Tulisan kemarin mengangkat topik bagaimana seseorang yang berpikir kritis senantiasa berusaha menjelaskan pikirannya sendiri dan pikiran orang lain demi menemukan solusi yang cermat, tepat, dan tajam setiap kali permasalahan muncul. Tulisan kali ini mengangkat tema bagaimana seseorang yang berpikir kritis selalu siap dengan berbagai pertanyaan, bahkan ia tidak ragu untuk mempertanyakan kembali berbagai pertanyaan yang telah diajukan orang lain termasuk dirinya sendiri. Orang yang kritis bukan hanya tidak mudah menerima dan mempercayai argumen orang lain, tetapi tidak mudah mengikuti pertanyaan-pertanyaan orang lain. Artinya, seseorang yang kritis tidak ragu untuk mempertanyakan berbagai pertanyaan yang mengemuka, baik pertanyaan yang diajukan orang lain terhadap suatu permasalahan maupun pertanyaan yang diajukan dirinya sendiri.
Orang yang kritis selalu fokus pada berbagai pertanyaan yang telah dikemukakan oleh orang lain maupun dirinya sendiri. Orang yang kritis selalu mampu membedakan mana pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan tajam dan mana pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan tidak fokus pada inti permasalahan. Oleh karena itu, seseorang yang berpikir selalu memperhatikan semua pertanyaan yang diajukan. Ia selalu fokus untuk memahami berbagai pertanyaan yang mengemuka. Ia selalu bertanya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain: "Pertanyaan apakah yang seharusnya dikemukakan?" "Pertanyaan relevan apakah yang sepatutnya diangkat?" "Mengapa saya mempertanyakan hal itu?" Mengapa ia bertanya hal tersebut?" Dengan demikian, seseorang yang berpikir kritis tidak serta-merta menerima berbagai definisi bahkan pertanyaan yang diajukan orang lain mengenai situasi atau permasalahan tertentu.
Sebagian besar orang bukanlah penanya yang baik. Artinya, kebanyakan orang tidak mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat apalagi tajam mengenai suatu situasi atau permasalahan tertentu. Ini dikarenakan mereka mudah menerima berbagai definisi atau sudut pandang yang dikemukakan orang lain tanpa mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat atau berkaitan dengan situasi/permasalahan tertentu. Kalaupun mereka mengajukan pertanyaan, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dangkal atau bahkan tidak relevan dengan situasi atau permasalahan yang ada. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mampu menolong mereka untuk menemukan solusi yang tepat dan tajam bagi permasalahan yang ada atau membantu mereka dalam mengambil keputusan (-keputusan) yang cermat, tepat, dan tajam. Namun sebaliknya, orang yang berpikir kritis selalu mempertanyakan otoritas yang ada, berbagai definisi, bahkan dunia di mana mereka hidup. Oleh karena itu, orang yang berpikir kritis secara rutin mengajukan berbagai pertanyaan demi memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan mendalam sehingga mereka selalu terlibat aktif dalam dunia di mana mereka berada. Pertanyaan-pertanyaan mereka terarah pada berbagai lapisan, topeng, propaganda, ideologi, termasuk gambar-gambar yang kabur/tidak jelas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mampu memperjelas situasi atau permasalahan yang sebelumnya kabur/samar-samar bahkan mempertajam situasi atau permasalahan yang sebelumnya telah cukup jelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mampu mendisiplinkan sekaligus mempertajam pikiran mereka terhadap situasi atau permasalahan yang ada. Seseorang yang berpikir kritis mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam dan kuat yang akan memimpinnya pada inti permasalahan dan kedalaman kehidupan seseorang. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara cermat, tepat, dan tajam merupakan hal yang sangat mendasar dan penting demi pemahaman yang mendalam sekaligus menyeluruh.
Berikut adalah beberapa cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan tajam:
1. Setiap kali tidak memahami sesuatu, ajukanlah pertanyaan (-pertanyaan) untuk memperjelas hal yang tidak dipahami tersebut.
2. Setiap kali menghadapi permasalahan yang kompleks atau rumit, rumuskanlah pertanyaan (-pertanyaan) yang hendak dijawab kemudian dalam beberapa bentuk/cara yang tepat sampai tiba pada bentuk/cara yang paling tepat untuk jawaban bagi permasalahan yang ada.
3. Setiap kali akan membahas suatu permasalahan atau situasi tertentu, siapkanlah pertanyaan-pertanyaan penting yang dianggap perlu diajukan dalam pembahasan masalah atau situasi tersebut. Selalu siap untuk mengubah bentuk pertanyaan ketika permasalahan semakin jelas, namun tetap pada permasalahan atau situasi yang sedang dibahas dan selalu memastikan bahwa pembahasan dibangun dan bergerak demi menemukan jawaban-jawaban yang masuk akal dan berkaitan dengan permasalahan atau situasi yang menjadi topik pembahasan.
Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan kritis yang dapat diajukan demi pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap situasi atau permasalahan tertentu:
1. Pertanyaan tepat apakah yang hendak dijawab?
2. Apakah itu merupakan pertanyaan yang tepat dalam situasi atau permasalahan tersebut?
3. Apakah ada pertanyaan (-pertanyaan) lebih penting yang perlu dikemukakan?
4. Apakah pertanyaan tersebut sudah secara tepat menangkap seluruh permasalahan yang dihadapi?
5. Apakah ada pertanyaan yang perlu dijawab sebelum menjawab pertanyaan berikutnya?
6. Informasi atau data apa saja yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan (-pertanyaan) tersebut?
7. Kesimpulan-kesimpulan apakah yang dapat diambil/dibuat dengan berdasar pada informasi-informasi atau data-data yang ada?
8. Apakah sudut pandang kita? Apakah kita memerlukan sudut pandang lainnya?
9. Apakah ada pertanyaan-pertanyaan lain (lebih lanjut) yang bisa diajukan?
10. Pertanyaan relevan apa sajakah yang harus dikemukakan mengenai situasi atau permasalahan tersebut?
Orang yang kritis selalu fokus pada berbagai pertanyaan yang telah dikemukakan oleh orang lain maupun dirinya sendiri. Orang yang kritis selalu mampu membedakan mana pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan tajam dan mana pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan tidak fokus pada inti permasalahan. Oleh karena itu, seseorang yang berpikir selalu memperhatikan semua pertanyaan yang diajukan. Ia selalu fokus untuk memahami berbagai pertanyaan yang mengemuka. Ia selalu bertanya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain: "Pertanyaan apakah yang seharusnya dikemukakan?" "Pertanyaan relevan apakah yang sepatutnya diangkat?" "Mengapa saya mempertanyakan hal itu?" Mengapa ia bertanya hal tersebut?" Dengan demikian, seseorang yang berpikir kritis tidak serta-merta menerima berbagai definisi bahkan pertanyaan yang diajukan orang lain mengenai situasi atau permasalahan tertentu.
Sebagian besar orang bukanlah penanya yang baik. Artinya, kebanyakan orang tidak mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat apalagi tajam mengenai suatu situasi atau permasalahan tertentu. Ini dikarenakan mereka mudah menerima berbagai definisi atau sudut pandang yang dikemukakan orang lain tanpa mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat atau berkaitan dengan situasi/permasalahan tertentu. Kalaupun mereka mengajukan pertanyaan, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dangkal atau bahkan tidak relevan dengan situasi atau permasalahan yang ada. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mampu menolong mereka untuk menemukan solusi yang tepat dan tajam bagi permasalahan yang ada atau membantu mereka dalam mengambil keputusan (-keputusan) yang cermat, tepat, dan tajam. Namun sebaliknya, orang yang berpikir kritis selalu mempertanyakan otoritas yang ada, berbagai definisi, bahkan dunia di mana mereka hidup. Oleh karena itu, orang yang berpikir kritis secara rutin mengajukan berbagai pertanyaan demi memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan mendalam sehingga mereka selalu terlibat aktif dalam dunia di mana mereka berada. Pertanyaan-pertanyaan mereka terarah pada berbagai lapisan, topeng, propaganda, ideologi, termasuk gambar-gambar yang kabur/tidak jelas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mampu memperjelas situasi atau permasalahan yang sebelumnya kabur/samar-samar bahkan mempertajam situasi atau permasalahan yang sebelumnya telah cukup jelas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mampu mendisiplinkan sekaligus mempertajam pikiran mereka terhadap situasi atau permasalahan yang ada. Seseorang yang berpikir kritis mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam dan kuat yang akan memimpinnya pada inti permasalahan dan kedalaman kehidupan seseorang. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara cermat, tepat, dan tajam merupakan hal yang sangat mendasar dan penting demi pemahaman yang mendalam sekaligus menyeluruh.
Berikut adalah beberapa cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan tajam:
1. Setiap kali tidak memahami sesuatu, ajukanlah pertanyaan (-pertanyaan) untuk memperjelas hal yang tidak dipahami tersebut.
2. Setiap kali menghadapi permasalahan yang kompleks atau rumit, rumuskanlah pertanyaan (-pertanyaan) yang hendak dijawab kemudian dalam beberapa bentuk/cara yang tepat sampai tiba pada bentuk/cara yang paling tepat untuk jawaban bagi permasalahan yang ada.
3. Setiap kali akan membahas suatu permasalahan atau situasi tertentu, siapkanlah pertanyaan-pertanyaan penting yang dianggap perlu diajukan dalam pembahasan masalah atau situasi tersebut. Selalu siap untuk mengubah bentuk pertanyaan ketika permasalahan semakin jelas, namun tetap pada permasalahan atau situasi yang sedang dibahas dan selalu memastikan bahwa pembahasan dibangun dan bergerak demi menemukan jawaban-jawaban yang masuk akal dan berkaitan dengan permasalahan atau situasi yang menjadi topik pembahasan.
Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan kritis yang dapat diajukan demi pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap situasi atau permasalahan tertentu:
1. Pertanyaan tepat apakah yang hendak dijawab?
2. Apakah itu merupakan pertanyaan yang tepat dalam situasi atau permasalahan tersebut?
3. Apakah ada pertanyaan (-pertanyaan) lebih penting yang perlu dikemukakan?
4. Apakah pertanyaan tersebut sudah secara tepat menangkap seluruh permasalahan yang dihadapi?
5. Apakah ada pertanyaan yang perlu dijawab sebelum menjawab pertanyaan berikutnya?
6. Informasi atau data apa saja yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan (-pertanyaan) tersebut?
7. Kesimpulan-kesimpulan apakah yang dapat diambil/dibuat dengan berdasar pada informasi-informasi atau data-data yang ada?
8. Apakah sudut pandang kita? Apakah kita memerlukan sudut pandang lainnya?
9. Apakah ada pertanyaan-pertanyaan lain (lebih lanjut) yang bisa diajukan?
10. Pertanyaan relevan apa sajakah yang harus dikemukakan mengenai situasi atau permasalahan tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.