Minggu, 31 Januari 2010

Kritis terhadap Pemikiran Sendiri: Suatu Pengantar

Setiap manusia berpikir, entah ia seorang pemimpin perusahaan, pekerja/karyawan, seniman, olahragawan, pengamen, pengangguran, atau pedagang. Di mana pun manusia berada ia berpikir. Oleh karena itu, manusia seringkali disebut sebagai makhluk yang berpikir. Namun, tidak semua manusia menggunakan pikirannya dengan baik, tetapi hanya segelintir orang yang berpikir secara baik. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa sebagian besar orang tidak menggunakan pikirannya dengan baik. Apapun pekerjaan atau jabatan seseorang, jika ia menggunakan pikirannya dengan baik, maka hasilnya akan baik. Namun sebaliknya, jika seseorang tidak menggunakan pikirannya dengan baik, maka hasilnya akan tidak baik, apapun pekerjaan atau jabatan orang itu.

Berpikir kritis adalah sebuah seni berpikir yang mendorong dan membawa orang untuk menggunakan daya pikirnya dengan sebaik mungkin dalam segala situasi yang dihadapi seseorang. Dan tujuan utama berpikir adalah untuk menilai dan menjelaskan berbagai informasi di sekitar kita. Setiap orang memiliki berbagai pilihan yang harus dinilai, dijelaskan, dan diambil. Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan informasi-informasi yang terbaik sebelum mengambil sebuah keputusan yang cermat dan terbaik.

Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang perlu dikemukakan seseorang ketika berupaya menilai dan menjelaskan informasi yang diperolehnya atau situasi yang terjadi di sekitarnya:
1. Apakah yang sebenarnya sedang terjadi?
2. Mengapa hal itu terjadi?
3. Apakah benar yang dikatakan orang itu?
4. Apakah tepat jika saya akan melakukan hal itu?
5. Apakah dampaknya jika saya melakukan hal itu, baik bagi orang lain maupun diri sendiri?
6. Apakah yang harus saya lakukan?
7. Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah itu?
8. Apakah hal itu merupakan masalah terbesar atau lebih baik saya berfokus pada masalah yang lebih penting?

Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas sesungguhnya selalu muncul dalam benak setiap orang walaupun tidak selalu disadari penuh oleh semua orang. Oleh karena itu, agar setiap orang menyadari penuh terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti itu, maka orang harus mempelajari bagaimana menggunakan pikirannya dengan baik. Hal ini dilakukan supaya orang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya dengan pertama-tama kritis terhadap pikirannya sendiri. Dan untuk bisa menjadi seseorang yang kritis terhadap pikirannya, maka orang tersebut harus rela menggunakan waktunya untuk terus belajar mempertajam pikirannya dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang tepat dan relevan mengenai semua hal atau situasi yang dihadapinya.

Harus diakui bahwa hanya sedikit orang yang mau menggunakan pikirannya dengan baik melalui berpikir secara kritis karena hal tersebut cukup menguras tenaga dan waktu seseorang. Keterampilan berpikir kritis tidak dapat dicapai dalam waktu singkat. Berpikir kritis memerlukan komitmen, kerja keras, ketekunan, dan latihan yang tiada henti. Upaya mempelajari dan meningkatkan ketajaman berpikir dapat dianalogikan/disejajarkan dengan upaya seorang atlit yang terus berlatih demi memperoleh hasil yang terus membaik. Upaya untuk mempelajari dan selalu meningkatkan kemampuan berpikir kritis bukanlah suatu aktivitas yang mudah dan menyenangkan, tetapi tidak jarang sulit dan kurang menyenangkan sekaligus menantang. Upaya intelektualitas yang membutuhkan kesabaran tinggi. Namun ketika seseorang mampu menggunakan pikirannya dengan baik melalu berpikir kritis, maka ia dapat menyaring semua informasi yang ada di sekitarnya, menilai dan menjelaskan berbagai data, pendapat, argumen, dan kesimpulan orang lain, serta terhindar dari manipulasi, penipuan, eksploitasi, pembohan, dan penyesatan.

Tulisan berikutnya akan mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana mempelajari seni berpikir kritis dalam kaitannya dengan kritis terhadap pikiran sendiri. Hal-hal tersebut akan dijelaskan dalam beberapa tulisan ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.