Jumat, 27 Agustus 2010

Pencideraan terhadap Kemanusiaan

Tindakan kekerasan kembali terjadi di benua Afrika dan kali ini merenggut korban, bukan saja para pegawai pemerintahan tetapi juga rakyat sipil. Tindakan brutal tersebut dilakukan oleh sekelompok fundamentalis Islam dan terjadi ketika umat Muslim sedunia menjalankan ibadah puasa. Mungkin banyak orang mengecam bahwa tindakan keji tersebut merupakan pencideraan terhadap agama tertentu (dhi. Islam) karena dilakukan pada saat bulan Ramadan, bahkan  bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap agama Islam. Tentu, kecaman seperti itu sangatlah wajar apalagi jika dilakukan oleh umat Muslim sendiri. Namun, sudah seharusnyalah jika bukan hanya umat Muslim yang mengecam bahkan mengutuk tindakan brutal tersebut karena sesungguhnya tindakan tersebut bukan hanya menghina dan mencidera umat agama tertentu melainkan juga menghina dan mencidera umat manusia secara lebih luas. 

Ketika suatu tindakan kekerasan merenggut korban manusia, entah korban beragama ataupun bahkan tidak beragama, maka tindakan tersebut sudah seharusnya dikecam oleh seluruh umat manusia. Sekalipun tindak kekerasan yang terjadi tidak melenyapkan nyawa manusia, namun tetap saja tindakan tersebut harus dikcecam bahkan dikutuk karena telah menghina dan mencidera manusia sebagai makhluk hidup. Inilah salah satu tindakan yang tergolong tidak humanis, bahkan sangat tidak humanis.

Semua tindakan yang melibatkan manusia sebagai makhluk hidup sudah sepatutnya tidak dipandang secara sempit, hanya dengan mengaitkan pada ideologi, kepercayaan (agama), atau prinsip tertentu yang dimiliki orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, ketika suatu tindakan atau peristiwa dialami manusia maka tanggung jawab manusia lainnya untuk peduli terhadap hal tersebut. Artinya, nilai kemanusiaanlah yang dikedepankan, diutamakan, dan dijunjung tinggi melampaui ideologi, agama, dan/atau prinsip seseorang. Oleh karena itulah nilai kemanusiaan, seperti penghargaan terhadap nyawa seseorang harus yang lebih dipentingkan dan dihargai daripada kepercayaannya. Dengan demikian, siapa dan apa kepercayaan yang dianut seseorang menjadi tidak begitu relevan karena siapapun dia dan apapun kepercayaan yang dipeluknya, orang tersebut adalah manusia. Itulah yang pertama dan terutama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.