Selasa, 03 Agustus 2010

Salah Penanganan

Kembali muncul berita mengenai kesurupan yang dialami lebih dari satu orang dan kali ini dialami oleh beberapa siswi SMK di Kota Cimahi, Jawa Barat. Sayangnya pihak sekolah sama sekali tidak tahu bagaimana menangani masalah tersebut secara bijak sehingga mereka bukannya menyerahkan masalah tersebut kepada orang-orang yang memang kompeten di bidangnya, seperti: (seharusnya) guru BP atau guru-guru lainnya yang bisa diperbantukan, tetapi malah memanggil pihak keamanan alias polisi. Jelas, sekolah tidak tahu bagaimana menghadapi kasus yang disebut dengan "kesurupan" tersebut dengan tepat. Yang dibutuhkan dan seharusnya dilakukan oleh pihak sekolah adalah guru (-guru) BP yang seyogianya sudah diperlengkapi, setidaknya, oleh ilmu psikologi dasar sehingga bisa menangani kasus-kasus frustrasi yang dialami murid-muridnya. Sesungguhnya yang dialami oleh siswi-siswi malang tersebut bukanlah masalah kriminalitas, tetapi psikis. Artinya, para siswi tersebut bukan sedang melakukan tindak kriminal melainkan mengalami guncangan psikis yang cukup berat sehingga mengalami "kesurupan." Oleh karena itu, memanggil dan menyerahkan kasus tersebut pada pihak polisi adalah langkah yang sangat ga nyambung alias sama sekali salah.

Memperhatikan kasus kesurupan yang dialami cukup banyak sekolah sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah, khususnya bagian pendidikan negeri ini, yakni dengan membekali para gurunya, terlebih guru BP, bukan hanya dengan teori-teori pendidikan melainkan juga dengan ilmu psikologi dasar. Ini dilakukan supaya para guru tersebut setidaknya memiliki kemampuan dasar bagaimana dalam menghadapi dan menangani kasus kesurupan jika menimpa murid (-muridnya). Kemampuan dasar tersebut sangatlah penting guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi lebih jauh, misalnya: ketakutan yang menghinggapi murid yang bersangkutan sehingga tidak mau masuk sekolah. Tentu, jika kesurupan ini terjadi berulangkali maka orang yang bersangkutan akan terganggu secara fisik dan pikiran karena peristiwa tersebut sangat menguras tenaga dan mentalnya. Oleh karena itulah guru-guru, terlebih guru BP, sudah sepatutnya diperlengkapi dengan ilmu psikologi dasar untuk menghadapi kasus-kasus seperti kesurupan tadi. Penanganan yang tepat dan cermat tentu akan memberikan hasil yang baik dan maksimal.

Selain guru-guru, khususnya guru BP, diperlengkapi oleh ilmu psikologi dasar yang memadai, para murid juga sudah selayaknya diperkenalkan dan dibekali dengan psikologi umum yang mendasar. Ini dilakukan agar mereka, bukan hanya mengenal dan mengetahui gejala-gejala psikis tertentu yang bisa dialami beberapa orang, tetapi juga tahu bagaimana menghadapi dan mengatasi gejolak emosi yang dialaminya. Terlebih, para remaja masa kini yang dipenuhi oleh berbagai tuntutan, baik dari rumah (keluarga), sekolah, pergaulan (teman-teman), dan masyarakat. Psikologi umum mendasar tersebut diharapkan bisa membekali mereka, baik dengan ilmu maupun ketrampilan, sehingga mereka dapat melakukan interaksi seimbang dengan sekitar mereka. Artinya, mereka diharapkan bisa menempatkan diri secara proporsional dalam masyarakat sesuai dengan usia mereka. 

Sebagai contoh sederhana para remaja bisa dilibatkan dalam berbagai kegiatan di dalam sekolah (kelas) maupun di luar sekolah yang mengajak mereka untuk berpikir kritis dan mampu menganalisis permasalahan. Kepada mereka diberikan beberapa contoh kasus remaja yang terjadi di masyarakat yang mengajak mereka untuk menyumbangkan pikirannya demi penyelesaian yang cocok dan tepat sesuai dengan konteks usia mereka serta relevan dengan kenyataan yang mereka hadapi sehari-hari. Hal ini diharapkan mampu merangsang daya pikir dan analisis para remaja sehingga mereka dapat terlibat aktif dalam banyak kegiatan ketimbang menuntut, memaksa, dan mencekoki mereka dengan berbagai hal yang tidak sesuai dengan usia mereka alias terlalu berat untuk usia mereka dengan diancam oleh berbagai hukuman. Tentu, ini bukanlah perkara yang mudah dilakukan seperti membalikan telapak tangan karena membutuhkan kurikulum yang tepat, kerja sama, kerja keras, dan waktu. Namun pada saat yang bersamaan hal ini juga bukanlah suatu mission impossible karena sesungguhnya bisa dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.