Jumat, 16 April 2010

Harus Berapa Lama Lagi?

Ketika sedang “membahas” hantu dengan beberapa teman, seorang teman berkata kepada saya: “Jadi, kalo lu menemukan bukti bahwa hantu ada berarti lu akan mengubah pandangan lu dong dari yang sebelumnya ga percaya kalo hantu ada menjadi percaya kalo hantu itu sebenarnya memang ada!” Saya segera menanggapi pernyataan teman tadi dengan berkata: “Oya tentu, gua tanpa segan-segan lagi akan mengubah pandangan gua menjadi percaya pada keberadaan hantu. Namun, masalahnya sampai sekarang gua belum menemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pernyataan banyak orang yang mengatakan bahwa ada sesosok atau wujud atau sesuatu yang dinamakan dengan hantu.”


Apakah itu hantu? Berdasarkan definisi dan penjelasan dari banyak orang saya menemukan bahwa sesuatu yang disebut “hantu” itu berbentuk roh atau imaterial (tidak beraga) dan merupakan jiwa atau roh seseorang yang sudah meninggal, tetapi masih bergentayangan di bumi dan dapat dilihat, dirasa, dan didengar keberadaannya oleh manusia yang masih hidup. Mereka yang mempercayai keberadaan hantu itu juga mengklasifikasikan hantu ke dalam dua jenis: hantu baik dan hantu jahat (jin baik dan jin jahat). Hantu baik dipercaya tidak (akan) mengganggu manusia, sebaliknya hantu jahat dipercaya (akan) mengganggu manusia. Lebih jauh dipercaya bahwa sebenarnya hantu tidak akan mengganggu manusia jika manusia tidak mengganggu keberadaan mereka. Artinya, manusialah yang terlebih dahulu mengganggu hantu sehingga hantu terusik dan seterusnya mengganggu manusia.


Dikatakan bahwa hantu dapat dilihat berarti keberadaannya dapat dilihat oleh manusia. Artinya, hantu tersebut (bisa) menampakan dirinya kepada manusia dan/atau manusia dapat melihat keberadaan hantu tersebut. Setidaknya, banyak orang mengatakan bahwa mereka telah/dapat melihat sesosok atau bayangan hantu. Tidak sedikit juga orang yang mengatakan bahwa keberadaan hantu dapat dilihat melalui benda-benda yang bergerak. Artinya, keberadaan hantu tersebut dapat dilihat karena bergeraknya benda-benda tertentu, seperti: kursi, ayunan, gorden, atau ranting pohon. Dikatakan bahwa hantu dapat dirasa berarti keberadaannya dapat dirasa karena hantu tersebut dapat menyentuh manusia. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa manusia dapat merasakan bahwa bagian tubuhnya disentuh oleh hantu. Dikatakan bahwa hantu dapat didengar keberadaannya berarti manusia dapat mendengar bahwa hantu bisa menghasilkan dan/atau mengakibatkan bunyi/suara tertentu, seperti: langkah kaki, ketukan di pintu, jendela, atau tembok.


Mengapa cukup banyak orang percaya atau setidaknya tertarik pada cerita-cerita mengenai hantu? Ada yang mengatakan bahwa mereka mempercayai hantu karena mengalami sendiri peristiwa “perjumpaan” dengan sesuatu yang dinamakan hantu itu, entah pernah melihat (walaupun hanya bayangan sekelebat, AC menyala sendiri padahal sebelumnya sudah dinonaktifkan, atau pintu terkunci sendiri), merasa pernah disentuh (ujung kaki atau rambut), pernah mendengar suara hantu (bisikan di tempat gelap, merasa namanya dipanggil oleh hantu, suara tertawa, atau bayi menangis), ataupun mendengar suara yang diakibatkan oleh hantu (suara air kran yang mengeluarkan air atau suara aktifitas tertentu di ruangan yang kosong dan terkunci dari luar). Namun, tidak sedikit juga orang mempercayai adanya hantu hanya berdasar pada cerita-cerita orang. Orang-orang seperti itu menganggap bahwa ada begitu banyaknya cerita mengenai hantu menjadi bukti yang cukup kuat untuk menyimpulkan dan mengatakan bahwa sesungguhnya sesuatu yang dinamakan hantu itu memang ada.


Terhadap kelompok pertama setidaknya ada dua hal yang bisa dikemukakan, entah orang-orang yang mengaku pernah melihat, merasa, mendengar, bahkan berjumpa dan bisa berkomunikasi dengan hantu itu mengalami apa yang dinamakan oleh “pareidolia” atau mereka melakukan kebohongan demi menarik perhatian orang dalam kaitannya dengan popularitas dan uang. Apakah itu pareidolia? Secara sangat singkat dan sederhana dapat dijelaskan bahwa pareidolia adalah suatu jenis ilusi atau mispresepsi yang melibatkan suatu gambaran/penglihatan, perasaan, pendengaran, dan pengalaman yang tidak jelas namun oleh orang yang mengalaminya dianggap/diterima sebagai hal yang jelas dan pasti. Mengapa sesuatu yang tidak jelas tersebut diterima sebagai hal yang jelas dan pasti? Ini dikarenakan orang-orang tersebut sebelumnya telah memiliki gambaran (berasal dari cerita dan/atau tayangan atau gambar) mengenai hal tertentu. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya delusi yang dialami dengan didasarkan pada persepsi psikologi yang keliru. Sedangkan terhadap kelompok kedua dapat dikatakan hanya sebagai “pengikut” yang sama sekali tidak (mau) berpikir kritis mungkin karena malas. Kesimpulan yang didasarkan pada jumlah atau popularitas sangat keliru karena jumlah atau popularitas sebuah subjek sama sekali tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa subjek tersebut benar adanya.


Kembali pada “hantu”, saya selalu berkata kepada beberapa orang yang mempercayai adanya hantu dengan bertanya: “Jika hantu memang ada, mengapa saya tidak pernah, entah merasa, mendengar, ataupun melihatnya walaupun hanya melalui sekilas bayangan atau suara samar-samar?” Menanggapi pertanyaan itu beberapa orang menjawab: “Wah, lu jangan nantang deh . . . entar ke lu ditunjukkin loh!” Dari nada jawabannya saya menduga bahwa hantu jahatlah yang akan mendatangi dan menampakan wujudnya kepada saya karena saya dianggap sudah mengusiknya dengan menantangnya menunjukkan diri. Beberapa orang yang lain menjawab pertanyaan yang sama dengan mengatakan: “Lu belum ajah ngeliat (hantu), entar kalo udah liat lu akan menyesal. Suatu saat dia akan nunjukkin dirinya ke elu!” Saya pun bertanya kembali: “Kapan?” Beberapa orang yang sama menjawab: “Tunggu ajah.” Berapa lama lagi saya harus menunggu untuk melihat hantu? Apakah saya harus melakukan ritual-ritual tertentu untuk mengundang kehadiran hantu sehingga saya bisa, entah merasakan, mendengar, atau melihat hantu?


Setidaknya sampai saat saya sedang membuat tulisan ini saya sama sekali tidak merasakan, mendengar, atau melihat hantu di sekitar saya padahal saya berada di ruangan yang sangat gelap karena semua lampu dimatikan (hanya cahaya monitor dan suara CPU komputer yang saya gunakan) dan beberapa teman mengatakan bahwa di ruangan ini mereka beberapa kali pernah mengalami pengalaman aneh yang dianggap sebagai perwujudan adanya hantu. Mungkin setelah saya memasukkan tulisan ini ke blog saya akan, entah merasakan, mendengar, atau melihat hantu. Jika ya, segera saya akan membuat tulisan berikut sebagai pengakuan saya mengenai keberadaan hantu sekaligus mengubah pandangan saya yang percaya pada adanya hantu. Jika tidak, saya kembali akan bertanya: “Harus berapa lama lagi?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.