Tulisan kemarin membahas bahwa orang yang berpikir kritis selalu mempertanyakan berbagai pertanyaan yang telah diajukan orang lain termasuk dirinya sendiri. Tulisan kali ini akan mengetengahkan bahwa orang yang berpikir kritis selayaknya mampu membedakan berbagai hal yang masuk akal maupun yang tidak masuk akal, baik yang dipikirkan orang lain maupun diri sendiri.
Seseorang yang berpikir kritis tidak puas hanya melihat dan memahami suatu hal dari sisi luarnya melainkan selalu ingin memahaminya sampai ke lapisan yang paling dalam. Seseorang yang berpikir kritis tidak hanya melihat pikiran dan perilaku orang lain melainkan memperhatikan dengan teliti menjelaskan, dan menilai, baik pikiran dan perilaku orang lain. Seseorang yang berpikir kritis selalu bersedia mendengarkan pendapat, penilaian, penjelasan, dan argumen orang lain walaupun hal-hal tersebut bertentangan dengan pendapatnya. Orang yang berpikir kritis dengan demikian bukanlah orang yang hanya memperhatikan pendapat, penilaian, penjelasan, dan argumen dirinya melainkan selalu terbuka untuk memperhatikan dan mempertimbangkan pendapat pihak lain.
Orang yang berpikir kritis sepatutnya selalu mawas diri dan menguji sejauh mana dirinya dapat terbuka terhadap berbagai pandangan orang lain. Selain itu, seseorang yang berpikir kritis selalu mampu waspada terhadap berbagai hal yang tidak masuk akal. Oleh karena itu, seseorang yang berpikir kritis selalu mampu mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan, mengapa orang lain, termasuk dirinya sendiri berpikir dan berperilaku tidak masuk akal. Seseorang yang berpikir kritis selalu mampu mempertanyakan berbagai alasan dan penyebab orang lain, termasuk dirinya sendiri sampai berpikir dan berperilaku tidak masuk akal. Pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan hal ini adalah: "Mengapa ia tidak membuka pikirannya?" Mengapa saya tidak membukan pikiran saya?" Sejauh mana saya mampu berpikir terbuka?
Salah satu ciri seseorang yang berpikir kritis adalah tidak segan mengubah pikirannya dan mengakui kesalahannya setelah ia memperoleh pandangan atau bukti atau argumen yang lebih cermat, tepat, dan masuk akal. Orang yang berpikir kritis selalu tidak ragu dan tidak malu mengubah pandangannya melalui cara berpikir yang cermat, tepat, dan masuk akal. Namun sayangnya, hanya segelintir orang yang rela bersikap seperti itu. Hanya sedikit orang yang sudi mendengarkan berbagai pandangan dan argumen orang lain, khususnya jika argumen dan pandangan tersebut tidak sejalan dengan pandangan dan argumen orang tersebut.
Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan ciri seseorang yang berpikir masuk akal:
1. Selalu rela bertanya kepada diri sendiri, "Saya tidak sempurna. Mungkin saja saya salah. Oleh karena itu, mungkin saja anda yang benar".
2. Selalu sudi bertanya kepada diri sendiri, "Saya mungkin salah bahkan sering salah. Namun, saya tidak ragu untuk mengubah pendapat saya segera setelah menemukan bukti dan argumen yang masuk akal".
3. Selalu bertanya kepada diri sendiri, "Kapan terakhir kali saya mengubah pandangan saya karena orang lain memberikan pandangan yang lebih baik dan masuk akal ketimbang pandangan saya". "Sejauh mana saya mampu membuka pikiran saya terhadap pandangan dan argumen orang lain?"
Berikut adalah beberapa ciri jika anda tidak membuka pikiran:
a. Enggan mendengarkan apalagi memperhatikan dan mempertimbangkan pandangan orang lain.
b. Merasa terganggu oleh pandangan orang lain.
c. Mempertahankan diri secara membabi buta ketika berdiskusi dengan orang lain.
Sebagai penutup "seri" tulisan mengenai bagaimana kritis terhadap pikiran sendiri, maka harus selalu disadari dan diingat oleh seseorang yang hendak belajar berpikir kritis bahwa berpikir kritis adalah seni keterampilan yang tidak mungkin dikuasai hanya dalam sekejap waktu melainkan membutuhkan waktu, kesabaran, dan kerja keras. Seseorang yang selalu mau belajar berpikir kritis selalu menyadari dan berusaha memahami, terutama dan pertama-tama, pikirannya sendiri. Ia selalu mewaspadai berbagai emosi, hasrat, dan pikiran yang tidak cermat dan tidak masuk akal. Seseorang yang berpikir kritis selalu tidak ragu dan malu mengubah pandangannya segera setelah ia memperoleh bukti dan argumen yang lebih baik dan masuk akal daripada yang dimilikinya. Singkat kata, seseorang yang berpikir kritis selalu rela menggunakan waktunya demi mempelajari, menilai, dan menjelaskan berbagai data, situasi, pandangan, dan argumen orang lain termasuk dirinya sendiri serta mencari dan menemukan solusi yang masuk akal dan berkaitan dengan situasi atau permasalahan yang dihadapi.
Seseorang yang berpikir kritis tidak puas hanya melihat dan memahami suatu hal dari sisi luarnya melainkan selalu ingin memahaminya sampai ke lapisan yang paling dalam. Seseorang yang berpikir kritis tidak hanya melihat pikiran dan perilaku orang lain melainkan memperhatikan dengan teliti menjelaskan, dan menilai, baik pikiran dan perilaku orang lain. Seseorang yang berpikir kritis selalu bersedia mendengarkan pendapat, penilaian, penjelasan, dan argumen orang lain walaupun hal-hal tersebut bertentangan dengan pendapatnya. Orang yang berpikir kritis dengan demikian bukanlah orang yang hanya memperhatikan pendapat, penilaian, penjelasan, dan argumen dirinya melainkan selalu terbuka untuk memperhatikan dan mempertimbangkan pendapat pihak lain.
Orang yang berpikir kritis sepatutnya selalu mawas diri dan menguji sejauh mana dirinya dapat terbuka terhadap berbagai pandangan orang lain. Selain itu, seseorang yang berpikir kritis selalu mampu waspada terhadap berbagai hal yang tidak masuk akal. Oleh karena itu, seseorang yang berpikir kritis selalu mampu mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan, mengapa orang lain, termasuk dirinya sendiri berpikir dan berperilaku tidak masuk akal. Seseorang yang berpikir kritis selalu mampu mempertanyakan berbagai alasan dan penyebab orang lain, termasuk dirinya sendiri sampai berpikir dan berperilaku tidak masuk akal. Pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan hal ini adalah: "Mengapa ia tidak membuka pikirannya?" Mengapa saya tidak membukan pikiran saya?" Sejauh mana saya mampu berpikir terbuka?
Salah satu ciri seseorang yang berpikir kritis adalah tidak segan mengubah pikirannya dan mengakui kesalahannya setelah ia memperoleh pandangan atau bukti atau argumen yang lebih cermat, tepat, dan masuk akal. Orang yang berpikir kritis selalu tidak ragu dan tidak malu mengubah pandangannya melalui cara berpikir yang cermat, tepat, dan masuk akal. Namun sayangnya, hanya segelintir orang yang rela bersikap seperti itu. Hanya sedikit orang yang sudi mendengarkan berbagai pandangan dan argumen orang lain, khususnya jika argumen dan pandangan tersebut tidak sejalan dengan pandangan dan argumen orang tersebut.
Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan ciri seseorang yang berpikir masuk akal:
1. Selalu rela bertanya kepada diri sendiri, "Saya tidak sempurna. Mungkin saja saya salah. Oleh karena itu, mungkin saja anda yang benar".
2. Selalu sudi bertanya kepada diri sendiri, "Saya mungkin salah bahkan sering salah. Namun, saya tidak ragu untuk mengubah pendapat saya segera setelah menemukan bukti dan argumen yang masuk akal".
3. Selalu bertanya kepada diri sendiri, "Kapan terakhir kali saya mengubah pandangan saya karena orang lain memberikan pandangan yang lebih baik dan masuk akal ketimbang pandangan saya". "Sejauh mana saya mampu membuka pikiran saya terhadap pandangan dan argumen orang lain?"
Berikut adalah beberapa ciri jika anda tidak membuka pikiran:
a. Enggan mendengarkan apalagi memperhatikan dan mempertimbangkan pandangan orang lain.
b. Merasa terganggu oleh pandangan orang lain.
c. Mempertahankan diri secara membabi buta ketika berdiskusi dengan orang lain.
Sebagai penutup "seri" tulisan mengenai bagaimana kritis terhadap pikiran sendiri, maka harus selalu disadari dan diingat oleh seseorang yang hendak belajar berpikir kritis bahwa berpikir kritis adalah seni keterampilan yang tidak mungkin dikuasai hanya dalam sekejap waktu melainkan membutuhkan waktu, kesabaran, dan kerja keras. Seseorang yang selalu mau belajar berpikir kritis selalu menyadari dan berusaha memahami, terutama dan pertama-tama, pikirannya sendiri. Ia selalu mewaspadai berbagai emosi, hasrat, dan pikiran yang tidak cermat dan tidak masuk akal. Seseorang yang berpikir kritis selalu tidak ragu dan malu mengubah pandangannya segera setelah ia memperoleh bukti dan argumen yang lebih baik dan masuk akal daripada yang dimilikinya. Singkat kata, seseorang yang berpikir kritis selalu rela menggunakan waktunya demi mempelajari, menilai, dan menjelaskan berbagai data, situasi, pandangan, dan argumen orang lain termasuk dirinya sendiri serta mencari dan menemukan solusi yang masuk akal dan berkaitan dengan situasi atau permasalahan yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.