Senin, 12 April 2010

Ketidakpastian + Takhyul = Agama

Webster Dictionary mengatakan bahwa lema superstition (dalam bahasa Indonesia “takhyul”) adalah: suatu kepercayaan atau praktik yang berasal dari ketidaktahuan, ketakutan pada sesuatu yang tidak diketahui, kepercayaan terhadap hal-hal magis atau kesempatan, atau pemahaman yang keliru mengenai “hukum” sebab-akibat.


Setiap kali berpikir mengenai agama, maka saya menganggap bahwa semua agama merupakan perwujudan atau contoh nyata mengenai takhyul tersebut. Mengapa demikian? Karena setiap orang beragama memiliki semacam pola untuk selalu mencari makna mengenai sesuatu dan selalu mencoba menjelaskan makna tersebut dalam kaitan dengan kehidupannya di dunia ini. Lebih tepatnya, bukan hanya setiap orang beragama melakukan hal itu melainkan semua manusia.


Namun, kecenderungan manusia adalah ketika ia tidak mampu menjelaskan sesuatu yang dialaminya dengan menggunakan pengetahuan empiris terkini yang dimilikinya, maka ia akan menggunakan takyul untuk menjelaskan hal tidak mampu dijelaskannya tersebut. Salah satu unsur penting yang terkait sangat erat dengan ketidakmampuan menjelaskan manusia itu adalah kurang/tidak adanya kepastian yang dimilikinya. Artinya, kurang/tidak adanya kepastian yang dimiliki seseorang mengakibatkan orang tersebut jatuh ke dalam kegusaran dan ketakutan. Ia gusar dan takut karena dalam dirinya tidak ada kepastian. Ia tidak memiliki kepastian. Ia gusar dan takut karena menganggap bahwa kepastian itu haruslah dimilikinya supaya ia mampu menjelaskan semua hal yang ada di sekitarnya atau yang dialaminya.


Dengan demikian, untuk mengatasi atau menghindari kegusaran dan ketakutan tersebut, maka sebagian besar orang berusaha mencari berbagai penjelasan mengenai hal-hal yang tidak bisa dipahaminya. Ini dilakukannya agar ia mampu berfungsi dengan baik di dalam hidup dan dunianya. Namun sayangnya, sebagian besar orang melakukan upaya pencarian makna tersebut dengan menggunakan takhyul ketimbang sains atau pengetahuan. Pada tahap inilah agama menjadi begitu menarik bagi mereka yang berusaha memperoleh penjelasan/jawaban terhadap berbagai hal yang selama ini berusaha dipahaminya.


Bagi orang-orang seperti itu agama dianggap mampu memberikan penjelasan/jawaban yang sederhana sekaligus pasti terhadap hal-hal yang diketahuinya. Bagi mereka yang beragama, agama bisa memberikan jawaban yang definitif terhadap ketidakpastian yang menghantui diri mereka. Ketika mereka menganggap bahwa banyak hal di dunia ini tidak dapat memberikan kepastian bagi diri mereka, maka agamalah yang bisa memberikan mereka kepastian. Di dalam agamalah mereka menemukan makna yang selama ini dicari-cari.


Agama-agama sendiri berdasar pada kisah-kisah yang berkembang berasal dari dan berkembang dalam budaya-budaya yang beragam. Kisah-kisah itu sendiri awalnya dibuat oleh orang-orang yang mempercayainya untuk menjelaskan dan memberikan jawaban terhadap berbagai hal tidak pasti di masa-masa yang telah lampau. Kisah-kisah itu kemudian disebar dan diturunkan untuk “menolong” generasi-generasi berikutnya sebagai jawaban yang pasti terhadap berbagai hal tidak pasti yang juga dialami generasi setelahnya.


Sejarah mencatat bahwa setiap masyarakat dan kebudayaan memiliki berbagai kisah dan mitos mereka sendiri yang merupakan perkembangan atau perluasan terhadap berbagai kisah dan mitos yang mereka peroleh dari generasi sebelumnya (generasi yang lebih tua). Berbagai kisah dan mitos tersebut kemudian dikumpulkan dan mungkin juga ditulis ulang (disalin) – jika sebelumnya sudah diturunkan melalui tradisi tertulis – sehingga menjadi kumpulan tulisan yang digunakan sebagai dasar untuk beragama. Kumpulan tulisan tersebut dianggap kudus oleh orang-orang (kelompok) yang meneladani dan mempercayainya.


Dalam perjalanan waktu agama-agama terus berkembang sebagai salah satu unsur dalam hidup sebagian besar orang. Unsur yang mampu memberikan penjelasan/jawaban terhadap berbagai hal yang tidak pasti dalam hidup orang-orang itu. Agama menjadi penjelasan/jawaban pasti bagi mereka yang mempercayainya karena agama dianggap mampu menjelaskan semua hal yang terjadi di dunia. Agama menjadi salah satu unsur dalam hidup sebagian besar orang yang mempengaruhi hidup mereka yang memeluknya. Agama adalah takhyul yang telah memberikan kepastian bagi orang-orang yang mempercayainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.