Seorang perempuan yang
Kepercayaan terhadap adanya ilmu sihir dan orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir tidak hanya ditemukan di
Melalui penelitian yang dilakukannya Kaetzler menemukan bahwa tukang sihir berfungsi sebagai mediator antara orang-orang yang masih hidup dan roh-roh nenek moyang.
Ilmu sihir dan orang-orang yang dipercaya memiliki dan mempraktekkan ilmu sihir seringkali dijadikan “kambing hitam” jika peristiwa-peristiwa buruk terjadi atau dialami orang lain. Bahkan ilmu sihir tidak jarang dianggap sebagai penyebab terjadinya kecelakaan ataupun kejahatan. Sebuah contoh nyata secara gamblang mengungkapkan hal tersebut ketika seorang laki-laki Afrika yang sedang mabuk menabrak seorang anak kecil yang berakibat pada kematian anak tersebut. Berdasar pada “penglihatan” seorang tukang sihir, maka laki-laki itu dianggap telah disantet (diguna-guna). Artinya, laki-laki tersebut bukannya dianggap mabuk, tetapi terkena ilmu sihir sehingga mengakibatkan kematian seorang anak. Akhirnya, tanpa bisa membela diri laki-laki
Kepercayaan terhadap ilmu sihir dan orang-orang yang dianggap memiliki dan mempraktekkan ilmu sihir bukan hanya terjadi di negara-negara dunia ketiga melainkan sudah terjadi di benua Eropa sejak abad ke-17. Kepercayaan tersebut terus berkembang sampai abad ke-21, bahkan dampaknya semakin memprihatinkan dan membahayakan karena kepercayaan terhadap ilmu sihir dan orang-orang yang dianggap memiliki dan mempraktekkan ilmu sihir telah mengakibatkan kematian manusia. Kepercayaan terhadap ilmu sihir merupakan delusinasi yang bukan saja sangat menyesatkan, tetapi juga mematikan. Artinya, delusinasi tersebut telah membuat manusia tega membunuh sesamanya. Sudah seharusnya delusinasi itu ditentang dan disingkirkan dengan sangat keras karena telah mengakibatkan penderitaan dan kematian makhluk hidup (dhi. manusia). Oleh karena itu, yang perlu dibangun dalam masyarakat adalah budaya kritis dan sikap skeptis sehingga delusinasi seperti kepercayaan terhadap ilmu sihir dapat disingkirkan dari masyarakat abad 21, sebaliknya masyarakat abad 21 hidup dalam budaya yang menghargai akal sehat dan ilmu pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.