Jika peristiwa jatuhnya pesawat di Pulau San Andres, Kolombia, dianggap sebagai suatu "keajaiban" karena mengacu pada kondisi pesawat yang hancur, tentu hal tersebut tidak akan berlaku bagi keluarga, Amar Fernandez de Barreto, seorang nenek berusia 70 tahun, satu-satunya penumpang pesawat yang meninggal dalam peristiwa naas tersebut. Peristiwa mengerikan namun "ajaib" itu keluar dari mulut Gubernur San Andres Pedro Gallardo yang menegaskan: "Hanya tangan Tuhan yang mencegah jatuhnya korban tewas. Kita harus berterima kasih kepada Tuhan."
Jika tangan Tuhan memang "ajaib" dan mampu mencegah jatuhnya korban tewas, mengapa tidak sekalian saja ia menyelamatkan pesawat itu sehingga tidak sampai jatuh sama sekali? Mengapa ia membiarkan pesawat itu jatuh, apapun penyebabnya, dan membiarkan seorang nenek meninggal sekalipun akibat serangan jantung? Apakah ia (Tuhan) adalah sosok yang pilih kasih? Masih menganggap peristiwa jatuhnya pesawat itu merupakan "keajaiban"? Jika ya, coba katakan hal itu pada keluarga yang ditinggalkan oleh nenek yang telah meninggal.
Jika tangan Tuhan memang "ajaib" dan mampu mencegah jatuhnya korban tewas, mengapa tidak sekalian saja ia menyelamatkan pesawat itu sehingga tidak sampai jatuh sama sekali? Mengapa ia membiarkan pesawat itu jatuh, apapun penyebabnya, dan membiarkan seorang nenek meninggal sekalipun akibat serangan jantung? Apakah ia (Tuhan) adalah sosok yang pilih kasih? Masih menganggap peristiwa jatuhnya pesawat itu merupakan "keajaiban"? Jika ya, coba katakan hal itu pada keluarga yang ditinggalkan oleh nenek yang telah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.