Sangat disayangkan sebuah pernyataan ganjil dikemukakan oleh salah seorang pemimpin masyarakat ketika ia menyatakan bahwa wartawan merupakan profesi yang berdosa. Selain tidak didukung oleh penjelasan yang lebih lanjut, walikota Banjarmasin itu, berusaha berkilah dengan menyatakan bahwa perkataan tersebut bukanlah berasal dari mulutnya melainkan dari ormas Islam setempat. Tidak cukup melakukan kesalahan yang pertama, ia melakukan kesalahan yang kedua yakni berusaha berbohong. Suatu tindakan yang sangat disayangkan dan memalukan.
Terlepas jika ia memberikan penjelasan mengenai alasan ia menyatakan wartawan merupakan profesi yang berdosa, tetap saja, pernyataan seorang walikota seperti itu sama sekali tidak mencerminkan suatu tindakan yang menghargai profesi orang lain. Terlebih, apakah "berdosanya" jika seorang berprofesi sebagai wartawan? Apakah karena profesi wartawan selalu lekat (lebih tepatnya mengalami stigmatisasi) dengan berita-berita yang tidak akurat bahkan salah sehingga cenderung dianggap menyebarkan gosip atau fitnah? Kalaupun ya, tidak ada seorang makhluk pun yang berhak "menghakimi" profesi tersebut dan menstigmatisasinya sebagai "profesi berdosa" karena ia bukanlah Tuhan. Sekalipun ia adalah Tuhan, mengapa ia (Tuhan) bukan sejak awalnya menghalangi atau tidak menciptakan profesi tersebut dengan "kemahakuasaannya" sehingga banyak orang tidak akan menjadi wartawan?
Pernyataan yang sangat merendahkan sebuah profesi sangatlah disayangkan dan memalukan, apalagi pernyataan itu berasal dari mulut seorang pemimpin masyarakat dan dilakukan bukan sekali serta di hadapan banyak orang. Bisa dibayangkan pengaruh ucapan tersebut terhadap, baik mereka yang ketika itu mendengarkan pernyataan tersebut secara langsung maupun mereka yang berprofesi sebagai wartawan. Pertama, mereka yang mendengarkan secara langsung jika tidak "diperlengkapi" dengan pikiran yang kritis atau mudah percaya dan mengikuti pernyataan pemimpinnya tentu akan berpikiran serupa sehingga membenci orang-orang yang berprofesi sebagai wartawan. Kedua, mereka yang berprofesi wartawan tak pelak lagi menjadi sangat tersinggung karena telah direndahkan atau dilecehkan seakan-akan profesi mereka tidak baik alias tidak halal padahal banyak dari mereka yang menjalankan profesinya itu dengan sebaik mungkin. Terlepas banyaknya wartawan yang mungkin tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan tidak baik, namun sekali lagi, tidak ada seorang pun yang berhak merendahkan profesi yang menjadi tumpuan "dapur" orang lain tersebut.
Pernyataan yang sangat merendahkan sebuah profesi sangatlah disayangkan dan memalukan, apalagi pernyataan itu berasal dari mulut seorang pemimpin masyarakat dan dilakukan bukan sekali serta di hadapan banyak orang. Bisa dibayangkan pengaruh ucapan tersebut terhadap, baik mereka yang ketika itu mendengarkan pernyataan tersebut secara langsung maupun mereka yang berprofesi sebagai wartawan. Pertama, mereka yang mendengarkan secara langsung jika tidak "diperlengkapi" dengan pikiran yang kritis atau mudah percaya dan mengikuti pernyataan pemimpinnya tentu akan berpikiran serupa sehingga membenci orang-orang yang berprofesi sebagai wartawan. Kedua, mereka yang berprofesi wartawan tak pelak lagi menjadi sangat tersinggung karena telah direndahkan atau dilecehkan seakan-akan profesi mereka tidak baik alias tidak halal padahal banyak dari mereka yang menjalankan profesinya itu dengan sebaik mungkin. Terlepas banyaknya wartawan yang mungkin tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan tidak baik, namun sekali lagi, tidak ada seorang pun yang berhak merendahkan profesi yang menjadi tumpuan "dapur" orang lain tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.