Jumat, 09 April 2010

Keliru


Beberapa orang yang pernah berbincang-bincang dengan saya mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan agama mencap saya sebagai orang yang sedang begitu marah pada tuhan karena saya dianggapnya telah berkata-kata dengan keras dan tajam terhadap agama, lebih tepatnya, sikap orang-orang yang beragama dan mengklaim memiliki tuhan. Setiap kali cap tersebut dialamatkan kepada saya, maka segera saya menyanggahnya dengan mengatakan: “Saya tidak sedang marah kepada tuhan karena saya tidak percaya bahwa ada yang disebut/dinamakan “tuhan” seperti yang selalu dikatakan oleh orang-orang yang beragama dan bertuhan. Setidaknya bagi saya, saya tidak (bisa) mempercayai bahwa ada, entah itu sesosok figur atau pribadi atau makhluk atau kekuatan atau energi atau zat yang berada di luar raga manusia dan alam semesta serta mengendalikan seluruh isi jagat raya.

Bagaimana mungkin saya marah atau bereaksi terhadap sesuatu yang keberadaannya saja tidak saya percayai sama sekali. Oleh karena itu, bagaimana mungkin saya (bisa) marah terhadap “tuhan” padahal kepercayaan terhadap “tuhan” sendiri pun tidak saya miliki sama sekali. Saya sama sekali tidak (bisa) marah kepada tuhan ataupun makhluk-makhluk supranatural lainnya yang keberadaannya saja tidak percayai. Dengan demikian, cap yang pernah dialamatkan kepada saya oleh beberapa orang dengan mengatakan bahwa saya sedang marah atau kecewa kepada tuhan sangatlah keliru karena saya sendiri tidak (bisa) mempercayai bahwa tuhan itu ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.