Minggu, 28 Februari 2010

Mission Impossible

Baru saja menyaksikan tayangan Discovery Channel yang berjudul "Riot Rampage". Tayangan tersebut menampilkan berbagai kerusuhan lokal yang terjadi di beberapa negara. Salah satu tayangan menampilkan perkelahian yang terjadi antara orang-orang Kristen Armenian dan orang-orang Kristen Ortodoks Yunani yang terjadi di sebuah bangunan yang diyakini oleh kedua golongan Kristen sebagai tempat di mana Yesus bangkit dari kematiannya. Tempat itu dinamakan Holy Sepulcher.

Dalam tayangan tersebut sangat jelas terlihat kedua golongan Kristen tersebut berkelahi akibat mengklaim bahwa golongan merekalah yang memiliki hak paling istimewa untuk menjaga Holy Sepulcher. Beberapa biarawan Kristen Armenian terlihat jelas memukul beberapa orang Kristen Ortodoks Yunani, begitu juga beberapa biarawan Kristen Ortodoks Yunani terlihat jelas dalam tayangan mendorong dan menendang beberapa orang Kristen Armenian.

Mengapa manusia begitu keji menyakiti sesamanya manusia? Apalagi yang terlibat adalah dua golongan yang sama-sama memuji dan memuja seorang figur yang sama, yakni Yesus. Mengapa mereka bertikai hanya demi klaim bahwa golongan merekalah yang berhak menjadi "penjaga" tempat tertentu? Mengapa kedua golongan itu bertikai padahal ajaran mereka berdasar pada sosok figur yang tidak berbeda, yang konon mengajarkan kasih sebagai hukum terutama? Mengapa kedua golongan Kristen tersebut bertikai demi sebuah "hak istimewa" tertentu? Apakah "hak istimewa" tersebut membuat golongan mereka menjadi golongan terpandang, nomor satu? Apakah "hak istimewa" tersebut membuat para penganutnya memperoleh kemudahan-kemudahan tertentu, baik di dunia maupun di luar dunia?

Pemandangan yang ditayangkan melalui Discovery Channel tersebut seharusnya membuat orang-orang beragama (dhi. Kristen) mengkoreksi dirinya; apakah mereka sudah sungguh-sungguh mengamalkan ajaran figur yang selama ini mereka puji dan puja? Apakah merupakan hal yang wajar atau normal jika seseorang atau beberapa kelompok bertikai dan menyakiti hanya demi mempertahankan klaim-klaim tertentu yang didasarkan pada tradisi kelompoknya masing-masing? Apakah isi ajaran agama yang didasarkan pada kitab suci belum atau tidak cukup menjadi pegangan kehidupan sehari-hari?

Harus diakui bahwa unsur-unsur agama, selain kitab suci, penganut, dan tempat ibadah, adalah juga tradisi. Agama dibangun atas berbagai tradisi yang dipercayai oleh para penganutnya. Namun, jika tradisi yang dipercaya tersebut mengakibatkan pertikaian dan saling menyakiti, bukankah berarti tradisi tersebut harus ditinjau ulang alias dikritisi? Meskipun tradisi tersebut berusia sangat tua, namun tidak berarti bahwa tradisi tersebut kebal dari kritikan. Apakah tradisi jatuh dari langit atau dari atas? Tentu tidak. Bukankah tradisi dibuat oleh manusia? Bukankah tradisi berkembang menurut kepercayaan orang-orang yang meyakininya? Ketika tradisi tersebut telah mengakibatkan salah seorang atau golongan lain merasa tidak memperoleh keadilan apalagi sampai mengakibatkan pertikaian dan kekerasan, bukankah berarti ada yang salah dalam tradisi tersebut? Lebih tepatnya, karena tradisi dibuat oleh manusia, maka ketika sebuah tradisi mengakibatkan kekerasan atau pertikaian, bukankah seharusnya pikiran orang-orang yang mempercayai tradisi tersebut dikritisi?

Jadi yang harus dikritisi, apakah agamanya atau tradisi-tradisi yang terdapat dalam agama ataukah pikiran orang-orang yang mempercayai tradisi-tradisi tersebut? Tentu semuanya bisa, bahkan harus dikritisi. Namun yang lebih mendasar tentu adalah mengkritisi pikiran manusia. Apakah hal tersebut bisa dilakukan? Saya sangat meragukannya. Mengapa demikian? Karena itulah hakikat segala hal yang terkait dengan agama; tidak bisa dikritisi. Dengan demikian, upaya mengkritik agama, berbagai tradisi, apalagi pikiran orang-orang yang memeluk dan mempercayai segala hal itu menjadi sesuatu yang tinggal angan-angan saja. Angan-angan yang akan lenyap ditiup angin fundamentalisme. Angan-angan yang merupakan mission impossible.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.