Saksi (-saksi) Yehovah merupakan salah satu kelompok (sekte) Kristen yang terkenal dengan berbagai ramalannya mengenai kedatangan Yesus yang kedua ke dalam dunia (Second Coming). Sejauh yang dapat saya ingat, kali pertama para penganut Saksi Yehovah meramalkan bahwa Yesus akan datang kedua kalinya ke dunia ini terjadi di tahun 1914. Namun, ketika peristiwa itu tidak terjadi mereka mengubahnya menjadi tahun 1925. Namun, peristiwa itu pun tidak terjadi sampai mereka betul-betul yakin bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia pada tahun 1975. Apa yang terjadi? Kembali, Yesus tidak kunjung datang ke dunia ini.
Sebagian besar orang berpendapat bahwa jika ramalan atau pandangan atau ajaran seseorang (sebuah kelompok) keliru atau meleset, maka orang tersebut akan "bertobat" atau kelompok tersebut akan bubar atau setidaknya akan mengalami kemunduran. Artinya, anggota kelompok tersebut menjadi berkurang. Namun, apakah benar demikian? Apakah para penganut Saksi Yehovah menjadi berkurang akibat ramalan-ramalan mereka yang selalu meleset? Ternyata tidak!
Satu kali tanpa disengaja saya berjumpa dengan para penganut Saksi Yehovah ketika sedang menghadiri kremasi yang dilakukan di Cilincing, Jakarta Utara. Saya bertanya kepada mereka, "mengapa ramalan-ramalan mereka mengenai kedatangan Yesus yang kedua kalinya ke dunia ini selalu meleset?" Jawaban mereka membuat saya sangat terperangah. Mereka menjawab: "ramalan-ramalan itu sebetulnya tidak meleset karena sebetulnya Yesus sudah datang hanya saja belum dapat dilihat secara kasat mata karena memang belum diizinkan oleh Allah untuk dapat dilihat manusia". Karena tidak puas saya kembali bertanya, "jika Yesus sudah datang, ia datang di mana? Di mana dia sekarang? Mereka menjawab: "Yesus sekarang sedang berada di langit". Jawaban yang sangat mengejutkan!
Saya mencoba dengan sangat keras memahami jawaban mereka. Akhirnya, saya sampai pada satu kesimpulan sementara bahwa inilah yang dinamakan dengan fenomena orang beragama, di mana manusia yang percaya secara membabi-buta tidak lagi sadar bahwa sesungguhnya mereka mengalami delusinasi. Dikatakan delusinasi karena seseorang atau sebuah kelompok sudah tidak mampu memisahkan/membedakan antara iman yang buta dan bukti-bukti yang ada. Dalam kasus ramalan-ramalan Saksi Yehovah, para penganutnya tetap meyakini bahwa Yesus akan, bahkan telah datang ke dunia walaupun kenyataan berbicara sebaliknya. Demi membenarkan dan menegaskan kepercayaannya, mereka sanggup berkelit dengan mengatakan bahwa Yesus telah datang kembali ke dunia hanya saja belum dapat dilihat oleh manusia.
Fenomena delusinasi dan berkelit seperti itu biasa ditemukan dalam diri orang-orang yang beriman secara membabi-buta. Orang-orang seperti itu selalu mampu memberi jawaban, penjelasan, bahkan pembenaran dan penegasan atas segala hal yang diimaninya, walaupun kenyataan berbicara lain dari apa yang diimaninya. Inilah yang menjelaskan mengapa seseorang belum tentu meninggalkan imannya walaupun kenyataan bertolak belakang dengan yang diimaninya. Demikian juga dengan sebuah kelompok yang belum tentu ditinggalkan para pengikutnya walaupun selama ini semua ramalan mereka telah terbukti meleset.
Sebagian besar orang berpendapat bahwa jika ramalan atau pandangan atau ajaran seseorang (sebuah kelompok) keliru atau meleset, maka orang tersebut akan "bertobat" atau kelompok tersebut akan bubar atau setidaknya akan mengalami kemunduran. Artinya, anggota kelompok tersebut menjadi berkurang. Namun, apakah benar demikian? Apakah para penganut Saksi Yehovah menjadi berkurang akibat ramalan-ramalan mereka yang selalu meleset? Ternyata tidak!
Satu kali tanpa disengaja saya berjumpa dengan para penganut Saksi Yehovah ketika sedang menghadiri kremasi yang dilakukan di Cilincing, Jakarta Utara. Saya bertanya kepada mereka, "mengapa ramalan-ramalan mereka mengenai kedatangan Yesus yang kedua kalinya ke dunia ini selalu meleset?" Jawaban mereka membuat saya sangat terperangah. Mereka menjawab: "ramalan-ramalan itu sebetulnya tidak meleset karena sebetulnya Yesus sudah datang hanya saja belum dapat dilihat secara kasat mata karena memang belum diizinkan oleh Allah untuk dapat dilihat manusia". Karena tidak puas saya kembali bertanya, "jika Yesus sudah datang, ia datang di mana? Di mana dia sekarang? Mereka menjawab: "Yesus sekarang sedang berada di langit". Jawaban yang sangat mengejutkan!
Saya mencoba dengan sangat keras memahami jawaban mereka. Akhirnya, saya sampai pada satu kesimpulan sementara bahwa inilah yang dinamakan dengan fenomena orang beragama, di mana manusia yang percaya secara membabi-buta tidak lagi sadar bahwa sesungguhnya mereka mengalami delusinasi. Dikatakan delusinasi karena seseorang atau sebuah kelompok sudah tidak mampu memisahkan/membedakan antara iman yang buta dan bukti-bukti yang ada. Dalam kasus ramalan-ramalan Saksi Yehovah, para penganutnya tetap meyakini bahwa Yesus akan, bahkan telah datang ke dunia walaupun kenyataan berbicara sebaliknya. Demi membenarkan dan menegaskan kepercayaannya, mereka sanggup berkelit dengan mengatakan bahwa Yesus telah datang kembali ke dunia hanya saja belum dapat dilihat oleh manusia.
Fenomena delusinasi dan berkelit seperti itu biasa ditemukan dalam diri orang-orang yang beriman secara membabi-buta. Orang-orang seperti itu selalu mampu memberi jawaban, penjelasan, bahkan pembenaran dan penegasan atas segala hal yang diimaninya, walaupun kenyataan berbicara lain dari apa yang diimaninya. Inilah yang menjelaskan mengapa seseorang belum tentu meninggalkan imannya walaupun kenyataan bertolak belakang dengan yang diimaninya. Demikian juga dengan sebuah kelompok yang belum tentu ditinggalkan para pengikutnya walaupun selama ini semua ramalan mereka telah terbukti meleset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.