Sabtu, 13 Februari 2010

Akupuntur

Akupuntur merupakan sebuah cara pengobatan yang banyak diminati orang, yakni dengan memasukkan/menusukkan jarum pada titik-titik tertentu di lapisan kulit manusia untuk memperlancar aliran chi dalam tubuh manusia. Praktik akupuntur diperkirakan berasal dari dan telah digunakan ribuan tahun yang lalu China. Catatan tertua mengenai akupuntur terdapat dalam Huang-ti Nei-ching yang berasal dari tahun 5-8 ZB, tetapi catatan tersebut tidak disebutkan adanya penggunaan jarum dalam akupuntur. Namun harus diakui bahwa penggunaan jarum dalam sejarah kehidupan manusia memang cukup tua. Berbagai tradisi mengenai tato dan membuat anting atau perhiasan di kulit manusia melibatkan jarum dan telah berkembang sejak zaman dulu. Apakah praktik akupuntur memang berasal dari China cukup diragukan karena manuskrip tertua China (berasal dari abad kedua SZB) yang berbicara mengenai pengobatan sama sekali tidak menyebutkan adanya akupuntur.

Penggunaan jarum seperti dalam praktik akupuntur seperti yang dilakukan sekarang ini baru muncul pada 20 melalui tulisan seorang Prancis, George Soulie de Morant. Pada awal abad 20 ia berada di China selama sekitar 20 tahun kemudian mengembangkan pengobatan akupuntur di Eropa selama sekitar 40 tahun. Pada tahun 1955 ia menerbitkan buku berjudul L'Acuponctore chinoise, yang di dalamnya diperkenalkan qi sebagai energi (kekuatan kehidupan). Kata "akupuntur" sendiri berasal dari dua kata Latin; acus yang berarti "jarum", dan pungere yang berarti "menusuk".

Sejauh yang diketahui orang-orang pergi ke tempat-tempat praktik akupuntur untuk mengobati berbagai alergi dan penyakit, seperti: demam, flu, asma, sinusitis, diare, paru-paru basah, epilepsi, sakit kepala yang akut, juga migren, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Bahkan ada yang mencoba mengatasi ketergantungan terhadap narkoba dan rokok, disfungsi seksual, stress, stroke, buang air kecil saat tidur (ngompol), mengatasi kesulitan hamil (masalah kesuburan), termasuk AIDS.

Berbagai pengalaman yang kemudian disebarluaskan di masyarakat hanyalah ketika seseorang memperoleh manfaat praktik akupuntur sehingga ia sembuh dari alergi atau penyakit yang dideritanya selama ini. Namun, orang tidak ambil pusing atau peduli terhadap tidak sedikitnya kasus yang menampilkan kenyataan yang bertolak belakang. Artinya, orang tidak peduli atau tidak tahu bahwa praktik akupuntur tidak selamanya berhasil. Namun orang yang mempercayai manfaat akupuntur tetap akan bertanya, "Walaupun akupuntur tidak selamanya berhasil berarti tetap ada, bahkan banyak kasus di mana akupuntur berhasil, bukan?" Itulah masalahnya. Jika akupuntur memang efektif dan efisien menyembuhkan berbagai alergi dan penyakit, mengapa hal yang sama tidak berlaku pada semua orang yang pernah mencoba pengobatan melalui cara tersebut? Jika orang mengalami pusing, maka tersedia berbagai macam obat pusing dan orang tinggal memilih obat mana yang lebih/paling cocok buat dirinya. Belum tentu obat stopcold cocok untuk semua orang. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah ada berbagai macam akupuntur? Tentu tidak, karena praktik akupuntur pada dasarnya hanyalah memasukkan/menusukkan jarum yang sangat halus dan kecil pada titik-titik tertentu di kulit manusia dan melalui praktik tersebut dinyatakan bahwa seseorang yang selama ini mengidap alergi atau penyakit tertentu dapat mengalami kesembuhan.

Hal menarik mengenai akupuntur adalah hal tersebut harulah dilakukan melalui beberapa pertemuan atau sesi yang menghabiskan beberapa minggu bahkan bulan. Efek akupuntur tidak seperti ketika orang meminum obat stopcold yang bisa segera terasa efeknya setelah minum obat tersebut satu atau beberapa butir. Namun, orang yang mempercayai keampuhan akupuntur dapat bertanya, "Tapi pusing adalah sakit yang sangat ringan, jadi tentu dengan meminum sebutir atau beberapa butir obat pusing, maka seseorang akan segera sembuh. Bagaimana jika pusing itu bukannya hilang, tetapi bertambah parah bahkan menjadi migren?" Saya memiliki pengalaman yang sangat dekat mengenai hal tersebut. Ibu saya beberapa tahun lalu mengalami migren kemudian dibawa ke dokter dan dianalisis kemudian diberikan obat-obat tertentu untuk menghilangkan migren tersebut. Ya, migren tersebut tidak hilang dalam beberapa hari, bahkan masih suka "kambuh" dalam beberapa bulan (tidak lebih dari satu tahun). Saya tidak ingat apa yang dikatakan dokter mengenai hal yang dialami ibu saya tersebut. Namun yang pasti, sampai saat ini migran itu tidak pernah muncul lagi. Mari kita bandingkan dengan seseorang yang mengalami hal yang sama dengan ibu saya, migren, tetapi memutuskan untuk mengobatinya dengan pergi ke tempat praktik akupuntur. Di tempat tersebut kepada orang itu dijelaskan bahwa migren itu terjadi karena ia sedang mengalami ketidakseimbangan dalam hidupnya yang mengakibatkan aliran qi (energi) dalam tubuhnya tidak lancar. Apakah orang tersebut sembuh? Tentu ya. Namun apakah migren itu akibat telah dan sedang terjadi ketidakseimbangan dalam tubuh orang yang menderitanya? Sangat diragukan. Yang pasti, dalam kasus-kasus tertentu ketika seseorang (khususnya perempuan) berada dalam rentang usia tertentu bisa mengalami migren. Perhatikan, hanya kasus-kasus tertentu, seperti yang dialami ibu saya. Jadi, tidak semua perempuan atau orang dalam rentang usia tertentu pasti mengalami migren.

Lalu, apa perbedaan antara pengobatan medis dan akupuntur, jika hasilnya sama-sama efektif? Perbedaannya, orang yang lebih mempercayai pengobatan medis berpikir secara saintifik modern sedangkan orang yang mempercayai akupuntur berpikir secara tradisional. Mungkin orang akan bertanya, "Apakah dengan demikian berpikir saintifik modern lebih baik daripada berpikir tradisional?" Itu bukanlah pertanyaan yang relevan. Hal yang jelas adalah bahwa orang yang berpikir saintifik modern selalu mengarahkan pandangannya pada penemuan-penemuan terbaru yang didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan. Pertanyaan lain muncul, "Apakah yang lebih baru selalu lebih baik daripada yang lama? Apakah ilmu pengetahuan selalu membawa dunia dan kehidupan ke arah yang lebih baik?" Yang lebih baru tidak serta-merta lebih baik daripada yang lama. Ilmu pengetahuan tidak serta-merta mengantarkan dunia dan kehidupan ke arah yang lebih baik. Namun, keingintahuan manusia, perkembangan berpikir manusia, dan upaya manusia untuk selalu mengembangkan hidupnya selalu menggiring manusia pada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

Dalam kaitannya dengan praktik akupuntur, orang akan bertanya, "Bagaimana jika ilmu pengetahuan dan pikiran manusia tidak mampu mengatasi bagaimana cara menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu? Bukankah akupuntur telah terbukti mampu menyembuhkan berbagai penyakit?" Di atas disebutkan berbagai penyakit yang diklaim mampu disembuhkan melalui praktik akupuntur. Berbagai penelitian medis tidak mendukung pernyataan tersebut. Apakah epilepsi bisa disembuhkan melalui akupuntur? Tidak ada catatan medis yang mendukungnya. Apakah berbagai penyakit akut dapat disembuhkan melalui akupuntur? Catatan medis tidak mengatakannya. Berbagai obat selalu terus diupayakan dan dikembangkan manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada kemanusiaan. Oleh karena itulah manusia tidak henti melakukan penelitian dan percobaan demi keadaan yang lebih baik.

Orang-orang yang percaya pada keampuhan akupuntur akan terus mengatakan bahwa akupuntur adalah pengobatan yang efektif, bahkan mungkin lebih efektif dibandingkan pengobatan medis kedokteran, khususnya ketika tidak mampu menyembuhkan penyakit yang dialami orang-orang tersebut. Ditambah lagi jika akupuntur memberikan dampak yang sangat baik bagi orang-orang tertentu dalam masyakarat, seperti: artis, pemuka agama, orang dalam pemerintahan, dan bussines man, yang semuanya itu mampu memberikan sugesti, penegasan, dan pembenaran bahwa cara tersebut terbukti ampuh. Masalahnya adalah orang-orang seperti itu enggan membuka diri terhadap kegagalan akupuntur dalam kasus-kasus yang lain. Tentu, dalam budaya popular yang berkembang dalam masyarakat adalah selalu ditampilkannya keberhasilan-keberhasilan dalam berbagai bidang. Sementara kegagalan-kegagalan hanyalah konsumsi jurnal-jurnal sains yang dianggap hanyalah konsumsi orang-orang tertentu. Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih dan menyukai hal-hal yang sederhana, ringan, dan menyenangkan pikirannya. Kenyataan bahwa akupuntur mengalami kegagalan dalam berbagai kasus dan risiko berbahaya dalam akupuntur, seperti: jarum patah, jarum yang masih menempel di kulit, dan alergi akibat jarum tentu disingkirkan oleh mereka yang mempercayai keampuhan akupuntur.

Berbagai fenomena popular yang berkembang di masyarakat perlu diperhatikan dan disikapi secara kritis. Jika tidak masyarakat akan dengan mudah dibodohi. Tidak mudah mempercayai suatu hal karena diklaim dialami oleh otoritas tertentu dalam masyarakat merupakan tindakan yang bijak. Banyaknya orang yang mengklaim bahwa akupuntur berhasil menyembuhkan alergi dan penyakit yang dideritanya selama ini tidak serta-merta membuktikan bahwa akupuntur adalah sesuatu yang benar dan baik karena sangat mungkin yang diangkat dalam pemberitaan hanyalah mereka yang mengalami kesembuhan tanpa sama sekali mengemukakan kasus-kasus kegagalan di sisi lainnya. Sebagian besar orang lebih memilih dan menyukai "keberhasilan" karena "kegagalan" merupakan hal yang menyakitkan dan bukan sifat dasar manusia. Sebagian besar orang mudah percaya pada pernyataan orang lain karena berpikir kritis dan skeptis merupakan hal yang melelahkan dan buang-buang waktu (tidak penting). Sebagian besar orang lebih memilih hal-hal yang menyenangkan pikirannya karena hal itu dianggap akan membuat hidupnya menjadi lebih baik, dan tidak disadari bahwa sesungguhnya yang mereka alami adalah delusinasi dan pembodohan. Sangat memprihatinkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.