Sabtu, 25 September 2010

Sesembahan yang (Memang) Kejam

Ya, untuk kesekian kalinya sesembahan orang beragama/bertuhan - yang disebut, dipanggil, dinamakan Tuhan dan/atau Allah - menurunkan perintah kejam. Setidaknya, inilah yang dipercaya dan diakui oleh Sofyan Tsauri. Ia mengatakan bahwa tindakannya tersebut bukanlah termasuk ke dalam kategori teror karena merupakan ibadah. Sebaliknya ia mengatakan bahwa perbuatannya tersebut merupakan ibadah karena berasal dari Allah alias perintah Allah. Sepertinya yang ada dalam pikiran Tsauri melalui pernyataannya tersebut mengandaikan bahwa karena perintah itu berasal dari Allah, maka tidak bisa dikategorikan apalagi disebut sebagai teror karena teror hanyalah perbuatan manusia kerdil yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena perintah itu berasal dari yang ilahi maka tentu hasilnya pun demi kebaikan manusia, bahkan mungkin untuk seisi alam semesta.

Jika yang dikatakan - yang berasal dari Tuhan benar dan baik - orang seperti Tsauri benar, namun mengapa hasil atau dampaknya malah menyengsarakan orang lain? Bukankah itu berarti pernyataan seperti itu bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi di dunia? Atau, apakah yang dibayangkan orang seperti Tsauri merupakan "dunia lain" atau dunia ideal yang keberadaannya bukan di bumi ini melainkan di tempat lain? Jika ya, di manakah dunia yang dimaksudkan oleh orang seperti Tsauri?

Banyak orang (beragama dan bertuhan) yang mengatasnamakan, menyebut, atau mengaitkan sesembahan atau agamanya demi membenarkan tindakan keji - menyengsarakan orang lain - yang dilakukannya sehingga perbuatannya tersebut dianggap sebagai kebaikan atau bahkan kebenaran. Ini merupakan pemikiran dan tindakan yang sangat salah bahkan menyesatkan. Namun, hal yang serupa menjadi tidak salah dan tidak menyesatkan jika saja orang-orang beragama dan bertuhan mengakui bahwa sesembahan yang dipercayanya telah memerintahkan dan agama yang dipeluknya memang telah mengajarkan para pengikutnya membunuh makhluk hidup lainnya. Jika demikian, sama sekali tidak keliru alias sangat tepat jika dikatakan bahwa sesembahannya itu memang figur yang kejam. Namun sayangnya, sejauh yang diketahui, tidak ada seorang beragama dan bertuhan pun yang rela jika agama yang dipeluknya dikatakan telah mengajarkan sesuatu yang kejam apalagi jika sesembahan yang dipercayanya disebut sebagai figur yang kejam. 

Seandainya saja orang-orang beragama dan/atau bertuhan mau mengakuinya, maka setidaknya ada satu yang hal bisa disepakati bersama, baik oleh kaum percaya maupun kaum ateis, yakni: sesembahan orang beragama atau bertuhan memang kejam. Sayangnya hal ini tidak terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.