Logika adalah suatu upaya berpikir secara cermat dan tepat mengenai berbagai argumen yang hendak dikemukakan seseorang. Logika juga dapat digunakan untuk menganalisis atau menguji argumen (-argumen) orang lain. Tujuan atau sasaran logika adalah sebisa mungkin menempatkan cara berpikir seseorang ke dalam sebuah struktur formal yang dinamakan argumen. Dengan pertolongan dan didasarkan pada logika, maka seseorang dapat menilai apakah argumen orang lain (bahkan dirinya sendiri) termasuk ke dalam kategori argumen yang baik atau argumen yang tidak baik.
Dalam pengertian tertentu, logika seperti matematika. Dalam perhitungan matematika dan logika adalah hal yang mungkin bagi seseorang untuk membuktikan ketepatan suatu hal secara 100%, namun tidak demikian halnya dalam bidang sains. Secara sederhana saya berpendapat bahwa matematika dan logika memiliki dasar yang sama, yakni sebuah struktur yang ditemukan, dipilih, dan digunakan manusia sebagai dasar bersama. Contoh sangat sederhana mengenai matematika dan logika adalah, jika saya menyebut "3", ini berarti pada saat bersamaan saya tidak bermaksud menyebut "4". Dan "3" ini disepakati oleh manusia lainnya bukan sebagai "4". Sangat sederhana, bukan!
Berikut ini adalah tiga aturan dasar logika yang disepakati oleh manusia:
1. Hukum Identitas: a sama dengan a pada saat dan cara yang sama. Dengan demikian, Sokrates adalah Sokrates.
2. Hukum Non-Kontradiksi: Jika a benar, maka bukan a tidak dapat benar pada saat dan cara yang sama. Dengan demikian, jika pernyataan "Sokrates hidup" adalah benar, maka pernyataan "Sokrates tidak hidup" tidak dapat benar pada saat dan cara yang sama.
3. Hukum Menyingkirkan yang di Tengah: Salah satu, entah a atau bukan a harus benar. Tidak ada di antaranya. Jika pernyataan "Sokrates tidak hidup" adalah salah, maka pernyataan "Sokrates hidup" haruslah benar.
Setelah melihat tiga aturan dasar logika di atas mungkin ada orang yang berkomentar, "ah, terlalu sederhana!" atau "terlalu menyederhanakan logika" atau "tiga aturan dasar logika di atas dikatakan benar hanya bergantung maksud setiap orang ketika menggunakan kata-kata tersebut". Artinya, setiap orang memiliki definisi tertentu mengenai kata-kata yang digunakannya. Untuk menanggapi tanggapan-tanggapan di atas, maka untuk no. (1) dan (2) sesungguhnya tiga aturan dasar logika yang diungkapkan di atas tidaklah menyederhanakan apalagi meremehkan logika. Sebaliknya, tiga dasar logika tersebut sengaja ditampilkan secara sederhana agar setiap orang mampu memahami cara kerja logika tanpa ketakutan akibat telah menganggapnya seperti perhitungan matematika (seperti saya ungkapkan di atas bahwa cara kerja dasar logika sangat mirip dengan matematika). Untuk menanggapi komentar no. (3), jika seseorang tidak setuju dengan cara kerja salah satu dari ketiga aturan dasar logika di atas, maka sesungguhnya yang terjadi bahwa ia menggunakan kata-kata yang sama tetapi dalam cara yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa tujuan dan sasaran logika adalah sebisa mungkin menempatkan cara berpikir seseorang ke dalam sebuah struktur formal yang dinamakan argumen. Dengan bantuan dan berdasarkan logika-lah maka seseorang dapat menilai apakah argumen orang lain (bahkan dirinya sendiri) merupakan argumen yang baik atau argumen yang tidak baik. Apakah yang dimaksud dengan argumen? Di tulisan berikutnya akan dibahas mengenai argumen.
Dalam pengertian tertentu, logika seperti matematika. Dalam perhitungan matematika dan logika adalah hal yang mungkin bagi seseorang untuk membuktikan ketepatan suatu hal secara 100%, namun tidak demikian halnya dalam bidang sains. Secara sederhana saya berpendapat bahwa matematika dan logika memiliki dasar yang sama, yakni sebuah struktur yang ditemukan, dipilih, dan digunakan manusia sebagai dasar bersama. Contoh sangat sederhana mengenai matematika dan logika adalah, jika saya menyebut "3", ini berarti pada saat bersamaan saya tidak bermaksud menyebut "4". Dan "3" ini disepakati oleh manusia lainnya bukan sebagai "4". Sangat sederhana, bukan!
Berikut ini adalah tiga aturan dasar logika yang disepakati oleh manusia:
1. Hukum Identitas: a sama dengan a pada saat dan cara yang sama. Dengan demikian, Sokrates adalah Sokrates.
2. Hukum Non-Kontradiksi: Jika a benar, maka bukan a tidak dapat benar pada saat dan cara yang sama. Dengan demikian, jika pernyataan "Sokrates hidup" adalah benar, maka pernyataan "Sokrates tidak hidup" tidak dapat benar pada saat dan cara yang sama.
3. Hukum Menyingkirkan yang di Tengah: Salah satu, entah a atau bukan a harus benar. Tidak ada di antaranya. Jika pernyataan "Sokrates tidak hidup" adalah salah, maka pernyataan "Sokrates hidup" haruslah benar.
Setelah melihat tiga aturan dasar logika di atas mungkin ada orang yang berkomentar, "ah, terlalu sederhana!" atau "terlalu menyederhanakan logika" atau "tiga aturan dasar logika di atas dikatakan benar hanya bergantung maksud setiap orang ketika menggunakan kata-kata tersebut". Artinya, setiap orang memiliki definisi tertentu mengenai kata-kata yang digunakannya. Untuk menanggapi tanggapan-tanggapan di atas, maka untuk no. (1) dan (2) sesungguhnya tiga aturan dasar logika yang diungkapkan di atas tidaklah menyederhanakan apalagi meremehkan logika. Sebaliknya, tiga dasar logika tersebut sengaja ditampilkan secara sederhana agar setiap orang mampu memahami cara kerja logika tanpa ketakutan akibat telah menganggapnya seperti perhitungan matematika (seperti saya ungkapkan di atas bahwa cara kerja dasar logika sangat mirip dengan matematika). Untuk menanggapi komentar no. (3), jika seseorang tidak setuju dengan cara kerja salah satu dari ketiga aturan dasar logika di atas, maka sesungguhnya yang terjadi bahwa ia menggunakan kata-kata yang sama tetapi dalam cara yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.
Seperti telah diungkapkan di atas bahwa tujuan dan sasaran logika adalah sebisa mungkin menempatkan cara berpikir seseorang ke dalam sebuah struktur formal yang dinamakan argumen. Dengan bantuan dan berdasarkan logika-lah maka seseorang dapat menilai apakah argumen orang lain (bahkan dirinya sendiri) merupakan argumen yang baik atau argumen yang tidak baik. Apakah yang dimaksud dengan argumen? Di tulisan berikutnya akan dibahas mengenai argumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.