Selasa, 27 April 2010

Ilmu Sihir yang Mematikan

Palang Merah dunia pada bulan Desember 2009 melaporkan bahwa telah terjadi pembunuhan disertai mutilasi terhadap sekitar 50 anak albino di Tanzania dan Burundi. Anak-anak malang tersebut dibunuh dan dimutilasi dengan alasan anggota tubuh mereka sangat bernilai tinggi bagi ilmu sihir. Artinya, beberapa orang mengklaim memiliki ilmu sihir mempercayai bahwa anggota tubuh anak-anak albino dipercaya dapat meningkatkan ilmu sihir mereka. Oleh karena itu, lengan, jari-jari tangan, telinga, alat kelamin, dan darah anak-anak albino diperjualbelikan di pasar gelap dan dihargai sangat tinggi.


Sebulan sebelumnya, November 2009, empat orang ditangkap dan telah dijatuhi hukuman mati di Tanzania karena terbukti telah membunuh anak-anak albino dan mengeruk keuntungan dari hasil penjualan anggota tubuh anak-anak malang tersebut. Sebulan sebelumnya juga para pemburu anak-anak albino membunuh dan memotong kaki anak albino berusia sepuluh tahun.


Praktek dan kepercayaan terhadap ilmu sihir yang berasal dari membunuh dan menggunakan anggota-anggota tubuh anak-anak albino disebut muti. Seperti telah diungkapkan sepintas di atas bahwa kepala anak-anak albino tersebut dikumpulkan dan disimpan sebagai “guna-guna” atau keberuntungan yang digunakan saat ritual sihir tertentu. Menurut laporan Palang Merah dunia ada sekitar 10.000 anak albino Afrika yang hidup dalam persembunyian karena takut dibunuh.


Berita sangat singkat di atas menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap ilmu sihir bukan saja salah dan menyesatkan, terlebih sangat berbahaya karena telah mengakibatkan kematian yang sangat keji. Kepercayaan terhadap ilmu sihir, khususnya di Afrika, menjadi contoh nyata di mana kepercayaan yang salah telah melanggar hak asasi manusia. Kepercayaan terhadap ilmu sihir telah membuat orang tega membunuh makhluk hidup lainnya. Ilmu sihir telah mengakibatkan banyak keluarga di Afrika meratap karena mereka kehilangan anak-anak mereka. Sekali lagi kepada kita telah diungkapkan secara gamblang bahwa kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan buta yang dianut seseorang dapat membuat orang tersebut sama sekali tidak menggunakan daya kritis dan akal sehatnya. Kepercayaan buta seseorang bisa mengakibatkan penderitaan bagi orang lain.

2 komentar:

  1. Tulisan yang menarik dan membuat saya teringat tradisi sebuah agama yang mengkultuskan anggota tubuh orang-orang yang dianggap kudus dan yang sudah meninggal, bahkan potongan baju, rambut dll. Relikwi ini ditahtakan di tempat penting seperti di meja altar yang akan di cium oleh setiap pemuka agama yang memimpin ritual di awal dan di akhir ritual. Dulu sempat saya bertanya pada seseorang, dan dia menjawab bahwa itu dilakukan sebagai penghormatan terhadap mereka. Alasan yang tidak bisa saya terima sama sekali. Menurut saya yang terpenting adalah perbuatan mereka selama hidup mereka dan bukan potongan tubuh, baju atau apapun itu. tradisi yang sangat aneh. jadi mikir juga apa itu juga berhubungan dengan sihir yaaaa :)???????

    BalasHapus
  2. Hai Moralizm,

    mungkin saja penyembahan atau penghormatan terhadap potongan baju, rambut, gambar/foto, objek-objek lain yang berkaitan/milik "orang kudus" dalam agama tertentu juga berkaitan dengan sihir. Untuk lebih jelasnya perlu ditanyakan kepada orang-orang yang melakukan ritual-ritual seperti itu, apakah mereka melakukannya demi memperoleh "kekuatan" atau "kekebalan" atau "kehebatan" tertentu.

    Ritual-ritual, seperti mencium dan/atau menyentuh objek-objek keagamaan tertentu, biasa dilakukan oleh kaum Ortodoks Yunani, Rusia, dan Katolik.

    Namun yang pasti, potongan baju, pakaian, atau foto/gambar-gambar tersebut tidak melibatkan pertumpahan darah (tindak kekerasan) apalagi sampai mengakibatkan kematian makhluk hidup lainnya (manusia).


    Salam.

    BalasHapus

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.