Jika orang mau bersabar dengan membaca keseluruhan setiap berita dengan pikiran terbuka sekaligus kritis (mempertanyakan berbagai hal serta menggunakan akal sehat), maka orang tidak akan mudah jatuh ke dalam kesimpulan-kesimpulan yang bernada paranormal dan supernatural. Namun, hal sebaliknyalah yang akan terjadi jika orang tergesa-gesa sampai pada kesimpulan tanpa terlebih dulu mempertanyakan berbagai hal yang terkait dengan bahasan dan tidak menggunakan akal sehatnya secara kritis. Hal terakhir inilah yang bisa orang temukan melalui berita yang mengatakan bahwa UFO telah terlihat di angkasa dekat sebuah bandara udara. Oleh karena "penglihatan" yang sama sekali tidak didasarkan pada bukti-bukti fisik yang relevan, kecuali adanya sekelebat cahaya di angkasa, sehingga banyak orang yakin bahwa cahaya itu adalah UFO. Bahkan pihak bandara udara untuk beberapa lama sempat mengalihkan penerbangan dan pendaratan pesawat di tempat itu supaya, diyakini, tidak terjadi hal-hal yang tidak dikehendak. (Mungkin tabrakan antara pesawat terbang dan pesawat aliens.)
Beberapa kecurigaan segera muncul ketika membaca berita tersebut:
1. Cahaya yang dikatakan sekelebat itu muncul di langit pada malam hari.
2. Tidak jelas siapa saja yang menjadi saksi mata adanya cahaya tersebut.
3. Hanya dikatakan bahwa seorang supir bis yang menyaksikannya.
4. Sama sekali tidak jelas apakah ketika melihat cahaya supir itu sedang mengendarai bisnya atau dalam keadaan diam (tidak mengendarai bis).
Cahaya yang muncul apalagi hanya sekelebat di angkasa/awan pada malam hari bisa saja hanyalah pantulan cahaya yang berasal dari kendaraan yang ada di bawahnya. Hal ini merupakan fenomena yang biasa terjadi apalagi ketika itu langit/awan dalam keadaan yang sangat cerah sehingga bisa memantulkan cahaya yang berasal dari kendaraan. Selain itu, sama sekali tidak jelas siapa saja yang telah menjadi saksi mata cahaya itu selain seorang supir bis yang juga tidak jelas apakah ketika itu ia sedang mengendarai bisnya atau tidak. Jika ia tidak sedang mengendarai bisnya bisa saja ia ketika itu sedang mengalami kelelahan sehingga cahaya yang hanya merupakan pantulan dari benda lain dianggapnya sebagai UFO. Dan apabila pada saat itu ia sedang mengendarai bisnya, maka akan sangat besar kemungkinan cahaya yang dilihatnya itu merupakan cahaya kendaraan yang berasal dari arah berlawanan dan ketika ia melihat ke langit ia "merasa melihat" cahaya di langit yang tidak lain merupakan sisa cahaya yang masih tersimpan di matanya.
Pernyataan yang mengatakan bahwa cahaya itu merupakan UFO hanya diungkapkan oleh orang-orang yang sebelumnya sudah terlebih dulu meyakini jika UFO itu memang ada, oleh karenanya mereka berusaha mencari segala bukti untuk mendukung keyakinan mereka itu. Tentu, orang-orang seperti itu bisa mengatakan apa saja untuk mendukung keyakinannya alias mengaitkan berbagai hal atau pola yang pernah didengar, dibaca, di-"rasa", dilihat, bahkan dialaminya untuk dikaitkan dengan keyakinan yang dimilikinya. Oleh karena itulah tidak heran jika banyak orang meyakini keberadaan UFO, hantu, tuyul, kuntilanak, pocong, bahkan malaikat tanpa didukung oleh berbagai bukti fisik yang relevan selain mengutarakan pernyataan-pernyataan, seperti: "Saya pernah mendengar suara sesuatu" atau "saya sendiri pernah melihat dan mengalaminya langsung." Orang-orang seperti inilah yang disebuat mengalami self-confirmation bias. Artinya, mereka sudah terlebih dulu yakin mengenai keberadaan sesuatu baru kemudian mencari segala hal atau pola yang kemudian dikaitkan dengan keyakinannya itu. Jika mereka tidak pernah (mau) menyadari kelemahan tersebut, maka mereka adalah orang-orang yang mudah mempercayai segala hal karena enggan berpikir kritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.