Dalam kolom kecil yang dimuat dalam harian Kompas edisi Minggu, 3 Januari 2010 (hlm. 17) diangkat sebuah tulisan (mungkin lebih tepatnya informasi singkat) mengenai Grafologi. Kompas menulis, "tulisan tangan diyakini mampu mengintepretasikan karakter dan kepribadian seseorang. Untuk bisa 'membaca' tulisan tangan, seseorang harus menguasai grafologi, ilmu khusus yang digunakan untuk membaca dan menganalisis tulisan tangan. Kemampuan 'membaca' karakter tersembunyi dalam tulisan tangan memiliki banyak kegunaan: memahami diri sendiri dan orang lain, mencari rekan bisnis, hingga pasangan hidup. Bagi yang bekerja di bidang pengembangan sumber daya manusia, kemampuan ini berguna dalam menyeleksi dan menempatkan karyawan di suatu perusahaan; notaris dapat 'mendeteksi' kemungkinan penipuan; dan orangtua lebih mampu meningkatkan interaksi dengan putra-putrinya". Bahkan di akhir informasi singkat tersebut Kompas menyebutkan sebuah alamat di Jakarta, lengkap dengan biayanya, bagi mereka yang tertarik mempelajari (kursus) grafologi, ataupun mereka yang sekadar hendak konsultasi. Apakah sesungguhnya grafologi itu? Apakah tulisan tangan seseorang sunguh-sungguh mencerminkan kepribadian penulisnya? Apakah tulisan tangan seseorang menyimpan atau menyembunyikan karakter penulisnya? Apakah karakter yang tersembunyi dalam tulisan tangan seseorang memiliki kegunaan-kegunaan tertentu seperti yang telah disebutkan di atas?
Seperti telah ditulis di atas, grafologi adalah ilmu 'membaca' dan menginterpretasikan tulisan tangan seseorang agar dapat mengetahui karakter dan kepribadian seseorang. Dalam melakukan kegiatannya para grafolog menganalisis berbagai bentuk tulisan tangan seseorang, seperti kemiringan dan tinggi-rendahnya huruf-huruf, jarak (ruang) antar huruf, tarikan terakhir dari setiap huruf, bahkan sampai bentuk huruf "t" yang digunakan dan penempatan/posisi titik pada huruf "i". Para grafolog percaya bahwa tulisan tangan seseorang berasal dari alam bawah sadar yang dimiliki manusia sehingga tulisan tangan seseorang, bukan hanya menyimpan karakter dan kepribadian seseorang melainkan juga pikiran manusia. Namun demikian, kepercayaan tersebut tidak didukung oleh bukti yang mengatakan bahwa tulisan tangan seseorang berasal dari alam bawah sadar seseorang. Yang terjadi malah sebaliknya, manusia menulis karena otaknya memberikan perintah atau rangsangan-rangsangan tertentu yang disalurkan melalui syaraf-syaraf dan otot tangan serta jari-jarinya untuk menulis bahkan melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya. Artinya, kegiatan manusia (dhi. menulis) berasal dari kesadaran otak yang disalurkan melalui aktivitas syaraf dan otot manusia.
Belakangan, para grafolog juga memperhatikan isi tulisan tangan seseorang demi memperoleh informasi yang lebih terang. Seperti telah ditulis di atas, grafologi adalah ilmu 'membaca' tulisan tangan seseorang dengan berdasar pada berbagai penggunaan bentuk, kemiringan, tinggi-rendah huruf-huruf, jarak antar huruf, penempatan titik pada huruf 'i", tarikan terakhir dari setiap huruf, termasuk tekanan tulisan pada kertas, dan sama sekali tidak memperhatikan isi tulisan tangan. Para grafolog yang juga menganalisis isi tulisan tangan sesungguhnya telah melanggar pengertian mereka sendiri mengenai grafologi itu sendiri. Selain itu, tidak ditemukan kaitan antara isi tulisan dan tulisan tangan seseorang. Oleh karena itu, upaya melakukan analisis terhadap isi tulisan tangan seseorang sama sekali tidak relevan dengan upaya 'membaca' berbagai bentuk tulisan tangan orang yang sama tersebut.
Ditulis juga bahwa grafologi memiliki beberapa manfaat. Pernyataan ini pun sama sekali tidak didukung oleh berbagai data dan bukti. Ada yang tetap bertahan dengan mengatakan bahwa grafologi bermanfaat karena mampu mengidentifikasi jenis kelamin penulis. Ini merupakan contoh yang sangat miskin. Mengapa demikian? Seseorang tidak perlu memiliki "ilmu" atau "kemampuan" dalam grafologi untuk mengidentifikasi jenis kelamin penulis karena hal ini pun dapat dilakukan oleh setiap orang. Bukti ini telah didukung oleh penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada awal tahun 1990 yang mengatakan bahwa orang-orang yang bukan grafolog mampu mengidentifikasi jenis kelamin penulis dengan akurasi 70%.
Melihat pada beberapa klaim mengenai manfaat grafologi, seperti mampu memahami diri sendiri dan orang lain, mencari rekan bisnis, bahkan siapa calon pasangan hidupnya, pekerjaan apa yang cocok bagi seseorang, siapa yang harus dipekerjakan (bagi sumber daya manusia), termasuk mampu meningkatkan hubungan antara orangtua dengan anak-anaknya, maka semua hal itu sesungguhnya dapat dan seharusnya memang dilakukan dengan bantuan ilmu psikologi dan/atau sosial, bukan dengan grafologi. Karakter manusia tidak tersembunyi di dalam tulisan tangan. Karakter seseorang dapat 'dibaca', dikenali, dan dijelaskan dengan memperhatikan interaksi yang dilakukan dengan makhluk hidup lainnya. Dan karakter ini pun dapat dikenali dan dijelaskan dengan bantuan ilmu psikologi dan sosial, bukan dengan grafologi.
Grafologi sangat kuat mendorong orang (tidak disadari) menjadi pragmatis. Orang lebih memilih dan melakukan cara yang mudah dengan menyingkirkan upaya keras dan tekun demi hasil yang instant. Harus diakui, kecenderungan sebagian besar masyarakat adalah hidup dengan sangat sederhana, tidak mau repot. Hal ini mengakibatkan manusia lebih mencari jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam hidupnya melalui cara-cara yang sangat mudah demi mempersingkat waktu. Kebanyakan orang cenderung malas menggunakan daya pikirnya dengan terus bertanya, menguji, dan menganalisis. Kebanyakan orang menjadi tidak sabar dengan segala proses yang harus dilalui dalam hidup ini. Jika anda menganggap bahwa diri anda termasuk ke dalam kategori orang yang selalu menghendaki jawaban instan dan sederhana, maka grafologi merupakan jawaban yang sangat tepat dan cocok bagi anda. Namun jika anda menganggap bahwa diri anda tidak termasuk ke dalam kategori tersebut, maka anda akan mencari metode lain yang tidak memberikan jawaban yang instan dan sederhana.
Seperti telah ditulis di atas, grafologi adalah ilmu 'membaca' dan menginterpretasikan tulisan tangan seseorang agar dapat mengetahui karakter dan kepribadian seseorang. Dalam melakukan kegiatannya para grafolog menganalisis berbagai bentuk tulisan tangan seseorang, seperti kemiringan dan tinggi-rendahnya huruf-huruf, jarak (ruang) antar huruf, tarikan terakhir dari setiap huruf, bahkan sampai bentuk huruf "t" yang digunakan dan penempatan/posisi titik pada huruf "i". Para grafolog percaya bahwa tulisan tangan seseorang berasal dari alam bawah sadar yang dimiliki manusia sehingga tulisan tangan seseorang, bukan hanya menyimpan karakter dan kepribadian seseorang melainkan juga pikiran manusia. Namun demikian, kepercayaan tersebut tidak didukung oleh bukti yang mengatakan bahwa tulisan tangan seseorang berasal dari alam bawah sadar seseorang. Yang terjadi malah sebaliknya, manusia menulis karena otaknya memberikan perintah atau rangsangan-rangsangan tertentu yang disalurkan melalui syaraf-syaraf dan otot tangan serta jari-jarinya untuk menulis bahkan melakukan berbagai aktivitas fisik lainnya. Artinya, kegiatan manusia (dhi. menulis) berasal dari kesadaran otak yang disalurkan melalui aktivitas syaraf dan otot manusia.
Belakangan, para grafolog juga memperhatikan isi tulisan tangan seseorang demi memperoleh informasi yang lebih terang. Seperti telah ditulis di atas, grafologi adalah ilmu 'membaca' tulisan tangan seseorang dengan berdasar pada berbagai penggunaan bentuk, kemiringan, tinggi-rendah huruf-huruf, jarak antar huruf, penempatan titik pada huruf 'i", tarikan terakhir dari setiap huruf, termasuk tekanan tulisan pada kertas, dan sama sekali tidak memperhatikan isi tulisan tangan. Para grafolog yang juga menganalisis isi tulisan tangan sesungguhnya telah melanggar pengertian mereka sendiri mengenai grafologi itu sendiri. Selain itu, tidak ditemukan kaitan antara isi tulisan dan tulisan tangan seseorang. Oleh karena itu, upaya melakukan analisis terhadap isi tulisan tangan seseorang sama sekali tidak relevan dengan upaya 'membaca' berbagai bentuk tulisan tangan orang yang sama tersebut.
Ditulis juga bahwa grafologi memiliki beberapa manfaat. Pernyataan ini pun sama sekali tidak didukung oleh berbagai data dan bukti. Ada yang tetap bertahan dengan mengatakan bahwa grafologi bermanfaat karena mampu mengidentifikasi jenis kelamin penulis. Ini merupakan contoh yang sangat miskin. Mengapa demikian? Seseorang tidak perlu memiliki "ilmu" atau "kemampuan" dalam grafologi untuk mengidentifikasi jenis kelamin penulis karena hal ini pun dapat dilakukan oleh setiap orang. Bukti ini telah didukung oleh penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada awal tahun 1990 yang mengatakan bahwa orang-orang yang bukan grafolog mampu mengidentifikasi jenis kelamin penulis dengan akurasi 70%.
Melihat pada beberapa klaim mengenai manfaat grafologi, seperti mampu memahami diri sendiri dan orang lain, mencari rekan bisnis, bahkan siapa calon pasangan hidupnya, pekerjaan apa yang cocok bagi seseorang, siapa yang harus dipekerjakan (bagi sumber daya manusia), termasuk mampu meningkatkan hubungan antara orangtua dengan anak-anaknya, maka semua hal itu sesungguhnya dapat dan seharusnya memang dilakukan dengan bantuan ilmu psikologi dan/atau sosial, bukan dengan grafologi. Karakter manusia tidak tersembunyi di dalam tulisan tangan. Karakter seseorang dapat 'dibaca', dikenali, dan dijelaskan dengan memperhatikan interaksi yang dilakukan dengan makhluk hidup lainnya. Dan karakter ini pun dapat dikenali dan dijelaskan dengan bantuan ilmu psikologi dan sosial, bukan dengan grafologi.
Grafologi sangat kuat mendorong orang (tidak disadari) menjadi pragmatis. Orang lebih memilih dan melakukan cara yang mudah dengan menyingkirkan upaya keras dan tekun demi hasil yang instant. Harus diakui, kecenderungan sebagian besar masyarakat adalah hidup dengan sangat sederhana, tidak mau repot. Hal ini mengakibatkan manusia lebih mencari jawaban terhadap berbagai pertanyaan dalam hidupnya melalui cara-cara yang sangat mudah demi mempersingkat waktu. Kebanyakan orang cenderung malas menggunakan daya pikirnya dengan terus bertanya, menguji, dan menganalisis. Kebanyakan orang menjadi tidak sabar dengan segala proses yang harus dilalui dalam hidup ini. Jika anda menganggap bahwa diri anda termasuk ke dalam kategori orang yang selalu menghendaki jawaban instan dan sederhana, maka grafologi merupakan jawaban yang sangat tepat dan cocok bagi anda. Namun jika anda menganggap bahwa diri anda tidak termasuk ke dalam kategori tersebut, maka anda akan mencari metode lain yang tidak memberikan jawaban yang instan dan sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.