Senin, 06 September 2010

Apanya yang Ganjil?

Banyak orang mudah mengaitkan sesuatu yang dianggapnya ganjil, baik itu melalui yang diperolehnya melalui indera penglihatan, penciuman, maupun sesuatu yang di-"rasa"-nya  ganjil atau tidak biasa sebagai pertanda akan terjadi suatu peristiwa. Sesuatu yang di-"rasa" ganjil atau aneh tersebut biasanya menjadi pertanda bahwa sesuatu yang tidak baik atau buruk akan menimpanya atau dialami orang-orang dekatnya (keluarga, pasangan, atau teman). Sepertinya  hal inilah yang dialami seorang perempuan sebelum kematiannya. Ana Novianti - nama perempuan malang tersebut - mengaku pada pagi hari sebelum ajal menjemputnya mencium bau kemenyan, dan hal ini disampaikannya kepada salah seorang keluarga korban. Korban mengaku bahwa bau kemenyan yang diciumnya merupakan hal yang ganjil. Mengapa bau kemenyan seringkali dikatakan ganjil bahkan dianggap sebagai pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi?

Sepertinya inilah persepsi yang tidak jarang dianut orang Indonesia yakni mengaitkan bau tertentu pada peristiwa tertentu atau setidaknya dianggap sebagai sesuatu yang ganjil. Oleh karena itulah, contohnya: bau kemenyan dianggap sebagai pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Dalam berita di atas bisa dikatakan jika bau kemenyan dianggap sebagai pertanda kematian karena Ana Novianti - yang mencium bau kemenyan tersebut - ternyata mengalami kematian tidak lama setelah mencium bau tersebut. Pertanyaannya: apakah bau kemenyan merupakan pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, seperti kematian?
 
Tidak ada alat ukur yang pasti untuk mengatakan bahwa bau kemenyan atau bau tertentu merupakan pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi karena sama sekali tidak bisa dibuktikan jika bau tertentu ada kaitannya dengan peristiwa (buruk) tertentu, misalnya: kecelakaan atau kematian. Mungkin saja orang yang mengaku telah mencium bau tertentu memang mencium bau sesuatu, namun sama sekali tidak dapat dibuktikan jika bau tersebut menjadi pertanda sesuatu buruk akan terjadi, entah pada dirinya ataupun orang (-orang) di dekatnya. Jika bau tertentu dianggap sebagai pertanda, mengapa orang yang bersangkutan tidak mampu menghindari kemalangan yang menimpanya? Ini artinya bahwa bau tertentu bisa dianggap sebagai "peringatan" bagi orang yang menciumnya, dan oleh karenanya seharusnya ia bisa melakukan sesuatu untuk menghindari diri atau orang di dekatnya sehingga mereka terhindar dari peristiwa buruk tersebut.

Dengan demikian, jelas, bau tertentu termasuk bau kemenyan sama sekali tidak ada hubungannya dengan peristiwa buruk yang akan menimpa seseorang dan bau tertentu bukanlah semacam "peringatan" bagi orang yang menciumnya. Orang mengaitkan bau tertentu dengan peristiwa buruk yang dialami seseorang setelah peristiwa tersebut terjadi, dan bukan sebelum peristiwa buruk terjadi. Jika memang bau tertentu berkaitan dengan peristiwa buruk yang akan terjadi, seharusnya orang tersebut berusaha menghindar atau menolong orang lain sehingga terhidar dari kemalangan yang akan terjadi. Orang mengaitkan bau tertentu dengan peristiwa buruk yang terjadi setelah peristiwa tersebut terjadi. Artinya, setelah hal buruk terjadi barulah ada upaya untuk "menegaskan" baru ia sebelumnya telah mencium sesuatu yang ganjil. Bagaimana jika setelah mencium bau tertentu tidak terjadi hal yang buruk apapun? Tentu, tidak akan muncul kata "ganjil" atau "aneh" karena bau itu tidak "ditegaskan" atau diikuti oleh hal buruk. Jika ini yang terjadi maka sesungguhnya tidak ada sesuatu yang ganjil dari bau tertentu yang dicium seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.