Kamis, 29 April 2010

Susuk Kontrasepsi

Berikut adalah informasi yang saya terima dari ANTARA NEWS (Rabu, 28 April 2010) yang bertajuk “Warga Sekitar Pabrik Rokok Diberi Susuk Gratis”.

Malang (ANTARA) - Warga yang bermukim di sekitar kawasan pabrik rokok yang beroperasi di Kota Malang, Jawa Timur, diberi alat kontrasepsi jenis susuk ("implant") secara gratis dari pemkot setempat.

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) Kota Malang Dr Jarot Edy Sulistyono, Rabu, mengatakan, "implant" yang diberikan secara cuma-cuma itu sebanyak 10 ribu. "Anggaran untuk pembelian diambilkan dari dana bagi hasil (DBH) cukai 2010. Untuk pembelian 10 ribu `implant` ini dibutuhkan dana sekitar Rp300 juta," paparnya. Menurut dia, pemberian "implant" tersebut tidak langsung diberikan pada masyarakat, namun melalui klinik-klinik yang ada di sekitar kawasan industri rokok. Sekarang sudah ada 49 klinik yang bersedia melayani pemasangan "implant" bagi masyarakat.

Selain alat kontrasepsinya yang diberikan secara cuma-cuma, kata mantan Kahumas Pemkot Malang itu, pemasangannya di klinik-klinik yang digandeng BKBPM juga gratis, sehingga warga tidak perlu memikirkan biaya apa pun. Ia mengakui, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya "baby boom" di daerah itu, sebab angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk di kota pendidikan itu sudah mencapai 0,7 persen per tahun.

Menyinggung animo masyarakat untuk ber-KB di daerah itu, Jarot mengatakan, cukup tinggi, terutama untuk KB pil, yakni mencapai 1.595 pada tahun 2009. Ia menyebutkan, total warga yang memasang alat kontrasepsi (ber-KB) selama kurun waktu 2009 mencapai 10.361 orang.

Pengguna KB suntik tercatat 602 orang, pil 1.595 orang, medis operasi wanita (MOW) atau tubektomi sebanyak 428 orang, medis operasi pria (MOP) atau vasektomi sebanyak 23 orang, dan selebihnya menggunakan kondom, IUD serta susuk. Pada tahun 2010, lanjutnya, pihaknya menargetkan 16.925 orang peserta KB baru dengan sasaran tertinggi untuk KB suntik dan pil. "Kami juga terus mendorong supaya kaum laki-laki juga ikut aktif ber-KB melalui metode MOP," ujarnya.

Hingga saat ini total jumlah peserta KB di Kota Malang sebanyak 96 ribu orang lebih dan pasangan usia subur (PUS) mencapai 124.388 pasangan. Peserta KB di daerah itu masih didominasi oleh peserta KB suntik yang mencapai 40 ribu lebih. Di urutan kedua adalah peserta KB IUD sebanyak 23 ribu peserta, pil sekitar 16 ribu orang, tubektomi 10.800 peserta, susuk 2.230, kondom sekitar 4 ribu orang dan MOP sebanyak 164 peserta.

============

Di atas merupakan salah satu contoh berita yang tidak jelas karena absennya berbagai informasi yang berkaitan dengan lema “susuk”; apa yang dimaksud dengan susuk? apa itu susuk? apa bentuknya? dimana (bagian tubuh apa) susuk itu diletakkan? dan bagaimana susuk itu diletakkan?

Masih banyak orang Indonesia yang percaya pada “keampuhan” susuk, tanpa pernah ada penjelasan yang jelas dan pasti mengenai susuk itu sendiri. Setidaknya, tidak ada penjelasan tunggal mengenai apa itu susuk. Sejauh ini orang yang memberikan penjelasan mengenai susuk mengatakan bahwa susuk “ditanam” dalam tubuh manusia dengan cara yang supranatural. Artinya, susuk itu diletakkan dalam tubuh manusia tanpa melalui cara-cara medis modern. Namun, tidak ada penjelasan lebih jauh dan dalam mengenai susuk itu.

Berita di atas hanya menjelaskan bahwa susuk itu diletakkan dalam tubuh manusia sebagai upaya menekan tingkat kelahiran di kota Malang. Mengapa pemerintah kota Malang memberikan susuk kepada warganya ketimbang memberikan penyuluhan atau pendidikan? Bagaimana warga kota Malang secara khusus bisa mengetahui bahwa yang diberikan pemerintahnya merupakan susuk dan bukannya pengobatan “alternatif” lainnya? Mungkin jawaban yang akan diberikan oleh pemerintah kota Malang adalah bahwa pemberian susuk kepada warganya lebih murah dan mudah dilakukan dibandingkan mengadakan penyuluhan. Apakah pemerintah kota Malang beserta warganya sudah begitu pragmatisnya sehingga lebih memilih menggunakan cara yang tidak jelas dan bisa saja membahayakan kesehatan/keselamatan manusia?

Harus diakui bahwa kecenderungan masyarakat dewasa ini semakin mengarah pada pragmatisme. Pola pikir dan kerja yang cenderung menyederhanakan masalah tidak jarang membawa manusia pada kebodohan dan manipulasi. Banyak orang tidak menyadari bahwa pikiran dan sikapnya didasarkan pada pragmatisme. Bahkan tidak sedikit orang yang dengan sadar lebih memilih berpikir secara pragmatis yang seringkali membuatnya menyederhanakan setiap permasalahan yang ada. Orang-orang seperti itu tidak peduli bahwa pikiran dan sikap tersebut rentan menjadikannya objek manipulasi.

Oleh karena itu, budaya yang mengedepankan sains dan nalar manusia sudah seharusnya dikembangkan oleh setiap unsur masyarakat. Menyingkirkan berbagai pemikiran yang didasarkan pada hal-hal supranatural seharusnya disingkirkan bahkan ditolak karena sudah begitu lama membuat manusia terjebak dalam delusi dan halusinasi. Dengan demikian, jawaban yang seharusnya diberikan dan dimiliki masyarakat abad ini adalah kritisisme dan skeptisisme dalam semua ranah hidup manusia. Sudah saatnyalah sains dan skeptisisme yang dibangun dan didasarkan pada akal sehat manusia dimajukan demi kehidupan yang lebih baik karena telah terbukti berbagai hal yang dilandaskan pada supranatural tidak bisa membawa manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.

2 komentar:

  1. Halo bung Arrow,

    Tulisan yang menarik untuk dicermati. Harus diakui, memang banyak media-media pemberitaan di Indonesia yg tidak cukup detail dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Terbukti dalam hal ini bung arrow pun sepertinya salah persepsi dengan susuk yg dibahas oleh Antara News.
    Saya yakin susuk kontrasepsi dengan susuk yang konon katanya bisa membuat terpikat lawan jenis tidak ada kaitannya satu sama lain.
    Saya rasa itu terjadi karena pengetahuan bung yang kurang tapi tetap berusaha membuat kritikan yang saya anggap tidak mendasar sama sekali (jangan2 lain kali bung arrow akan menghubungkan susuk kb dengan susuk sapi, susuk kambing atau susuk kuda liar). Mari kita cermati tulisan bung.
    1. apa yang dimaksud dengan susuk? apa itu susuk? apa bentuknya? dimana (bagian tubuh apa) susuk itu diletakkan? dan bagaimana susuk itu diletakkan? Sejauh ini orang yang memberikan penjelasan mengenai susuk mengatakan bahwa susuk “ditanam” dalam tubuh manusia dengan cara yang supranatural. Artinya, susuk itu diletakkan dalam tubuh manusia tanpa melalui cara-cara medis modern. Namun, tidak ada penjelasan lebih jauh dan dalam mengenai susuk itu.
    Saya akan menjelaskan bahwa susuk sebagai alat kontrasepsi dapat dijelaskan secara ilmiah: Susuk adalah salah satu alat KB hormonal karena berisi hormon progesterone. Hormon progesteron yang dilepaskan implant akan menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput lendir atau endometrium tidak siap menerima pembuahan. Bentuknya adalah seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api.
    Cara pemasangan adalah dengan operasi kecil utk meletakkan batang2 tersebut.
    Alat kontrasepsi ini dimasukkan dibawah kulit pada bagian lengan atas. Tidak terlihat dari luar, tapi masih dapat diraba. Jadi tidak dengan cara supranatural.

    2. Mengapa pemerintah kota Malang memberikan susuk kepada warganya ketimbang memberikan penyuluhan atau pendidikan? Bagaimana warga kota Malang secara khusus bisa mengetahui bahwa yang diberikan pemerintahnya merupakan susuk dan bukannya pengobatan “alternatif” lainnya?

    Statement kedua yang ingin saya cermati. Sebagai orang yang pernah tinggal di kota malang dan pernah buka praktek di sana, saya sangat mengetahui usaha pemerintah Malang untuk mengatur laju kelahiran. Baik melalui penyuluhan dan pendidikan. Dan melalui program susuk ini adalah upaya konkrit dari pemerintah.

    Apa landasan bung utk mengeluarkan statement itu? Jawaban Mungkin .. . mengidentifikasikan bahwa itu hanya asumsi bung saja.

    Salam,

    BalasHapus
  2. Ah...terimakasih Moralizm atas keterangannya. Memang pengetahuan saya mengenai hal ini sangatlah kurang/minim. Dengan keterangan kamu, pengetahuan dan pemahaman saya mengenai hal tersebut menjadi lebih jernih.

    Inilah salah satu manfaat feedback dari pembaca karena ternyata kamu punya pengetahuan mumpuni mengenai hal ini. Sekali lagi, terimakasih atas penjelasannya.


    Salam.

    BalasHapus

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.