Kata "Deja vu" berasal dari bahasa Perancis yang artinya "sudah melihat". Deja vu adalah perasaan aneh yang dialami seseorang setelah melihat sesuatu atau mengalami suatu peristiwa yang menurut orang itu pernah dilihat atau dialami sebelumnya, tetapi ia tidak ingat kapan tepatnya. Apakah sesungguhnya yang dimaksud dengan deja vu? Apakah hal tersebut merupakan hal yang lumrah atau tidak lumrah?
Jika yang dimaksud adalah ingatan akan pengalaman mengenai suatu peristiwa, maka sangat mungkin deja vu terjadi karena ingatan/memori seseorang belum sepenuhnya mengingat peristiwa yang sebenarnya pernah dialami oleh orang itu. Maka yang terjadi sesungguhnya adalah bahwa peristiwa yang sedang dialami memicu ingatan orang tersebut terhadap berbagai kumpulan ingatan mengenai berbagai peristiwa yang pernah dialaminya. Oleh karena itu, pengalaman seperti itu tentu akan dirasakan aneh oleh orang yang mengalami hal tersebut karena ingatannya masih terfragmentasi (terpecah-pecah/terbagi-bagi) dan belum membentuk satu ingatan yang utuh mengenai satu peristiwa. Harus selalu diingat dan disadari bahwa otak manusia mengumpulkan dan menyimpan berbagai ingatan yang terdiri dari berbagai fragmen (bagian) dan setiap otak manusia memiliki perbedaan dalam berapa lama mampu menyatukan fragmen-fragmen itu sehingga menjadi satu ingatan yang utuh dan jelas.
Dengan demikian, pengalaman deja vu menurut penjelasan di atas bukanlah hal yang aneh atau luar biasa karena yang sesungguhnya terjadi adalah bahwa orang tersebut memang sebelumnya pernah pergi ke tempat itu atau sebelumnya pernah mengalami hal yang sedang dialaminya sekarang. Oleh karena itu, yang dialaminya hanyalah bahwa ia lupa terhadap detail-detail pengalamannya itu karena sangat mungkin pada saat pertama itu ia tidak begitu memperhatikannya. Dan pengalaman yang dialami orang itu bukan hanya mengacu pada beberapa hari atau bulan yang telah berlalu, tetapi bisa juga dialami hanya beberapa menit, bahkan beberapa detik sebelumnya.
Deja vu tidak terbatas pada ingatan akan pengalaman tertentu, tetapi juga bisa karena melihat gambar-gambar atau mendengar cerita-cerita yang sangat jelas yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Pengalaman seperti itu mungkin merupakan bagian dari pengalaman masa kanak-kanak. Selain itu, deja vu juga mungkin terjadi karena dipicu oleh aktivitas jaringan tertentu dalam otak manusia yang sama sekali tidak berkaitan dengan pengalaman yang terjadi di masa lalu.
Hal unik mengenai deja vu ini sesungguhnya bukanlah terletak pada peristiwa yang terjadi di masa lampau melainkan peristiwa yang terjadi di masa kini. Merupakan hal yang lumrah terjadi jika orang lupa bertanya mengenai hal-hal, seperti: "apakah saya sudah pernah membaca buku ini?" dan "tempat ini kelihatannya tidak asing lagi, apakah saya pernah datang ke sini sebelumnya?" Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidaklah aneh melainkan wajar. Terlebih jika orang itu sudah berumur di atas 60 tahun, di mana ia sudah membaca sekian banyak buku. Atau, seseorang yang seringkali berpergian ke berbagai tempat. Bukanlah hal yang aneh jika seseorang lupa terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian, apa yang terjadi ketika seseorang mengalami deja vu adalah tidak lebih dari apa yang biasa disebut dengan lupa.
Jika yang dimaksud adalah ingatan akan pengalaman mengenai suatu peristiwa, maka sangat mungkin deja vu terjadi karena ingatan/memori seseorang belum sepenuhnya mengingat peristiwa yang sebenarnya pernah dialami oleh orang itu. Maka yang terjadi sesungguhnya adalah bahwa peristiwa yang sedang dialami memicu ingatan orang tersebut terhadap berbagai kumpulan ingatan mengenai berbagai peristiwa yang pernah dialaminya. Oleh karena itu, pengalaman seperti itu tentu akan dirasakan aneh oleh orang yang mengalami hal tersebut karena ingatannya masih terfragmentasi (terpecah-pecah/terbagi-bagi) dan belum membentuk satu ingatan yang utuh mengenai satu peristiwa. Harus selalu diingat dan disadari bahwa otak manusia mengumpulkan dan menyimpan berbagai ingatan yang terdiri dari berbagai fragmen (bagian) dan setiap otak manusia memiliki perbedaan dalam berapa lama mampu menyatukan fragmen-fragmen itu sehingga menjadi satu ingatan yang utuh dan jelas.
Dengan demikian, pengalaman deja vu menurut penjelasan di atas bukanlah hal yang aneh atau luar biasa karena yang sesungguhnya terjadi adalah bahwa orang tersebut memang sebelumnya pernah pergi ke tempat itu atau sebelumnya pernah mengalami hal yang sedang dialaminya sekarang. Oleh karena itu, yang dialaminya hanyalah bahwa ia lupa terhadap detail-detail pengalamannya itu karena sangat mungkin pada saat pertama itu ia tidak begitu memperhatikannya. Dan pengalaman yang dialami orang itu bukan hanya mengacu pada beberapa hari atau bulan yang telah berlalu, tetapi bisa juga dialami hanya beberapa menit, bahkan beberapa detik sebelumnya.
Deja vu tidak terbatas pada ingatan akan pengalaman tertentu, tetapi juga bisa karena melihat gambar-gambar atau mendengar cerita-cerita yang sangat jelas yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Pengalaman seperti itu mungkin merupakan bagian dari pengalaman masa kanak-kanak. Selain itu, deja vu juga mungkin terjadi karena dipicu oleh aktivitas jaringan tertentu dalam otak manusia yang sama sekali tidak berkaitan dengan pengalaman yang terjadi di masa lalu.
Hal unik mengenai deja vu ini sesungguhnya bukanlah terletak pada peristiwa yang terjadi di masa lampau melainkan peristiwa yang terjadi di masa kini. Merupakan hal yang lumrah terjadi jika orang lupa bertanya mengenai hal-hal, seperti: "apakah saya sudah pernah membaca buku ini?" dan "tempat ini kelihatannya tidak asing lagi, apakah saya pernah datang ke sini sebelumnya?" Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidaklah aneh melainkan wajar. Terlebih jika orang itu sudah berumur di atas 60 tahun, di mana ia sudah membaca sekian banyak buku. Atau, seseorang yang seringkali berpergian ke berbagai tempat. Bukanlah hal yang aneh jika seseorang lupa terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian, apa yang terjadi ketika seseorang mengalami deja vu adalah tidak lebih dari apa yang biasa disebut dengan lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.