Kamis, 01 Juli 2010

Paul: Gurita Cenayang

Ternyata bukan hanya manusia yang bisa meramal apa yang akan terjadi di esok hari, seekor gurita pun bisa meramal. Tidak tanggung-tanggung yang diramal oleh gurita itu adalah hasil pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010, dan ramalannya tepat. Bahkan ia bukan hanya meramal satu pertandingan melainkan beberapa pertandingan yang semua hasilnya sesuai dengan ramalan gurita tersebut. Apa yang sesungguhnya dilakukan oleh gurita itu sehingga ia dikatakan telah berhasil meramal hasil beberapa pertandingan sepak bola?


Diberitakan, Paul, nama gurita itu, dihadapkan pada dua buah kotak kaca yang masing-masing diisi oleh kerang dan ditempeli oleh bendera tim yang akan bertanding. Kotak yang didekati dan disentuh artinya itulah tim yang akan memenangkan pertandingan. Tentu, hal ini sangat mungkin terjadi sebagai suatu kebetulan belaka. Mungkin orang akan bertanya: Jika hanya kebetulan, mengapa bisa terjadi lebih dari satu kali? Jawaban terhadap pertanyaan itu adalah: kebetulan bisa terjadi lebih dari satu kali, bahkan berulang kali. Namun yang harus dijawab oleh mereka yang percaya terhadap ramalan adalah: Apakah ada ramalan yang meleset? Jika ya, bagaimana menjelaskannya? Dan mengapa ramalan-ramalan yang meleset itu tidak diketahui publik?


Sebagian besar orang lebih menyukai jika hal-hal yang menjadi kesukaan atau dugaannya tepat dan menghindar jika kesukaan atau dugaannya meleset karena ia akan malu. Sebagian besar lebih memperhatikan ketika ramalan seseorang (bahkan seekor gurita!) tepat tanpa memperhitungkan berapa ramalan yang meleset apalagi memberitahukannya kepada khalayak ramai karena sebagian besar orang lebih memilih untuk mengetahui sesuatu yang tepat (tidak meleset). Orang tidak tertarik bahkan tidak ambil pusing jika ada ramalan yang meleset karena hal itu dianggap tidak menarik perhatian mereka. Terlebih media massa, cenderung tidak akan mempublikasikan ramalan-ramalan yang meleset karena mungkin dianggap tidak sopan, intoleran, dan bisa membunuh pribadi dan karir seseorang (bagi beberapa orang cenayang dianggap sebagai profesi, bukan sekadar iseng-iseng). Oleh karena itulah sebagian besar orang akan memilih ketika ramalan-ramalan tersebut tepat dan menyingkirkan kemungkinan yang lebih banyak jika ramalan-ramalan yang sama meleset.


Kembali pada berita mengenai Paul, seekor gurita cenayang, di mana ia meramalkan bahwa  yang akan keluar sebagai pemenang antara Jerman dan Argentina adalah timnas Jerman. Saya sendiri adalah pendukung timnas sepak bola Jerman sejak lama dan berharap Jerman dapat mengalahkan Argentina di babak perempat final nanti, namun saya juga menunggu (walaupun tidak antusias) apakah ramalan Paul itu tepat atau tidak. Jika ramalannya tepat (Jerman menang) tentu saya senang dan mungkin berita mengenai kehebatan Paul terus ada, namun jika Jerman kalah dan ini berarti ramalan Paul meleset, saya "meramalkan" setidaknya ada dua kemungkinan:


1. Berita mengenai kehebatan Paul dalam meramal tetap ada, tetapi para staf di Sea Life Aquarium di Oberhausen, Jerman, tempat Paul berada, akan memberikan berbagai alasan yang menyebabkan ramalan Paul meleset


atau...


2. berita mengenai kehebatan Paul dalam meramal akan lenyap. Artinya, tidak akan ada lagi berita mengenai seekor gurita bernama Paul yang mampu meramal hasil pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010. Mengapa? Karena orang-orang yang tadinya yakin bahwa Paul bisa meramal menjadi malu karena ternyata ramalan Paul meleset. 


Jika kemungkinan kedua yang terjadi, maka, tepatlah "ramalan" saya yang mengatakan orang lebih memilih sesuatu yang tepat dan membenci hal yang tidak tepat (dugaan atau ramalan), dan ketika mereka tidak bisa menjelaskan mengapa duguaan atau ramalan itu meleset, mereka pun pergi mengacuhkan pertanyaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.