Kamis, 18 Februari 2010

Unsur Keenam: Memeriksa Asumsi

Unsur keenam dalam proses berpikir kritis adalah memeriksa berbagai asumsi dan prapaham yang muncul dalam pikiran. Sebagian besar orang dengan tanpa disadari melakukan penafsiran dan menarik kesimpulan dengan berdasar pada asumsi dan prapaham yang dimilikinya serta menganggap bahwa asumsi dan prapaham yang dimilikinya sebagai sesuatu yang serta-merta benar. Ini merupakan proses berpikir yang keliru, atau setidaknya, bukanlah berpikir secara kritis. Artinya, jika seseorang tidak terlebih dahulu menganalisis berbagai asumsi dan prapaham yang dimilikinya mengenai suatu hal, maka sesungguhnya ia tidak sedang berpikir secara kritis. Selain itu, sebagian besar orang tidak menyadari bahwa seringkali asumsi dan prapaham yang dimilikinya salah. Oleh karena itu, berbagai asumsi dan prapaham yang ada haruslah dianalisis secara kritis dengan didasarkan pada akal sehat dan didukung oleh berbagai bukti yang kuat.

Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang bisa dikemukakan untuk memeriksa berbagai asumsi yang dimiliki diri sendiri atau orang lain:


* Apakah yang menjadi asumsi saya?

* Apakah saya mengasumsikan secara benar?

* Asumsi apakah yang bisa membawa/menuntun saya pada sebuah kesimpulan yang tepat?

* Apakah asumsi (kebijakan/strategi/argumen/pandangan/penjelasan/teori tersebut)?

* Apakah yang dikatakan para sosiolog/antropolog/sejarawan/fisikawan mengenai hal tertentu?

* Apakah yang menjadi prapaham dalam teori tersebut?

* Asumsi penting apa sajakah yang telah saya buat atau pikirkan mengenai orangtua saya, keluarga saya, teman-teman bermain saya, teman-teman kerja saya, agama saya, negara saya, guru/dosen saya?


Berbagai asumsi dan prapaham yang ada dalam pikiran manusia merupakan hal yang wajar, normal, dan manusiawi. Namun, asumsi dan prapaham itu bisa menyesatkan seseorang jika tidak didukung oleh akal sehat dan berbagai informasi yang tepat. Oleh karena itu, berbagai asumsi dan prapaham harus selalu berada di bawah pengawasan akal sehat, data, dan bukti yang kuat. Dengan cara demikian, maka berbagai asumsi dan prapaham yang ada dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Harus selalu diingat bahwa seringkali berbagai asumsi dan prapaham seseorang membuatnya menarik kesimpulan yang salah terhadap hal tertentu. Hal inilah yang dihindari seseorang ketika berpikir kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.