Langkah pertama yang harus diambil seseorang ketika hendak menilai dan menjelaskan sebuah permasalahan adalah menjernihkan pikiran sendiri. Artinya, orang harus selalu mewaspadai segala sesuatu yang tidak jelas, kabur, tidak jernih, atau samar-samar. Selalu berusaha memahami masalah yang mengemuka dengan tidak tergesa-gesa mempercayai perkataan orang lain melainkan selalu berupaya memahami secara menyeluruh perkataan orang lain. Bukan hanya melihat apa yang terdapat di permukaan, tetapi menangkap apa yang terletak di sisi yang lebih dalam. Selalu berupaya memahami makna yang sesungguhnya dari sebuah permasalahan atau informasi. Selalu berusaha menjelaskan kepada orang lain apa yang anda ketahui dan pahami mengenai suatu permasalahan dalam upaya menjernihkan dan menjelaskan pikiran anda sendiri. Selalu berusaha meringkaskan kata-kata orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemudian selalu bertanya kepada orang lain apakah anda telah memahami dan meringkaskan kata-kata orang lain itu dengan tepat sampai anda sungguh-sungguh memahami apa yang dikatakan orang tersebut.
Seringkali orang menganggap bahwa mereka telah berpikir dengan jernih, jelas, dan tidak samar-samar. Kerapkali orang beranggapan jika mereka telah memahami pikiran mereka sendiri dengan jelas padahal kenyataannya tidaklah demikian. Pikiran yang tidak jernih, kabur, atau samar-sama merupakan permasalahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Jika seseorang hendak menggunakan pikirannya dengan baik melalui berpikir kritis, maka orang tersebut harus mau mempelajari seni berpikir secara jernih, mempertajam pikirannya, mengemukakan pikirannya secara jelas dan tajam, serta mampu memberikan penilaian dan penjelasan secara spesifik dan runut. Contoh: ketika orang lain menjelaskan sesuatu kepada anda, ringkaskan penjelasan orang tersebut menggunakan kata-kata anda sendiri kemudian tanyakan kepadanya apakah anda telah memahami penjelasannya secara tepat atau tidak. Jika orang tersebut tidak puas dengan ringkasan yang anda telah lakukan berarti anda belum memahami penjelasannya dengan baik. Demikian juga ketika orang lain berusaha memahami penjelasan yang anda telah berikan. Selalu lakukan hal tersebut terhadap semua penjelasan dan/atau informasi.
Berikut adalah beberapa hal dasar penting terkait dengan upaya menjelaskan pikiran anda:
1. Kemukakan satu demi satu inti permasalahan/argumen/pandangan anda.
2. Uraikan secara rinci apa yang menjadi argumen atau pandangan anda.
3. Sajikan contoh (-contoh) nyata yang berkaitan dengan pandangan-pandangan anda.
4. Gunakan persamaan-persamaan atau metafor-metafor demi pemahaman yang lebih jelas dan tajam terkait dengan pandangan-pandangan anda agar orang lain dapat memahami anda lebih menyeluruh. (Contoh: anda dapat mengatakan bahwa berpikir kritis adalah seperti mengupas bawang, di mana ada beberapa lapisan yang harus dikupas/dibuka/diurai sebelum anda sampai pada intinya.)
Berikut adalah contoh kata-kata yang bisa digunakan ketika anda hendak menjelaskan pikiran anda:
1. "Saya pikir mengenai permasalahan/informasi tersebut adalah . . . . " (mengemukakan apa yang menjadi inti argumen atau pandangan anda).
2. "Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa . . . . " (menguraikan secara rinci apa yang menjadi argumen atau pandangan anda).
3. "Contohnya adalah . . . . " (menyajikan contoh-contoh nyata berkaitan dengan pandangan anda).
4. "Saya berikan persamaan, seperti . . . . " (memberikan gambaran mengenai inti pandangan anda).
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam upaya memahami penjelasan orang lain:
1. "Dapatkah anda menjelaskan kembali inti yang anda maksudkan?"
2. "Dapatkah anda memberikan contoh (-contoh) yang berkaitan dengan pandangan anda tersebut?"
3. "Saya akan mencoba meringkaskan apa yang anda katakan . . . . Apakah saya telah memahami anda dengan tepat?" Atau, "apakah itu yang anda maksudkan?" (berdasar pada ringkasan yang telah dilakukan).
Seringkali orang menganggap bahwa mereka telah berpikir dengan jernih, jelas, dan tidak samar-samar. Kerapkali orang beranggapan jika mereka telah memahami pikiran mereka sendiri dengan jelas padahal kenyataannya tidaklah demikian. Pikiran yang tidak jernih, kabur, atau samar-sama merupakan permasalahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Jika seseorang hendak menggunakan pikirannya dengan baik melalui berpikir kritis, maka orang tersebut harus mau mempelajari seni berpikir secara jernih, mempertajam pikirannya, mengemukakan pikirannya secara jelas dan tajam, serta mampu memberikan penilaian dan penjelasan secara spesifik dan runut. Contoh: ketika orang lain menjelaskan sesuatu kepada anda, ringkaskan penjelasan orang tersebut menggunakan kata-kata anda sendiri kemudian tanyakan kepadanya apakah anda telah memahami penjelasannya secara tepat atau tidak. Jika orang tersebut tidak puas dengan ringkasan yang anda telah lakukan berarti anda belum memahami penjelasannya dengan baik. Demikian juga ketika orang lain berusaha memahami penjelasan yang anda telah berikan. Selalu lakukan hal tersebut terhadap semua penjelasan dan/atau informasi.
Berikut adalah beberapa hal dasar penting terkait dengan upaya menjelaskan pikiran anda:
1. Kemukakan satu demi satu inti permasalahan/argumen/pandangan anda.
2. Uraikan secara rinci apa yang menjadi argumen atau pandangan anda.
3. Sajikan contoh (-contoh) nyata yang berkaitan dengan pandangan-pandangan anda.
4. Gunakan persamaan-persamaan atau metafor-metafor demi pemahaman yang lebih jelas dan tajam terkait dengan pandangan-pandangan anda agar orang lain dapat memahami anda lebih menyeluruh. (Contoh: anda dapat mengatakan bahwa berpikir kritis adalah seperti mengupas bawang, di mana ada beberapa lapisan yang harus dikupas/dibuka/diurai sebelum anda sampai pada intinya.)
Berikut adalah contoh kata-kata yang bisa digunakan ketika anda hendak menjelaskan pikiran anda:
1. "Saya pikir mengenai permasalahan/informasi tersebut adalah . . . . " (mengemukakan apa yang menjadi inti argumen atau pandangan anda).
2. "Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa . . . . " (menguraikan secara rinci apa yang menjadi argumen atau pandangan anda).
3. "Contohnya adalah . . . . " (menyajikan contoh-contoh nyata berkaitan dengan pandangan anda).
4. "Saya berikan persamaan, seperti . . . . " (memberikan gambaran mengenai inti pandangan anda).
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam upaya memahami penjelasan orang lain:
1. "Dapatkah anda menjelaskan kembali inti yang anda maksudkan?"
2. "Dapatkah anda memberikan contoh (-contoh) yang berkaitan dengan pandangan anda tersebut?"
3. "Saya akan mencoba meringkaskan apa yang anda katakan . . . . Apakah saya telah memahami anda dengan tepat?" Atau, "apakah itu yang anda maksudkan?" (berdasar pada ringkasan yang telah dilakukan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.