timnas sepak bola Belanda kampiun Piala Eropa 1988 dan bersama Marco van Basten membentuk trio Belanda yang gemilang di klub AC Milan.) Bagaimana dengan legendaris Bob Marley yang selalu dikenang dan dikenal sebagai pionir musik Reggae, bukankah ia berambut gimbal? Mengapa rambut gimbal harus dipotong jika tiga orang terkenal di atas merupakan contoh nyata jika rambut gimbal sama sekali tidak berhubungan dengan nasib buruk yang akan menimpanya kelak.

Banyak orang suka menghubung-hubungkan hal-hal yang sebenarnya sama sekali tidak ada kaitannya kemudian mempercayaiya, seperti kaitan antara rambut gimbal dan nasib buruk. Sangat mungkin kepercayaan seperti ini didasarkan pada pengalaman yang sudah terjadi sehingga mereka meyakini kebenaran hal tersebut. Namun banyak orang tidak menyadari jika yang terjadi semata-mata suatu kebetulan. Terlebih dalam konteks anak-anak yang sering sakit-sakitan akibat berambut gimbal. Bukankah anak-anak memang rentan sakit akibat belum memiliki anti-body yang cukup kuat untuk melindungi tubuhnya? Apalagi anak-anak yang hidup di pedesaan akibat pasokan gizi yang kurang dan gaya hidup (kesehatan) yang minim sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Setidaknya kedua hal tersebut bisa menjadi penjelasan yang jauh lebih masuk akal terhadap penyebab anak-anak yang sering sakit ketimbang rambut gimbal.

Kamis, 15 Juli 2010

Frustrasi Berat Tuh...

Fenomena kesurupan massal kembali terjadi di Jambi setelah tim voli Kabupaten Sarolangun, Jambi, dikalahkan oleh lawannya. Sesungguhnya kesurupan yang dialami enam atlet dalam tim voli tersebut bukanlah akibat gangguan makhluk halus seperti yang diberitakan melainkan kekalahan yang diderita tim tersebut. Kekalahan yang mengakibatkan fenomena kesurupan yang dialami keenam atlet voli tersebut sangat mungkin terjadi karena keenam atlet itu tidak kuasa mengendalikan gejolak emosi dan pikiran mereka. Letupan emosi yang tidak mampu dikendalikan itu bisa terjadi akibat kekecewaan yang begitu mendalam setelah mengalami kekalahan yang diperkuat oleh harapan untuk menang yang sangat tinggi.

Ketika harapan terhadap sesuatu tidak menjadi kenyataan dan emosi serta pikiran tidak bisa dikendalikan dengan baik, maka tidak heran orang yang mengalaminya akan menderita fenomena kesurupan. Banyak orang tidak menyadari bahwa hal tersebut sama sekali tidak terjadi akibat gangguan makhluk halus melainkan semata-mata akibat hal psikis yang sebenarnya bisa dijelaskan tanpa menyinggung hal-hal yang berbau paranormal. Jadi, yang terjadi sesungguhnya bukanlah gangguan makhluk halus yang mengakibatkan kesurupan melainkan orang-orang tersebut menderita gangguan psikis yang cukup berat.

Selasa, 13 Juli 2010

Oh, Kirain Buatan Aliens (lagi)!

Ternyata saya terlalu curiga sehingga ketika membaca judul berita tersebut saya segera menduga jangan-jangan gambar tersebut akan dikira banyak orang sebagai buatan aliens. Saya menduga hal tersebut karena sekilas hanya melihat pola dan bentuk yang terdapat di gambar tersebut. Dugaan salah saya tersebut hanya didasarkan pada "penglihatan" tanpa membaca berita selengkapnya, di mana gambar tersebut ternyata diduga merupakan tempat yang dibangun oleh militer Cina. Dugaan bahwa tempat tersebut sebagai buatan militer Cina didukung oleh indikasi yang mengatakan bahwa tempat tersebut berada pada kordinat yang mirip dengan lapangan parkir pesawat jet yang terletak pada kordinat itu.

Jika gambar yang sama dilihat dan diduga oleh orang yang suka dengan cerita-cerita yang dramatis atau orang yang suka bahkan percaya adanya UFO dan aliens, maka hampir bisa dipastikan gambar tersebut akan diduga telah dibuat oleh aliens. Namun, jika gambar tersebut dilihat oleh orang sangat ragu terhadap keberadaan aliens dan UFO, atau setidaknya, tidak mudah percaya terhadap "penglihatan" yang dimilikinya, maka mereka ia tidak terburu-buru mengatakan jika gambar itu telah dibuat oleh aliens. Saya sendiri sangat meragukan keberadaan aliens dan UFO, tetapi ternyata kurang teliti akibat terlalu curiga terhadap pandangan banyak orang yang mempercayai adanya aliens dan UFO.

Sabtu, 10 Juli 2010

Gaya Kuno

Seorang perempuan Iran "lolos" dari hukuman rajam setelah pemerintah Iran mencabut tuntutan mengerikan tersebut. Sebelumnya perempuan itu diancam hukum rajam akibat terbukti telah melakukan hubungan tidak resmi dengan dua orang laki-laki sepeninggal suaminya. Sudah merupakan hukuman dalam negara Iran jika seorang perempuan terbukti melakukan perbuatan seksual di luar pernikahan (Islam), maka ia akan dirajam, sedangkan jika terbukti adanya hubungan seksual sebelum nikah akan dicambuk sebanyak 100 kali. Semua hukuman itu tentu didasarkan pada hukum-hukum Islam yang merupakan dasar pemerintahan Iran.

Terlepas dari tindakan seksual perempuan tersebut (berhubungan dengan dua laki-laki sepeningal suaminya) dan hal baik yang diperolehnya karena ia tidak akan dihukum rajam, pemberlakuan hukuman yang didasarkan pada hukum-hukum Islam seperti yang diberlakukan di Iran merupakan hal yang sangat mengerikan. Dikatakan mengerikan karena mereka masih memberlakukan jenis hukuman yang sama sekali tidak manusiawi, di mana manusia diperlakukan layaknya binatang, dengan dicambuk dan dirajam. Sangat mungkin banyak orang berdalih bahwa hukuman seperti itu hendak memberikan efek jera terhadap si terhukum, namun hukuman seperti itu dilakukan pada zaman baheula ketika peradaban manusia tidak sebegitu modern seperti saat ini, di mana hak asasi dan kebebasan manusia sudah lebih diperhatikan dan diperjuangkan.

Pemberlakuan jenis hukuman yang begitu keras dan mengerikan sesungguhnya menunjukkan bahwa pemerintahan atau kelompok yang memberlakukan hal tersebut tidak menghargai (ke)hidup(an) yang menjadi hal setiap orang. Lebih dari itu, pemerintah atau kelompok yang memberlakukan cara-cara hukuman yang sangat keras dan keji memperlihatkan mereka sebagai barbarian yang masih hidup di zaman dahulu. Mereka adalah orang-orang yang hidup di masa kini (modern), namun masih berperilaku bagaikan orang-orang yang hidup ribuan tahun yang lampau. Orang-orang seperti itu tidak mau melihat kenyataan, bahkan menutup mata dan telinga serta membentengi pikiran mereka dari berbagai hal yang terjadi di masa kini ketika pemikiran dan peradaban manusia terus berkembang, namun sebaliknya mendasarkan pikiran mereka pada hukum-hukum agama yang sudah usang alias out-of-date karena sebenarnya sudah tidak sesuai dengan kenyataan riil yang terjadi di masa kini.

Kembali pada berita mengenai perempuan yang tidak akan dijatuhi hukuman rajam tadi, jika orang tidak membaca berita tersebut dengan cermat maka orang akan segera memberikan pujian dan penghargaan pada pemerintah Iran yang sudah membatalkan hukuman atas perempuan itu, yang sesuai dengan perjuangan hak asasi manusia. Namun, kita tidak tahu dan tidak bisa memastikan jika (ancaman) hukuman yang sama tidak akan berlaku lagi pada orang lain, bukan? Orang mungkin juga terburu-buru memuji pemerintah Iran yang sudah bersikap manusiawi karena tidak jadi merajam perempuan tersebut sehingga tidak memperhatikan bahwa sebelumnya perempuan malang tersebut telah mengalami hukuman dicambuk sebanyak 99 kali! Apakah ini yang dinamakan dengan sikap yang sesuai dengan perjuangan kemanusiaan? Jauh dari kenyataan yang sesungguhnya!

UFO atau...

Jika orang mau bersabar dengan membaca keseluruhan setiap berita dengan pikiran terbuka sekaligus kritis (mempertanyakan berbagai hal serta menggunakan akal sehat), maka orang tidak akan mudah jatuh ke dalam kesimpulan-kesimpulan yang bernada paranormal dan supernatural. Namun, hal sebaliknyalah yang akan terjadi jika orang tergesa-gesa sampai pada kesimpulan tanpa terlebih dulu mempertanyakan berbagai hal yang terkait dengan bahasan dan tidak menggunakan akal sehatnya secara kritis. Hal terakhir inilah yang bisa orang temukan melalui berita yang mengatakan bahwa UFO telah terlihat di angkasa dekat sebuah bandara udara. Oleh karena "penglihatan" yang sama sekali tidak didasarkan pada bukti-bukti fisik yang relevan, kecuali adanya sekelebat cahaya di angkasa, sehingga banyak orang yakin bahwa cahaya itu adalah UFO. Bahkan pihak bandara udara untuk beberapa lama sempat mengalihkan penerbangan dan pendaratan pesawat di tempat itu supaya, diyakini, tidak terjadi hal-hal yang tidak dikehendak. (Mungkin tabrakan antara pesawat terbang dan pesawat aliens.)

Beberapa kecurigaan segera muncul ketika membaca berita tersebut: 

1. Cahaya yang dikatakan sekelebat itu muncul di langit pada malam hari.
2. Tidak jelas siapa saja yang menjadi saksi mata adanya cahaya tersebut.
3. Hanya dikatakan bahwa seorang supir bis yang menyaksikannya.
4. Sama sekali tidak jelas apakah ketika melihat cahaya supir itu sedang mengendarai bisnya atau dalam keadaan diam (tidak mengendarai bis).

Cahaya yang muncul apalagi hanya sekelebat di angkasa/awan pada malam hari bisa saja hanyalah pantulan cahaya yang berasal dari kendaraan yang ada di bawahnya. Hal ini merupakan fenomena yang biasa terjadi apalagi ketika itu langit/awan dalam keadaan yang sangat cerah sehingga bisa memantulkan cahaya yang berasal dari kendaraan. Selain itu, sama sekali tidak jelas siapa saja yang telah menjadi saksi mata cahaya itu selain seorang supir bis yang juga tidak jelas apakah ketika itu ia sedang mengendarai bisnya atau tidak. Jika ia tidak sedang mengendarai bisnya bisa saja ia ketika itu sedang mengalami kelelahan sehingga cahaya yang hanya merupakan pantulan dari benda lain dianggapnya sebagai UFO. Dan apabila pada saat itu ia sedang mengendarai bisnya, maka akan sangat besar kemungkinan cahaya yang dilihatnya itu merupakan cahaya kendaraan yang berasal dari arah berlawanan dan ketika ia melihat ke langit ia "merasa melihat" cahaya di langit yang tidak lain merupakan sisa cahaya yang masih tersimpan di matanya.

Pernyataan yang mengatakan bahwa cahaya itu merupakan UFO hanya diungkapkan oleh orang-orang yang sebelumnya sudah terlebih dulu meyakini jika UFO itu memang ada, oleh karenanya mereka berusaha mencari segala bukti untuk mendukung keyakinan mereka itu. Tentu, orang-orang seperti itu bisa mengatakan apa saja untuk mendukung keyakinannya alias mengaitkan berbagai hal atau pola yang pernah didengar, dibaca, di-"rasa", dilihat, bahkan dialaminya untuk dikaitkan dengan keyakinan yang dimilikinya. Oleh karena itulah tidak heran jika banyak orang meyakini keberadaan UFO, hantu, tuyul, kuntilanak, pocong, bahkan malaikat tanpa didukung oleh berbagai bukti fisik yang relevan selain mengutarakan pernyataan-pernyataan, seperti: "Saya pernah mendengar suara sesuatu" atau "saya sendiri pernah melihat dan mengalaminya langsung." Orang-orang seperti inilah yang disebuat mengalami self-confirmation bias. Artinya, mereka sudah terlebih dulu yakin mengenai keberadaan sesuatu baru kemudian mencari segala hal atau pola yang kemudian dikaitkan dengan keyakinannya itu. Jika mereka tidak pernah (mau) menyadari kelemahan tersebut, maka mereka adalah orang-orang yang mudah mempercayai segala hal karena enggan berpikir kritis.

Burung Parkit Juga Bisa Meramal

Setelah seekor gurita yang dipercaya bisa meramal hasil pertandingan Piala Dunia 2010 secara tepat sekarang seekor burung Parkit pun tidak mau ketinggalan aksi dengan meramal beberapa hasil pertandingan di turnamen yang sama. Khusus untuk pertandingan final antara Belanda vs. Spanyol, mani - nama burung Parkit itu - meramal bahwa Belanda akan keluar sebagai pemenangnya.
"Kehebatan" Mani meramal dengan tepat beberapa hasil pertandingan di Piala Dunia kali ini membuatnya menjadi populer karena didatangi oleh orang-orang yang suka berjudi untuk memperoleh keuntungan. Tentu, hal ini tidak hanya menguntungkan mereka yang menang taruhan setelah "berkonsultasi" dengan Mani, tetapi juga menambah pundi-pundi pemilik Mani yang ternyata adalah seorang astrologer. 
"Ramalan" yang dilakukan Mani merupakan suatu kebetulan yang memang sangat jarang karena bisa menebak beberapa hasil pertandingan dengan tepat dan rupanya diperhatikan oleh si pemiliknya. Pemilik burung Parkit tersebut pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mempopulerkan Mani sehingga ia menjadi tenar yang ujung-ujungnya bisa menambah keuangan si pemilik Mani. Ternyata suatu hal yang sangat kebetulan bisa mendongkrak popularitas seseorang yang dari hal tersebut diharapkan juga akan mendongkrak penghasilan/pendapatan orang yang bersangkutan.

Jumat, 09 Juli 2010

Pantesan...

Tidak aneh apalagi mengejutkan jika masyarakat dalam suatu negara percaya terhadap berbagai hal yang bernuansa paranormal dan supernatural karena pemimpinnya pun percaya pada hal-hal tersebut. Hal ini terungkap melalui kata-kata Presiden SBY yang - mungkin bagi banyak orang sangat sepele - menunjukkan jika ia percaya bahwa ada, entah sosok ataupun kekuatan, yang hidup bahkan melindungi sebuah pohon. Mungkin kata-kata SBY tersebut diungkapkan sebagai candaan, namun karena hal tersebut keluar dari mulut seorang pemimpin tertinggi negara, maka dampaknya bisa cukup luas karena dibaca dan/atau didengar oleh banyak orang (rakyatnya). Sedikit-banyak kata yang sepertinya remeh tersebut bisa mempengaruhi masyarakat luas karena diucapkan oleh seorang presiden yang notabene kata-kata serta tingkah lakunya dipercaya sekaligus diteladani oleh warganya. 

Apakah ada penjelasan yang masuk akal mengenai mesin gergaji pemotong yang berkali-kali mati sehingga dianggap oleh SBY jika pohon yang hendak ditebang itu memiliki "penjaga"? Bisa jadi ketika itu mesin gergaji pemotong tersebut mengalami kemacetan yang mungkin diakibatkan oleh adanya salah satu bagian mesin yang bermasalah atau kurangnya minyak pelumas atau bensin yang digunakan untuk memberi daya pada mesin tersebut sehingga mesin itu pun tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Oleh karena itu, seharusnya selalu diupayakan untuk mencari penjelasan yang masuk akal terlebih dulu ketimbang orang sampai pada kesimpulan yang membawa-bawa hal paranormal atau supernatural. 

Orang yang selalu berupaya mencari penjelasan yang masuk akal sesungguhnya ia bukanlah orang yang malas yang ingin cepat-cepat sampai pada kesimpulan melainkan orang yang selalu mau menggunakan akal sehatnya demi penjelasan yang jernih dan cermat. Orang yang tidak terburu-buru mengambil kesimpulan terhadap banyak tanpa melibatkan hal-hal paranormal dan supernatural pada kesimpulannya itu adalah orang sabar dan tidak mau membuat kesimpulan yang asal-asalan. Orang yang sabar dan tidak mau membuat kesimpulan yang asal jadi tersebut termasuk orang yang skeptis.

Kalah Akibat Seragam

Timnas sepak bola Jerman akhirnya dijungkalkan oleh Spanyol di babak semifinal Piala Dunia 2010. Di luar kemampuan dan kematangan yang dimiliki oleh timnas Spanyol sehingga mampu menaklukkan Jerman, diberitakan bahwa Jerman kalah akibat menggunakan seragam yang sama ketika mereka ditaklukkan oleh tim yang sama dua tahun lalu pada final Piala Eropa di Inggris. Sementara timnas Spanyol menggunakan seragam yang sama ketika mengalahkan Jerman di dua pertemuan mereka, baik Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. 

Kekalahan Jerman atas Spanyol diyakini beberapa orang akibat seragam yang digunakan Jerman. Pernyataan ini sangatlah menggelitik karena segera muncul pertanyaan: Apa hubungan antara seragam yang digunakan dan kekalahan atau kemenangan sebuah tim sepak bola? Dikatakan bahwa saat Jerman dikalahkan oleh Spanyal di dua pertemuan kedua tim, baik di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 menggunakan seragam yang sama, sedangkan Spanyol juga menggunakan seragam yang sama ketika mengalahkan Jerman. Ini merupakan suatu hal yang murni kebetulan karena seragam utama timnas sepak bola Jerman adalah putih-hitam sementara Spanyol adalah merah-biru. Dengan demikian, tidak ada kaitan antara seragam yang dikenakan timnas Jerman dengan kekalahan yang dideritanya atas Spanyol. Begitu juga sebaliknya, di mana tidak ada hubungan antara kemenangan Spanyol dan seragama yang dikenakan para pemainnya ketika mengalahkan Jerman.

Diberitakan juga bahwa "nasib baik" dianggap berkaitan dengan kemenangan sebuah tim, dan sebaliknya, "nasib tidak baik" berhubungan dengan kekalahan yang diterima sebuah tim dalam pertandingan. Oleh karena Joachim Loew, pelatih timnas Jerman, menggunakan baju yang sama (warna biru) ketika Jerman mengalahkan lawan-lawannya (sebelum dikalahkan Spanyol), maka baju itu dianggap telah membawa "nasib baik" bagi timnas Jerman. Bahkan konon baju itu tidak diganti dan dicuci sehingga Loew menggunakan baju yang sama persis. Namun ternyata "kesaktian" baju biru yang digunakan Loew tidak mempan ketika Jerman menghadapi Spanyol sehingga Jerman pun tersingkir dari Piala Dunia 2010.

Jelas, tidak ada kaitan antara seragam yang digunakan timnas Jerman dan kekalahan yang dideritanya dari Spayol, demikian juga dengan baju biru yang digunakan Loew yang dianggap sebagai pembawa "nasib baik" bagi timnas Jerman. Kekalahan Jerman di semifinal Piala Dunia 2010 atas Spanyol tidak terlepas dari penguasaan bola dan strategi yang dimainkan oleh Spanyol dengan begitu efektif dan efisien sehingga Jerman mengalami tekanan di sepanjang laga. Di lain pihak, kemenangan Spanyol menunjukkan bahwa strategi menyerang yang kontinyu merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien untuk memperoleh kemenangan di dalam sebuah pertandingan sepakbola.

Rabu, 07 Juli 2010

Ular Sanca sebagai Perantara

Setelah ada gurita cenayang yang bisa meramal dengan tepat beberapa hasil pertandingan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, ada seekor ular sanca yang diyakini banyak orang bisa menolong mereka untuk menjadi perantara dengan arwah nenek moyang. Orang-orang itu meyakini jika ular sanca tersebut bisa menghubungkan mereka dengan arwah leluhurnya sehingga tim pilihan mereka bisa memenangkan pertandingan di kancah Piala Dunia 2010.


Ternyata "hubungan" antara manusia dan arwah leluhur bukan hanya dilakukan melalui perantaraan manusia lainnya, seperti dukun dan/atau cenayang, tetapi juga bisa dilakukan melalui seekor binatang (dhi. ular sanca). Hal ini membuktikan bahwa daya imajinasi manusia sesungguhnya tidaklah terbatas melainkan tanpa batas. Daya jelajah otak manusia bisa melampaui akal sehat sehingga manusia bisa berpikir dan berimajinasi mengenai banyak hal, bahkan mungkin semua hal. Artinya, otak manusia sangat mungkin memikirkan hal-hal yang mungkin saja tidak bisa dipahami oleh manusia lainnya. Namun, ketika seseorang tidak mampu menjelaskan hubungan antara kemampuan berpikir dan berimajinasi yang dimiliki dengan akal sehatnya, maka bisa jadi orang tersebut mengalami delusinasi. 


Setiap orang bisa mengalami delusinasi jika tidak mampu menggunakan akal sehat yang dimilikinya. Oleh karena itu, jika seseorang hendak menghindari atau menekan seminimal mungkin kemungkinan dirinya mengalami delusinasi ia harus memberlakukan daya kritis pikiran dan akal sehatnya. Jika tidak ia bukan hanya dapat membahayakan dirinya, tetapi juga bisa mengancam keberadaan pihak lain. Hal inilah yang kita temukan melalui berita dari Afrika  Selatan ketika banyak orang meyakini jika seekor ular sanca milik seorang dukun bisa menjadi perantara dengan arwah nenek moyang sehingga arwah nenek moyangnya bisa memenangkan tim pilihan mereka.

Paul Masih Populer

Karena "ramalan" Paul - gurita cenayang - mengenai hasil pertandingan antara timnas Argentina vs. Jerman pada babak perempat final Piala Dunia 2010 tidak meleset alias tepat di mana Jerman menekuk Argentina, maka "ramalan" Paul berikutnya mengenai pertandingan Jerman vs. Spanyol masih ditunggu. Oleh karena "ramalannya" itu Paul masih populer bagi banyak orang. Namun kali ini Paul "meramal" bahwa Spanyol yang akan memenangi pertandingan semifinal dini hari besok (waktu Indonesia) melawan Jerman

Jika "ramalan" Paul tidak meleset dan ini berarti Spanyol yang akan memenangi pertandingan, apakah dengan demikian seekor gurita memang bisa meramal? Tidak ada ukuran jelas yang digunakan untuk menilai apa yang dimaksud dengan "ramalan" itu. Bagaimana seandainya ramalan tersebut meleset atau tidak tepat? Apakah ada penjelasan mengenai hal itu? Sejauh ini tidak ada penjelasan jika sebuah ramalan keliru selain pernyataan bahwa ada hal-hal tertentu telah mengakibatkan kekeliruan ramalan tersebut. Dan untuk hal ini kebanyakan orang cenderung tidak mau peduli dan tidak tertarik karena mereka hanya tertarik ketika ramalan tersebut tepat sehingga tidak ada pemberitaan yang "heboh" mengenai kekeliruan tersebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kita nyaris atau bahkan tidak pernah mendengar/membaca berita mengenai ramalan yang meleset. Namun tidak demikian halnya dengan banyaknya berita mengenai ramalan yang tepat. 

Jika "ramalan" Paul tepat, maka bisa dipastikan dari sekarang - tidak perlu ramalan - ia akan terus populer, bahkan sangat mungkin popularitasnya akan terus meningkat. Namun, jika ramalannya meleset bisa dipastikan juga sejak saat ini - tidak juga memerlukan ramalan - jika berita mengenai gurita cenayang itu akan pudar tergerus atau setidaknya, orang-orang tertentu akan memberikan penjelasan yang sifatnya "membela" kekeliruan yang dilakukan Paul karena toh, ia hanyalah seekor gurita. Namun satu hal yang pasti - tetap tidak memerlukan ramalan - para pendukung Jerman akan bergembira jika Jerman memenangiduel melawan Spanyol, sedangkan para penggemar Spanyol akan gigit jari karena tim unggulannya tersingkir dari ajang Piala Dunia 2010.

Selasa, 06 Juli 2010

Potongan Rambut pun Diatur

Sudah merupakan hal yang biasa ketika di negara-negara tertentu, khususnya negara Islam, jika (cara) berpakaian penduduk di negara tersebut diatur oleh pemerintah dengan mendasarkannya pada hukum-hukum Islam. Hal mengatur bagaimana berpakaian yang layak menurut kaidah-kaidah Islam dilakukan supaya penduduk negara tersebut bisa dibentengi dari segala macam hal, seperti: godaan seksual dan derasnya perkembangan budaya ("barat"). Bahkan baru-baru ini pemerintah Iran mengeluarkan hukum yang mengatur potongan rambut kaum laki-laki di Iran.

Pemberlakuan hukum-hukum Islam tersebut sesungguhnya berupaya memenjarakan (tubuh) manusia ke dalam kerangkeng ideologi keagamaan yang sempit dan dangkal. Tubuh manusia dianggap bisa mengakibatkan "dosa" ataupun bencana, baik terhadap si pemilik tubuh maupun orang lain. Ketika sepertinya tubuh manusia diperlakukan sebagai sesuatu yang patut dilindungi karena begitu berharganya, namun yang tidak disadari bahwa sesungguhnya tubuh tersebut sedang diperlakukan semena-mena. Ketika sepertinya tubuh dijaga agar tidak mengalami penindasan dan perkosaan, namun sesungguhnya yang terjadi bahwa tubuh tersebut tengah mengalami ketidakadilan dan perkosaan.

Dunia yang terus mengalami perkembangan, baik secara pemikiran dan teknologi, ternyata juga diimbangi oleh pemikiran-pemikiran yang otoriter dan memenjarakan pikiran manusia. Ketika banyak negara memberikan kebebasan bagi warganya untuk mengekspresikan diri secara bertanggung jawab dengan tanpa berada di bawah kendali hukum-hukum agama melainkan mengedepankan logika dan kemanusiaan, tidak jarang masih ada negara yang mengatur warganya bukan dengan logika serta cara-cara yang tidak manusiawi. Ketika dunia ini terus bergerak ke arah modern, bahkan posmodern, dan banyak bangsa mengikuti arus tersebut, ada juga negara-negara yang malah membentengi diri dengan hukum-hukum agama yang sesungguhnya memasung kebebasan berekspresi warga negaranya. 

Apakah arus modernisasi, baik dalam pemikiran maupun ilmu pengetahuan bisa dibatasi oleh kaidah-kaidah agama? Mungkin saja ya, bisa, namun akibatnya adalah orang-orang yang merasa diri sebagai manusia yang berhak atas tubuh dan hidupnya sendiri merasa risih dan "panas" sehingga mereka pun berupaya memberontak. Jika ini yang terjadi, apakah ini yang dikehendaki dalam kehidupan bernegara, yakni adanya pemberontakan yang dilakukan oleh mereka yang merasa dipenjara oleh pemerintah di dalam negaranya sendiri? Sepertinya jawaban atas pertanyaan tersebut adalah negatif. 

Mengapa Baru Sekarang?

Setelah nyaris 20 tahun (1968-1986) merajalela dengan menyiksa 25 anak secara seksual barulah seorang mantan pastur dikenai ancaman hukuman 20 tahun penjara. Mengapa baru sekarang? Mengapa ancaman hukuman penjara tersebut diajukan setelah perlakuan keji pastur tersebut berlalu lebih dari 10 tahun silam? Mengapa pihak keamanan setempat (Australia) baru sekarang menjatuhi hukuman atas tindakan cela pastur tersebut setelah ia melakukan perbuatannya tersebut hampir 20 tahun? Mengapa juga Paus Benediktus XVI baru meminta maaf kepada korban dan keluarganya serta umum 10 tahun lebih setelah tindakan cemar itu terjadi? Mungkin ini memang "tradisi" otoritas tertinggi gereja Katolik Roma, Vatikan, yang memang sangat lambat meminta maaf kepada publik mungkin karena keangkuhan yang dimiliki mereka. Jangan-jangan selama rentang 20 tahun tersebut lebih dari 25 anak telah disakiti secara seksual oleh pastur biadab tersebut. 

Setelah sekian puluh skandal kekerasan, baik seksual maupun non-seksual yang dilakukan para pastur, sepertinya tidak ada tindakan nyata yang dilakukan oleh Vatikan untuk menganalisis mengapa para pastur tersebut telah berlaku dengan keji. Apakah yang melatarbelakangi perbuatan kejam para pastur yang seharusnya menjadi teladan, bahkan perlindungan bagi umatnya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, di mana para pastur malah menggunakan otoritas mereka untuk memperdaya dan menyakiti orang-orang seyogianya memperoleh kesejukan dan kedamaian di dalam kepercayaan (Katolik) yang mereka anut. Ternyata otoritas yang dimiliki seseorang bisa membuat orang tersebut menjadi "buta" dengan menggunakan otoritas yang dimilikinya untuk menyesatkan, bahkan menyakiti sesamanya.

Apanya yang Jelas & Nyata Sih?!

Kembali, seorang pemuda di Southampton, Inggris, menyangka telah melihat wajah Yesus ketika berselancar di internet. Ia mengaku tidak sengaja melihat wajah Yesus melalui gambar satelit yang menyoroti sebuah lahan di Hongaria. Ia pun mengaku bukan seorang relijius yang mencari gambar Maria atau Yesus dalam segala hal, namun hal yang ia lihatnya ini merupakan sesuatu yang jelas dan nyata. Inilah salah satu contoh fenomena pareidolia. Beberapa waktu lalu sudah dijelaskan apa yang dimaksud dengan "pareidolia." 

Fenomena pareidolia tidak selalu harus dialami oleh orang yang relijius karena hal ini berkaitan dengan memori otak manusia yang berbagai pola atau bentuk tertentu yang sesungguhnya tidak jelas, apalagi nyata. Oleh karena manusia cenderung menafsirkan pola atau bentuk tertentu yang telah disimpan dalam otaknya dengan berbagai "penglihatan" yang berkaitan dengan figur-figur tertentu (khususnya dalam agama), maka mereka cenderung mudah mengaitkan pola atau bentuk tertentu itu dengan gambaran-gambaran tersebut. Dengan demikian, tidaklah heran jika seorang yang tidak relijius pun bisa mengalami pareidolia karena sebelumnya ia pernah, entah disadari ataupun tidak disadari, melihat gambar figur-figur tertentu dalam keagamaan.

Orang-orang yang mengalami pareidolia selalu menyatakan bahwa "penglihatan" yang dialaminya sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh "jelas dan nyata." Hal ini bisa terjadi karena mereka sudah memiliki asumsi awal yang berasal dan dipicu oleh pola-pola atau bentuk-bentuk yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Ketika "penglihatan" yang dianggap "jelas dan nyata" oleh mereka yang mengalami pareidolia itu diterima sebagai suatu kenyataan yang pasti artinya mereka telah mengalami delusinasi. Sesungguhnya hal ini bisa dihindari jika orang-orang itu mau berpikir kritis sehingga menyadari bahwa gambaran yang diterima dan ditafsirkan oleh indera penglihatan mereka itu hanyalah suatu kebetulan yang sama sekali tidak ada artinya.

Minggu, 04 Juli 2010

Rahasia Jerman

Seringkali orang mengatakan dan percaya bahwa pendukung sebuah tim yang sedang bertanding merupakan pihak yang sangat penting untuk kemenangan tim tersebut. Bahkan pendukung yang begitu bersemangat dianggap sebagai pemain tambahan (pemain ke-12 dalam tim sepak bola) sehingga tim lawan pun takluk. Oleh karena itulah banyak orang meyakini jika dukungan dari suporter menjadi hal vital dalam mencapai kemenangan sebuah tim yang didukungnya. Banyak orang pun akhirnya meyakini jika dukungan suporter  dianggap sebagai faktor utama dan penting bagi keberhasilan sebuah tim.

Dalam semangat Piala Dunia 2010 ini timnas Jerman berubah dari tim yang awalnya tidak terlalu diunggulkan karena bermaterikan pemain-pemain yang rata-rata berusia 26 tahun dan tidak diperluat oleh para pemain seniornya, khususnya kapten dan jenderal lapangan tengah mereka, Michael Ballack. Ada semacam tradisi dalam Piala Dunia jika sebuah timnas hendak memperoleh kemenangan dalam sebuah turnamen sekelas Piala Dunia maka dibutuhkan pemain-pemain yang sudah berpengalaman. Kenyataan yang dimiliki timnas Jerman adalah kebalikannya sehingga mereka pun tidak terlalu diunggulkan layaknya timnas-timnas, seperti: Italia (kampiun Piala Dunia sebelumnya dan telah merebut Piala Dunia sebanyak 3 kali), Inggris (diyakini dapat membawa pulang Piala Dunia karena bermaterikan pemain-pemain yang sedang berada pada puncak penampilan mereka/golden age), Brasil (kampiun empat kali Piala Dunia), Argentina (diperkuat peraih pemain terbaik Dunia dua kali yang dianggap sebagai "bocah ajaib" dalam dunia sepak bola), dan Spanyol (kampiun Piala Eropa dua tahun lalu). Namun demikian, Inggris dan Argentina, dua tim yang bermaterikan pemain-pemain sarat pengalaman sehingga lebih diunggulkan dari timnas Jerman, mampu dipulangkan lebih awal ke negara mereka oleh Jerman dengan skor yang sangat meyakinkan (4-1 dan 4-0). Apa yang membuat timnas Jerman yang tadinya tidak terlalu diunggulkan menjadi tim yang sangat diperhitungkan, bahkan dianggap berbahaya?

Berita terkini yang dianggap bisa menjawab pertanyaan tersebut adalah bahwa dukungan para penggemar Jerman di Jerman dipercaya telah membakar semangat anak-anak muda di timnas Jerman sehingga mereka pun mampu menaklukkan tim-tim tangguh, seperti: Inggris dan Argentina. Hal inilah yang dianggap sebagai "rahasia Jerman" sehingga mereka bisa mengalahkan dua tim besar yang bermaterikan pemain-pemain sarat pengalaman. Bahkan diberitakan sesaat sebelum bertanding melawan Argentina semua anggota timnas Jerman menyaksikan cuplikan-cuplikan para pendukung Jerman di berbagai tempat di Jerman yang begitu bersemangat mendukung timnas kesayangannya. Pelatih Jerman sendiri, Joachim Loew, menyatakan bahwa film yang dipertontonkan kepada seluruh anggota timnas Jerman itu dianggap telah memotivasi para pemain muda Jerman. 

Apakah semangat dan motivasi para pemain Jerman memang telah "memenangkan" mereka atas Inggris, bahkan Argentina? Bisa saja ya. Namun, hal "motivasi" atau "semangat" tim bukanlah hal paling penting dan utama yang dimiliki tim Jerman sehingga mereka bisa mengalahkan Inggris dan Argentina, apalagi satu-satunya. Ada beberapa hal yang lebih penting, bahkan paling penting dan utama dibandingkan "motivasi" dan "semangat" yang diperoleh para pemain muda Jerman, yakni: 1. strategi dan pemilihan pemain yang tepat oleh pelatih; 2. para pemain sungguh-sungguh menjalankan strategi yang diterapkan oleh pelatih; 3. kekompakan tim (tidak ada seorang pemain Jerman yang mau lebih unggul, hebat, atau terkenal karena semuanya bermain demi kepentingan tim); 4. para pemain muda Jerman tidak rendah diri karena minimnya pengalaman yang dimiliki apalagi hanya karena mereka rata-rata lebih muda dibandingkan para pemain lawan. 

Apakah ini artinya "motivasi" dan "semangat" tidak penting dimiliki oleh sebuah tim untuk memenangkan pertandingan? "Motivasi" dan "semangat" tetaplah penting, namun bukan menjadi hal yang paling utama dan penting demi memenangkan pertandingan. Apakah tim-tim, seperti: Inggris, Argentina, Italia, Prancis, Brasil, bahkan Korea Utara tidak memiliki cukup motivasi dan semangat untuk memenangkan pertandingan sehingga mereka kalah dan tersingkir dari perhelatan Piala Dunia 2010? Sepertinya sama sekali tidak. 


Dengan demikian, "rahasia Jerman" bisa mengalahkan Inggris dan Argentina, bahkan tim-tim sebelumnya bukanlah terletak pada motivasi dan semangat yang dimiliki para pemain muda Die Mannschaft melainkan terletak pada empat hal yang sudah diutarakan di atas. Apakah ketika dikalahkan 0-1 oleh Serbia di penyisihan grup para pemain Jerman tengah tidak memiliki cukup motivasi dan semangat untuk menggondol Piala Dunia 2010? Saya pikir juga sama sekali tidak. Keempat hal yang telah diutarakan di atas merupakan alasan paling penting dan utama sehingga timnas Jerman yang bermaterikan para pemain muda yang minim pengalaman di pentas dunia mampu mengalahkan lawan-lawannya, termasuk Inggris dan Argentina.

Sabtu, 03 Juli 2010

Mengamalkan Hukum Kasih

Sepertinya inilah yang dilakukan oleh Vatikan (otoritas tertinggi gereja Katolik) yang akan memberikan kesempatan kepada seorang Uskup Jerman untuk bertugas kembali setelah mengajukan surat pengunduran diri. Uskup Jerman tersebut mengundurkan diri setelah memberikan pengakuan bahwa beberapa waktu lalu pernah memukul anak-anak. Menanggapi surat pengunduran diri yang telah diberikan kepada Vatikan, pihak otoritas gereja tersebut tengah mempertimbangkan supaya Uskup Jerman tersebut bisa tetap melakukan tugas gerejawinya. 

Setidaknya ada dua tafsiran menanggapi sikap Vatikan yang sepertinya akan tetap membiarkan Uskup Jerman tersebut memangku jabatan gerejawinya:

Pertama: Persoalan tindakan kekerasan dengan memukul anak-anak seperti yang diakui telah dilakukan oleh Uskup Jerman tersebut tidak sebesar skandal seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh para petinggi gereja Roma. Oleh karena itu, kepedulian Vatikan  terhadap dua kasus tersebut (pemukulan dan tindak seksual terhadap anak-anak) tidaklah sama. Sepertinya Vatikan tidak menganggap kasus pemukulan terhadap anak-anak yang dilakukan seorang petinggi gereja Roma sebesar, seheboh, atau sememalukan ketimbang kasus seksual yang dilakukan para petingginya. Jika ini yang terjadi, maka jangan heran ketika kelak para petinggi gereja Roma mengaku hanya melakukan pemukulan anak-anak demi terhindar dari tuduhan telah melakukan tindakan seksual terhadap anak-anak.

Kedua: Sepertinya Vatikan mentolerir (baca: memaafkan) tindakan yang pernah dilakukan Uskup Jerman itu karena ia telah mengakui perbuatannya tersebut. Oleh karena ia tidak melakukan tindakan seksual terhadap anak-anak itu melainkan hanya memukul mereka ditambah ia telah mengakui perbuatannya yang disertai oleh surat pengunduran dirinya, maka gereja pun memberikan pengampunan terhadap Uskup Jerman tersebut. Mungkin saja  Vatikan menganggap pengakuan dosa dan pengunduran diri yang dilakukan oleh Uskup Jerman tersebut sebagai perbuatan "baik" karena ia telah menunjukkan keberanian dan tanggung jawab. Oleh karena itulah Vatikan mempertimbangkan supaya ia bisa terus melaksanakan tugas gerejawinya. Jika ini yang terjadi, maka sangat mungkin Vatikan tengah mewujudkan ajaran utama dalam agama Kristen, yakni "kasih." Artinya, tindakan pengampunan yang diberikan Vatikan terhadap Uskup Jerman tersebut merupakan wujud dari pengamalan hukum kasih seperti yang diajarkan Yesus. "Jika Allah Bapa yang penuh kasih telah mengampuni umat-Nya dengan mengurbankan Yesus, anak-Nya, demi menebus dosa manusia, masakan kita sebagai manusia yang telah ditebus melalui darah pengurbanan anak-Nya di kayu salib tidak mengampuni sesama kita?" Mungkin kata-kata itulah yang diucapkan oleh Vatikan.

Sungguh-sungguh Kejam!

Seorang pemuka/pemimpin agama yang seharusnya menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya (jemaat), bahkan masyarakat yang lebih luas ternyata malah bersikap yang bertolak belakang. Seorang pemimpin agama yang seringkali mengucapkan kata-kata yang bernuansakan cinta kasih dan ketenangan malah melakukan kekejaman dan ketakutan. Tempat peribadatan yang seharusnya menawarkan kesejukan, di mana interaksi yang arahnya, baik vertikal maupun horizontal terjadi, hanyalah isapan jempol karena menjadi tempat pembantaian manusia yang menyeramkan. Inilah kenyataan yang terjadi, di mana seorang pemimpin agama dengan kejam telah memerintahkan pembunuhan terhadap ratusan, bahkan ribuan orang. Inilah salah satu contoh ketika pemimpin agama bukannya menjadi pembawa kabar yang menyejukkan, tetapi malah menebarkan teror yang sungguh menakutkan! Apakah ini pemimpin agama yang bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya? Sama sekali tidak.

Kamis, 01 Juli 2010

Berani & Hormat

Dia adalah contoh salah seorang pimpinan yang berani sekaligus penuh hormat. Ia adalah PM baru Australia, Julia Gillard. Baru-baru ini, kepada radio ABC Melbourne yang mewawancarainya, Gillard menyampaikan "keyakinan" yang dimilikinya, yakni ia adalah seorang atheis. Dengan berani ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang yang bukan relijius, namun ia tetap menaruh hormat pada para penganut agama/Tuhan. Pernyataan Gillard ini sangat jarang, jika tidak mau dikatakan tidak ada, dikemukakan dengan sangat terbuka oleh seorang pemimpin negara. Namun, Gillard tidak hanya berani mengungkapkan "keyakinannya" secara berani dalam suatu wawancara (didengar begitu banyak orang) melainkan juga mengutarakan rasa hormatnya terhadap orang-orang yang beragama atau percaya pada adanya Tuhan.

Seringkali para atheis dicap sebagai orang-orang yang tidak sopan dan hormat hanya karena dengan berani telah menyatakan diri sebagai atheis (orang yang tidak percaya terhadap keberadaan Tuhan). Oleh karena pandangan dan pilihan sebagai atheis yang merupakan suara "terkecil" dari mayoritas penduduk bumi, maka kaum atheis dianggap telah berlaku tidak hormat karena sebagian besar orang meyakini keberadaan Tuhan dan beragama. Pilihan menjadi atheis sama sekali tidak ada hubungannya dengan sikap yang tidak hormat ataupun tidak sopan terhadap orang lain, khususnya mereka yang beragama dan bertuhan. Pilihan menjadi atheis membutuhkan keberanian yang sangat besar, khususnya di tengah suara mayoritas yang mengaggungkan kebesaran nama Tuhan.

Orang yang menyatakan diri sebagai atheis, entah secara terbuka ataupun tertutup, harus dihargai karena tentu mereka telah memilih hal tersebut dengan berdasar pada alasan-alasan tersendiri, bukan karena mereka mengalami delusinasi, kesurupan, atau sakit mental. Terlepas dari apakah alasan-alasan tersebut bersifat negatif (kekecawaan) ataupun positif (rasional), kaum atheis juga adalah manusia (normal) seperti layaknya manusia lainnya yang beragama dan bertuhan. Oleh karena itu, pilihan menjadi atheis seperti yang dilakukan oleh Julia Gillard tidak menjadikan orang yang bersangkutan sebagai manusia yang tidak hormat, intoleran, atau kejam. (Tidak jarang kaum atheis dicap sebagai antek-antek setan/iblis). Namun, pilihan menjadi atheis hanyalah salah satu dari sekian banyak pilihan yang ada, seperti pilihan untuk beragama dan bertuhan yang telah menjadi pilihan sebagian besar manusia.

Paul: Gurita Cenayang

Ternyata bukan hanya manusia yang bisa meramal apa yang akan terjadi di esok hari, seekor gurita pun bisa meramal. Tidak tanggung-tanggung yang diramal oleh gurita itu adalah hasil pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010, dan ramalannya tepat. Bahkan ia bukan hanya meramal satu pertandingan melainkan beberapa pertandingan yang semua hasilnya sesuai dengan ramalan gurita tersebut. Apa yang sesungguhnya dilakukan oleh gurita itu sehingga ia dikatakan telah berhasil meramal hasil beberapa pertandingan sepak bola?


Diberitakan, Paul, nama gurita itu, dihadapkan pada dua buah kotak kaca yang masing-masing diisi oleh kerang dan ditempeli oleh bendera tim yang akan bertanding. Kotak yang didekati dan disentuh artinya itulah tim yang akan memenangkan pertandingan. Tentu, hal ini sangat mungkin terjadi sebagai suatu kebetulan belaka. Mungkin orang akan bertanya: Jika hanya kebetulan, mengapa bisa terjadi lebih dari satu kali? Jawaban terhadap pertanyaan itu adalah: kebetulan bisa terjadi lebih dari satu kali, bahkan berulang kali. Namun yang harus dijawab oleh mereka yang percaya terhadap ramalan adalah: Apakah ada ramalan yang meleset? Jika ya, bagaimana menjelaskannya? Dan mengapa ramalan-ramalan yang meleset itu tidak diketahui publik?


Sebagian besar orang lebih menyukai jika hal-hal yang menjadi kesukaan atau dugaannya tepat dan menghindar jika kesukaan atau dugaannya meleset karena ia akan malu. Sebagian besar lebih memperhatikan ketika ramalan seseorang (bahkan seekor gurita!) tepat tanpa memperhitungkan berapa ramalan yang meleset apalagi memberitahukannya kepada khalayak ramai karena sebagian besar orang lebih memilih untuk mengetahui sesuatu yang tepat (tidak meleset). Orang tidak tertarik bahkan tidak ambil pusing jika ada ramalan yang meleset karena hal itu dianggap tidak menarik perhatian mereka. Terlebih media massa, cenderung tidak akan mempublikasikan ramalan-ramalan yang meleset karena mungkin dianggap tidak sopan, intoleran, dan bisa membunuh pribadi dan karir seseorang (bagi beberapa orang cenayang dianggap sebagai profesi, bukan sekadar iseng-iseng). Oleh karena itulah sebagian besar orang akan memilih ketika ramalan-ramalan tersebut tepat dan menyingkirkan kemungkinan yang lebih banyak jika ramalan-ramalan yang sama meleset.


Kembali pada berita mengenai Paul, seekor gurita cenayang, di mana ia meramalkan bahwa  yang akan keluar sebagai pemenang antara Jerman dan Argentina adalah timnas Jerman. Saya sendiri adalah pendukung timnas sepak bola Jerman sejak lama dan berharap Jerman dapat mengalahkan Argentina di babak perempat final nanti, namun saya juga menunggu (walaupun tidak antusias) apakah ramalan Paul itu tepat atau tidak. Jika ramalannya tepat (Jerman menang) tentu saya senang dan mungkin berita mengenai kehebatan Paul terus ada, namun jika Jerman kalah dan ini berarti ramalan Paul meleset, saya "meramalkan" setidaknya ada dua kemungkinan:


1. Berita mengenai kehebatan Paul dalam meramal tetap ada, tetapi para staf di Sea Life Aquarium di Oberhausen, Jerman, tempat Paul berada, akan memberikan berbagai alasan yang menyebabkan ramalan Paul meleset


atau...


2. berita mengenai kehebatan Paul dalam meramal akan lenyap. Artinya, tidak akan ada lagi berita mengenai seekor gurita bernama Paul yang mampu meramal hasil pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010. Mengapa? Karena orang-orang yang tadinya yakin bahwa Paul bisa meramal menjadi malu karena ternyata ramalan Paul meleset. 


Jika kemungkinan kedua yang terjadi, maka, tepatlah "ramalan" saya yang mengatakan orang lebih memilih sesuatu yang tepat dan membenci hal yang tidak tepat (dugaan atau ramalan), dan ketika mereka tidak bisa menjelaskan mengapa duguaan atau ramalan itu meleset, mereka pun pergi mengacuhkan pertanyaan tersebut.