Senin, 12 April 2010

Agama & Minuman Keras


  • Catatan sejarah tidak pernah mencatat jika minuman keras pernah mengakibatkan perang yang sampai melibatkan dua negara atau lebih apalagi perang dunia. Paling-paling percekcokan yang terjadi dalam keluarga atau antar kampung.

  • Tidak perlu khawatir atau takut karena orangtua yang bijak tidak akan mendorong apalagi memaksakan anaknya untuk mengkonsumsi minuman keras.

  • Tidak ada ancaman penghakiman terakhir atau neraka jika seseorang mengkonsumsi minuman keras.

  • Catatan sejarah tidak pernah mencatat bahwa akibat mengkonsumsi minuman keras ada orang yang disiksa atau dihukum (disalib dan dirajam).

  • Jika seseorang ketagihan atau kecanduan terhadap minuman keras, maka ada orang-orang atau kelompok yang bisa membantu orang tersebut untuk berhenti dari kecanduan tersebut.

  • Seseorang yang mengkonsumsi minuman keras bisa membuktikan bahwa ia sedang atau pernah mengkonsumsi minuman keras dengan menunjukkan botol atau tanda bayaran setelah membeli minuman tersebut.

  • Seseorang yang hendak mengkonsumsi minuman keras tidak perlu menunggu waktu yang lama jika hendak mengkonsumsinya lagi.

Poin-poin di atas hendak menunjukkan bahwa minuman keras masih lebih baik daripada agama. Minuman keras masih lebih masuk akal dibandingkan agama.

4 komentar:

  1. Hi bung arrow, ketemu lagi

    To the point aja nih. Dari tulisan anda di atas, saya menyimpulkan bahwa akibat yang ditimbulkan oleh agama ada 2 yaitu: dampak sosial dan dampak psikis (cmiw).

    Sedangkan untuk minuman keras, berdasarkan penelitian dari rekan saya Anatasia Noorsaputra, S.Ked dia menyatakan bahwa dampak dari mengkonsumsi minuman beralkohol a.l: dampak sosial, dampak psikis, dampak fisik dan Gangguan Mental Organik (GMO).
    >> 09/05/2010, 14 Orang Korban Tewas akibat Miras Oplosan di Cirebon
    >> 13 Apr 2010, 5 Orang Korban Meninggal Akibat Minuman Keras di Priok
    >> 26 Apr 2010, 310 warga terpaksa dirawat akibat mengonsumsi minuman dari seorang penjual minuman keras atau miras di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Sebanyak 21 orang di antaranya
    >> Semakin bertambahnya jumlah remaja yg mengkonsumsi minuman keras pelan tapi pasti akan mengancam masa depan bangsa.
    >> Lebih dari 50% kaum wanita Jerman minum minuman beralkohol selama masa kehamilan mereka. Alhasil, setiap tahunnya lebih dari 10.000 bayi menderita cacat lahir akibat sang ibu mengkonsumsi minuman keras.
    >> Dan masih banyak lagi dampak buruk yg diakibatkan oleh minuman keras.

    Jadi, kesimpulan anda “minuman keras masih lebih baik daripada agama” adalah sebuah statemen yang sama sekali tidak didasarkan pada bukti dan menurut saya cenderung menyesatkan. Terlebih mengingat sasaran blog yang bung arrow tulis sendiri adalah semua orang, khususnya yang (mau) berpikir kritis, terlebih, mereka yang tidak (mau) berpikir kritis.

    Untuk statemen terakhir “Minuman keras masih lebih masuk akal dibandingkan agama”, totally agree. Tapi, masuk akal bukan berarti lebih baik kan?

    BalasHapus
  2. (koreksi)
    >> 26 Apr 2010, 310 warga terpaksa dirawat akibat mengonsumsi minuman dari seorang penjual minuman keras atau miras di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Sebanyak 21 orang di antaranya meninggal

    BalasHapus
  3. Hai juga Moralizm, terimakasih loh atas fakta-fakta dan tanggapannya.

    Saya sangat menyadari bahwa minuman keras (alkohol) yang dikonsumsi berlebihan dan ditambah yang "ecek-ecek" alias oplosan seringkali mengakibatkan kematian. Namun, jika melihat dampak yang bisa diakibatkan oleh agama, maka orang akan menemukan berbagai fakta mengerikan, seperti: perang salib, kematian akibat terhimpit yang berulangkali terjadi ketika orang-orang Muslim menunaikan ibadah Haji, dan beberapa aliran agama/keagamaan yang beberapa kali mengindoktrinasi para pengikutnya sampai rela bunuh diri. Dengan demikian, menurut saya, alkohol belum "memecahkan rekor" dampak buruk yang telah dan bisa diakibatkan oleh agama.

    Seperti juga beberapa bukti yang telah kamu ungkapkan bahwa alkohol mengakibatkan kematian, tetapi setidaknya orang-orang malang tersebut (mati akibat alkohol) mati karena "alasan or bukti" fisik yang nyata dan jelas yakni karena suatu cairan (alkohol). Hal ini tidak berlaku pada orang-orang yang mati akibat agama. Apakah bukti fisiknya? Sejauh yang bisa dikatakan adalah bahwa buktinya berupa kepercayaan terhadap sesuatu yang tidak bisa dilihat secara kasat mata melainkan hanya dirasakan or merasa telah mendengar sesuatu (bisikan). Itukah alasannya? Ah, come on, people!

    Cheers.

    BalasHapus
  4. Tambahan:

    Tulisan saya ini kamu bilang "cenderung menyesatkan". Ah...senangnya jika memang demikian. Itu artinya, (akhirnya) ada juga orang yang membaca dengan serius (cermat) tulisan saya dan mengkritisinya dengan mengemukakan berbagai fakta relevan dan jelas.

    Namun sayangnya, Moralizm, saya bukanlah salah seorang yang memiliki otoritas dalam masyarakat (petinggi di pemerintahan (daerah or pusat), pemuka agama, atau dokter (berkaitan dengan alkohol). Itu alasan pertama. Sedangkan alasan kedua, blog ini pun hanya dibaca segelintir orang (teman-teman saya) yang sebagian besar menganggap blog ini tidak menarik alias membosankan. Ujung-ujungnya blog ini "ga laku" deh.... Jadi, kemungkinan tulisan saya menyesatkan lumayan kecil (saya tidak memiliki otoritas ("bukan siapa-siapa") dan hanya sedikit orang yang membaca tulisan-tulisan di blog ini (karena membosankan dan alasan pertama tadi).

    Kalaupun menyesatkan, kan ada kamu yang menjadi "penyeimbang" dengan memberikan tanggapan-tanggapan "sehat" karena didasarkan pada berbagai bukti dan akal sehat.

    Salam.

    BalasHapus

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.