Jumat, 19 Februari 2010

Unsur Kedelapan: Memahami Sudut Pandang

Secara harfiah sudut pandang artinya "tempat" dari mana seseorang memandang hal atau objek tertentu. Itu termasuk objek apa yang dipandang dan bagaimana objek itu dipandang. Selain selalu berusaha memahami sudut pandang orang lain, seseorang juga harus senantiasa sepenuhnya menyadari bahwa sudut pandang yang dimilikinya memiliki keterbatasan. Dengan demikian, orang tersebut selalu bersedia mempertimbangkan sudut pandang orang lain.

Berikut adalah beberapa contoh pertanyaan yang bisa diajukan untuk menguji sudut pandang, baik sudut pandang orang lain maupun diri sendiri:

* Bagaimana saya memandang situasi atau masalah tersebut? Apakah ada cara lain yang harus dipertimbangkan dalam memandang situasi atau masalah tersebut?
* Hal apakah yang seharusnya difokuskan? Dan bagaimana saya memandang hal tersebut?
* Apakah pandangan saya merupakan satu-satunya pandangan yang masuk akal? Hal apakah yang terlewat dari sudut pandang saya?
* Apakah saya/ia/anda pernah bagaimana pandangan orang-orang tertentu (suku bangsa) memandang hal tersebut?
* Sudut pandang manakah yang paling masuk akal dan relevan dengan situasi atau topik permasalahan?
* Apakah saya/ia/anda sulit memandang/memahami situasi atau masalah tersebut dari sudut pandang lain, khususnya sudut pandang yang bertolak belakang dengan sudut pandang tertentu?
* Apakah sudut pandang penulis buku/cerita/berita/ulasan tersebut?
* Apakah saya sudah mempertimbangkan sudut pandang lainnya, bukan hanya sudut pandang yang saya miliki?

Beberapa hal yang harus selalu ditekankan dan diingat dalam unsur kedelapan ini adalah bahwa:

* Seseorang yang berpikir kritis harus selalu berupaya memahami, memperjelas, dan mempertajam sudut pandang yang dimilikinya.
* Seseorang yang berpikir kritis harus selalu bersedia memperhatikan, mempertimbangkan, dan menilai sudut pandang lainnya sekaligus menemukan berbagai kekuatan dan kelemahan sudut pandang tersebut.
* Seseorang yang berpikir kritis harus berusaha selalu berpikir terbuka dengan mengevaluasi semua sudut pandang yang berkaitan dengan hal tertentu.

Unsur kedelapan ini menjadi penutup dari seluruh rangkaian tulisan mengenai unsur-unsur berpikir kritis. Sekali lagi, berpikir kritis membutuhkan waktu, kerja keras, ketekunan, dan kesabaran. Berpikir kritis tidak terjadi dalam sekejap melainkan bertahun-bertahun. Namun demikian, hasil dari upaya mempelajari berpikir kritis tidaklah sia-sia karena akan membuat seseorang selalu sadar bahwa ia adalah makhluk hidup yang mampu berpikir secara kreatif. Sesungguhnya, berpikir kritis merupakan hal yang sangat baik jika diterapkan dalam hidup manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.