Setelah nyaris 20 tahun (1968-1986) merajalela dengan menyiksa 25 anak secara seksual barulah seorang mantan pastur dikenai ancaman hukuman 20 tahun penjara. Mengapa baru sekarang? Mengapa ancaman hukuman penjara tersebut diajukan setelah perlakuan keji pastur tersebut berlalu lebih dari 10 tahun silam? Mengapa pihak keamanan setempat (Australia) baru sekarang menjatuhi hukuman atas tindakan cela pastur tersebut setelah ia melakukan perbuatannya tersebut hampir 20 tahun? Mengapa juga Paus Benediktus XVI baru meminta maaf kepada korban dan keluarganya serta umum 10 tahun lebih setelah tindakan cemar itu terjadi? Mungkin ini memang "tradisi" otoritas tertinggi gereja Katolik Roma, Vatikan, yang memang sangat lambat meminta maaf kepada publik mungkin karena keangkuhan yang dimiliki mereka. Jangan-jangan selama rentang 20 tahun tersebut lebih dari 25 anak telah disakiti secara seksual oleh pastur biadab tersebut.
Setelah sekian puluh skandal kekerasan, baik seksual maupun non-seksual yang dilakukan para pastur, sepertinya tidak ada tindakan nyata yang dilakukan oleh Vatikan untuk menganalisis mengapa para pastur tersebut telah berlaku dengan keji. Apakah yang melatarbelakangi perbuatan kejam para pastur yang seharusnya menjadi teladan, bahkan perlindungan bagi umatnya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, di mana para pastur malah menggunakan otoritas mereka untuk memperdaya dan menyakiti orang-orang seyogianya memperoleh kesejukan dan kedamaian di dalam kepercayaan (Katolik) yang mereka anut. Ternyata otoritas yang dimiliki seseorang bisa membuat orang tersebut menjadi "buta" dengan menggunakan otoritas yang dimilikinya untuk menyesatkan, bahkan menyakiti sesamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.