Selasa, 10 Agustus 2010

Manfaatnya Apa?

Seperti pernah dijanjikan, Menteri Kemenkominfo Tifatul Sembiring, mulai Ramadan ini akan memblokir situs-situs porno sehingga diharapkan lebih dari 90% trafik situs-situs tersebut bisa dikurangi. Pemblokiran situs-situs porno tersebut bukan hanya berlaku pada masa Ramadan melainkan akan terus ditindaklanjuti selepas Ramadan. Upaya pemblokiran terhadap situs-situs yang dianggap porno merupakan wacana yang lucu, jika tidak mau dikatakan konyol, karena sama sekali tidak didukung oleh penjelasan mengenai manfaat yang hendak dicapai dari tindakan pemblokiran terhadap situs-situs porno tersebut. Jika dikatakan - khususnya oleh orang-orang yang mendasarkan pada nilai-nilai agama - pornografi beserta situs-situs porno mendorong orang melakukan tindakan maksiat, seperti: perkosaan dan pelecehan seksual, mengapa tindakan-tindakan amoral tersebut juga masih terjadi di negara-negara yang didasarkan pada nilai-nilai agama (dhi. Islam dan Katolik)? Mengapa tingkat kekerasan seksual di negara-negara Timur Tengah dan banyak dilakukan para petinggi Katolik masih cukup tinggi? 

Selain pemblokiran terhadap situs-situs porno tidak bermanfaat apa-apa dalam kaitannya dengan "moralitas" seseorang karena terbukti di negara-negara yang katanya dibangun dan dilandasi pada nilai-nilai agama tindakan kekerasan seksual tetaplah tinggi, pemblokiran terhadap situs-situs porno menunjukkan kepanikan negara (pemerintah) menghadapi perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat. Kepanikan pemerintah tersebut terjadi karena ketidakmampuan pemerintah dalam menangani berbagai kasus yang "pornografi" yang terjadi di masyarakat sehingga akhirnya "menyalahkan" situs-situs yang dianggap bernuansa pornografi. Oleh karena pemerintah tidak mampu mendandani berbagai kasus "pornografi" yang terjadi di masyarakat maka pemerintah pun melancarkan "tangan besi"-nya dengan melakukan pemblokiran. 

Ketimbang memblokir situs-situs yang dianggap porno pemerintah seharusnya membekali masyarakat dengan pendidikan yang memadai. Jika pemerintah memang peduli dengan "moral" masyarakatnya dan menganggap bahwa agama bisa dijadikan sebagai tameng untuk melindungi "moral" masyarakat, maka seharusnya yang dilakukan pemerintah adalah lebih mengedepankan program-program yang ditunjang oleh pengetahuan modern, baik di sekolah, jalan-jalan (iklan), maupun di televisi. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat dibekali oleh berbagai informasi yang lebih sehat dan positif ketimbang pemerintah berlaku seperti rezim yang kerjanya main larang atau ngeblokir. Karena bukankah yang akan terjadi malah begini: Semakin dilarang dan diblokir orang akan semakin penasaran dan mencari tahu dengan segala cara?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.