Minggu, 04 April 2010

Cross-Stick


Setelah bermain-main dengan kata “skeptisisme”, akhirnya saya membuat cross-stick terhadap kata S-K-E-P-T-I-S-I-S-M-E. Berikut adalah hasil “permainan” saya dengan kata “skeptisisme” tersebut.

S ains
K ritis
E mosi
P aham
T eliti
I ngin tahu
S abar
I nvestigasi
S olusi
M enyimpulkan
E laborasi

Kesebelas kata di atas mewakili unsur-unsur yang selama ini menjadi perhatian saya dalam upaya memahami dan menjelaskan berbagai hal yang terjadi di sekitar saya, baik berbagai informasi/berita yang saya baca dan dengar maupun kenyataan-kenyataan yang saya saksikan.

Sains, bagi saya, merupakan dasar ketika orang mencoba memahami dan menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Sains yang dimiliki oleh manusia memanglah tidak sempurna alias masih terbatas, namun hendaknya hal tersebut tidak dijadikan alasan ataupun rintangan bagi untuk selalu berusaha memahami dan menjelaskan berbagai hal yang ada di dunia.

Dalam upaya memahami dan menjelaskan berbagai hal yang ada di dunia manusia memerlukan daya kritisnya, baik untuk mengemukakan berbagai pertanyaan relevan demi kejernihan dan kecermatan suatu subjek/objek, selain selalu kritis (baca: mengawasi) emosi yang seringkali mengaburkan daya pikirnya.

Seseorang yang kritis berarti memahami pengetahuan yang cukup mengenai subjek/objek yang menjadi penelitiannya. Ia tidak mendekati subjek/objek tersebut dengan ketidaktahuannya melainkan mendekatinya seraya membawa pengetahuan tertentu yang telah diperolehnya sebelumnya. Tentu pengetahuan tersebut belum sempurna sehingga ia harus terus menguji, mencermati, dan memperbaruinya dengan pengetahuan-pengetahuan terkini. Dengan demikian, ia memiliki pengetahuan yang memadai untuk menganalisis subjek/objek yang hendak dipahami dan dijelaskannya tersebut.

Seseorang yang memiliki pengetahuan memadai tertentu mengenai suatu subjek/objek biasanya didorong oleh keingintahuan yang cukup besar untuk selalu mengembangkan dan memperbarui pengetahuannya tersebut. Ia adalah orang yang tidak puas hanya dengan pengetahuan yang dimilikinya saat ini melainkan terus berupaya mencari tahu pengetahuan-pengetahuan terkini demi perkembangan pemikiran dan wawasannya.

Ia adalah seseorang yang tidak serta-merta alias mudah percaya terhadap berbagai hal yang dibaca, dilihat, didengar, bahkan dialaminya melainkan selalu melakukan investigasi tanpa henti. Seorang skeptik tidak pernah ragu dan lelah menguji, bukan saja berbagai data maupun argumen orang lain, tetapi juga argumen dan pandangannya sendiri. Ia adalah seseorang yang tanpa kenal lelah menginvestigasi berbagai hal yang terjadi di sekitarnya termasuk yang dialaminya demi pemahaman yang lebih jelas.

Oleh karena ia adalah orang yang tidak pernah berhenti menginvestigasi banyak hal dalam hidupnya, sudah seyogianyalah ia juga merupakan orang yang teliti dan sabar dalam melakukan hal tersebut. Ia tidak tergesa-gesa dalam mengambil sebuah keputusan dan kesimpulan. Ia selalu mengawasi emosi serta prasangka-prasangka yang dimilikinya sehingga dalam memahami dan menjelaskan sebuah subjek/objek ia selalu dituntun oleh akal sehatnya. Ketelitian dan kesabaran seorang skeptik selalu disandarkan pada akal sehat yang selalu mengalami ujian dan kritikan tanpa henti.

Upaya memahami dan menjelaskan sebuah subjek/objek yang dilakukan seorang skeptik bertujuan demi mencari, menemukan, dan memberikan solusi yang cermat, tepat, dan relevan terhadap permasalahan yang ada. Solusi diajukan setelah ia mampu menarik kesimpulan terhadap subjek/objek yang selama ini ditelitinya. Kesimpulan dibuat setelah semua data dan argumen diuji terhadap akal sehat yang selalu dilandasi oleh semangat kritis orang tersebut.  

Setelah semua unsur dipenuhi oleh seseorang yang mengaku dan mendaku diri sebagai seorang skeptik, maka ia tidak ragu dan enggan untuk menjelaskan hal-hal yang telah dilakukannya secara terperinci. Dengan riang dan rendah hati (tidak dapat dihindari seringkali juga sangat melelahkan) ia akan mengulangi langkah-langkah tersebut seraya memberikan uraian yang rinci sehingga orang lain dapat memahami lebih jelas dan turut serta dalam upaya memahami dan menjelaskan subjek/objek tersebut.

Seorang skeptik akan melakukan dan memberlakukan semua unsur/langkah di atas bukan sebagai gerak linear melainkan gerak spiral yang tiada henti. Itu semua dilakukannya demi kemajuan dunia di mana ia hidup dan berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.