Sepertinya inilah yang dilakukan oleh Vatikan (otoritas tertinggi gereja Katolik) yang akan memberikan kesempatan kepada seorang Uskup Jerman untuk bertugas kembali setelah mengajukan surat pengunduran diri. Uskup Jerman tersebut mengundurkan diri setelah memberikan pengakuan bahwa beberapa waktu lalu pernah memukul anak-anak. Menanggapi surat pengunduran diri yang telah diberikan kepada Vatikan, pihak otoritas gereja tersebut tengah mempertimbangkan supaya Uskup Jerman tersebut bisa tetap melakukan tugas gerejawinya.
Setidaknya ada dua tafsiran menanggapi sikap Vatikan yang sepertinya akan tetap membiarkan Uskup Jerman tersebut memangku jabatan gerejawinya:
Pertama: Persoalan tindakan kekerasan dengan memukul anak-anak seperti yang diakui telah dilakukan oleh Uskup Jerman tersebut tidak sebesar skandal seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh para petinggi gereja Roma. Oleh karena itu, kepedulian Vatikan terhadap dua kasus tersebut (pemukulan dan tindak seksual terhadap anak-anak) tidaklah sama. Sepertinya Vatikan tidak menganggap kasus pemukulan terhadap anak-anak yang dilakukan seorang petinggi gereja Roma sebesar, seheboh, atau sememalukan ketimbang kasus seksual yang dilakukan para petingginya. Jika ini yang terjadi, maka jangan heran ketika kelak para petinggi gereja Roma mengaku hanya melakukan pemukulan anak-anak demi terhindar dari tuduhan telah melakukan tindakan seksual terhadap anak-anak.
Kedua: Sepertinya Vatikan mentolerir (baca: memaafkan) tindakan yang pernah dilakukan Uskup Jerman itu karena ia telah mengakui perbuatannya tersebut. Oleh karena ia tidak melakukan tindakan seksual terhadap anak-anak itu melainkan hanya memukul mereka ditambah ia telah mengakui perbuatannya yang disertai oleh surat pengunduran dirinya, maka gereja pun memberikan pengampunan terhadap Uskup Jerman tersebut. Mungkin saja Vatikan menganggap pengakuan dosa dan pengunduran diri yang dilakukan oleh Uskup Jerman tersebut sebagai perbuatan "baik" karena ia telah menunjukkan keberanian dan tanggung jawab. Oleh karena itulah Vatikan mempertimbangkan supaya ia bisa terus melaksanakan tugas gerejawinya. Jika ini yang terjadi, maka sangat mungkin Vatikan tengah mewujudkan ajaran utama dalam agama Kristen, yakni "kasih." Artinya, tindakan pengampunan yang diberikan Vatikan terhadap Uskup Jerman tersebut merupakan wujud dari pengamalan hukum kasih seperti yang diajarkan Yesus. "Jika Allah Bapa yang penuh kasih telah mengampuni umat-Nya dengan mengurbankan Yesus, anak-Nya, demi menebus dosa manusia, masakan kita sebagai manusia yang telah ditebus melalui darah pengurbanan anak-Nya di kayu salib tidak mengampuni sesama kita?" Mungkin kata-kata itulah yang diucapkan oleh Vatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.