Kamis, 31 Desember 2009

Law of Attraction

Dalam tulisan yang membahas buku The Secret beberapa kali muncul kata-kata Law of Attraction. Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan kata-kata itu? Mengapa dinamakan Law of Attraction? Mengapa ada kata Law di situ? Apakah kata Law yang digunakan di situ sejajar artinya dengan kata law yang biasa digunakan para fisikawan ketika membicarakan Law of Gravitation?

Law of Attraction termasuk ke dalam gerakan yang disebut New Thought Movement (Gerakan Pemikiran Baru). Apa itu New Thought Movement? Gerakan ini muncul pada akhir abad ke-19 di Amerika Serikat. Asal mula gerakan ini tidaklah tunggal melainkan beragam. Artinya, pada saat yang relatif bersamaan gerakan ini muncul dari berbagai orang yang berasal dari berbagai aliran keagamaan dan denominasi gereja termasuk para pemikir spiritual dan filsuf. Ide-ide yang dianut para pengikutnya adalah bahwa Allah ada di mana-mana, roh merupakan sesuatu yang riil, dalam diri manusia terkandung keilahian, pikiran ilahi adalah kekuatan yang besar, semua kesakitan hanyalah berasal dari dan hanya ada dalam pikiran, dan pikiran yang benar memiliki kekuatan yang menyembuhkan. Pertama kali pembahasan mengenai gerakan ini muncul dalam sebuah buku yang ditulis oleh William Walker Atkinson pada tahun 1906 dengan judul Thought Vibration or the Law of Attraction in the Thought World. Dalam perkembangannya pun gerakan ini tidaklah monolitik. Namun, gerakan ini dapat dicirikan dari adanya semangat untuk selalu mengedepankan berpikir positif, kekuatan pribadi, kekuatan kehidupan, penglihatan kreatif, dan penyembuhan. Dan pada tahun 1907 terbit buku berjudul Prosperity Through Thought Force yang ditulis oleh Bruce MacLelland, di mana kata-kata terkenalnya yang menjadi tonggak penting gerakan ini adalah: "Anda adalah Apa yang Anda Pikirkan ". Kata-kata Law of Attraction baru muncul dalam buku karya Napoleon Hill yang berjudul Think and Grow Rich (1937). Inilah buku bergenre New Thought Movement yang berbicara tentang Law of Attraction
pertama yang paling laris. Baru kemudian pada abad 21 muncul film berjudul The Secret (2006) karya Rhonda Byrne yang berdasar pada Law of Attraction dan karena laris kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul yang sama pada tahun berikutnya. Pada tahun 2007 juga terbit buku dengan genre yang sama karya Esther dan Jerry Hicks yang berjudul The Law of Attraction yang menempati daftar buku terlaris menurut New York Times yang diikuti oleh buku kedua mereka berjudul Money and the Law of Attraction: Learning to Attract Health, Wealth & Happines (2008) yang juga menempati daftar buku terlaris menurut New York Times.

Secara harfiah Law of Attraction mengatakan bahwa pikiran seseorang mampu menarik hal-hal atau benda-benda atau peristiwa-peristiwa bahkan keadaan-keadaan tertentu pada diri orang itu. Dengan kata lain, pikiran-pikiran dan sikap seseorang dapat menarik orang-orang atau hal-hal seperti yang dipikirkan orang itu. Pada satu sisi pandangan ini benar karena umumnya manusia bergaul atau bersosialisasi dengan orang-orang yang menurutnya memiliki pikiran atau perasaan atau nilai-nilai tertentu yang sejajar dengan yang dimilikinya. Oleh karena itu, manusia umumnya akan menghindari orang-orang yang dianggapnya tidak memiliki pikiran atau perasaan atau nilai-nilai tertentu yang sejajar dengan yang dimilikinya. Namun pada sisi lain, pandangan tadi tidak benar. Orang miskin tidak tertarik pada dan menarik orang miskin lainnya. Orang malas tidak tertarik pada dan menarik orang bodoh lainnya. Orang sedih tidak tertarik pada dan menarik orang sedih lainnya. Akan muncul pertanyaan, mengapa contoh yang diambil semuanya merupakan contoh negatif, bukan yang positif? Bagaimana dengan orang-orang yang kaya, rajin, dan bahagia? Orang kaya juga tidak tertarik pada dan menarik orang kaya lainnya. Orang rajin tidak tertarik pada dan menarik orang rajin lainnya. Orang bahagia tidak tertarik pada dan menarik orang bahagia lainnya. Itulah masalahnya, "hukum" Law of Attraction ini tidak dapat diukur, terlebih jika ditampilkan dua sisi yang bertolak belakang, misalnya: kaya dan miskin, rajin dan malas, bahagia dan tidak bahagia karena Law of Attraction tidak mengenal kata-kata yang bernuansa negatif, semuanya harus positif. Lebih lanjut, para penganut Law of Attraction mengatakan bahwa pikiran-pikiran manusia, baik disadari maupun tidak disadari, dapat mempengaruhi hal-hal atau benda-benda yang berada di luar kepala manusia. Intinya, "jika engkau menghendaki sesuatu dan sungguh-sungguh percaya akan hal itu, maka engkau akan memperolehnya dan sebaliknya, jika engkau banyak memikirkan hal-hal yang engkau tidak kehendaki maka yang tidak engkau kehendaki itu malah akan engkau peroleh".

Menurut Law of Attraction
ada tiga langkah utama yang harus dilakukan seseorang jika hendak mencapai apa yang diinginkannya, yang kemudian diangkat kembali dalam The Secret :
1. Minta : Ketahui hal apa yang anda inginkan dan minta kepada alam semesta. (Pada tahap ini seseorang harus betul-betul jelas mengenai hal yang diinginkannya dengan memvisualisasikan apa yang menjadi keinginannya tersebut sebagai sesuatu yang "nyata".)
2. Percaya : Rasakan dan anggaplah bahwa hal yang diinginkan sedang dalam perjalanan menuju anda. (Fokuskan semua pikiran dan kata-kata anda pada hal yang anda inginkan tersebut. Anda harus bisa sungguh-sungguh merasa bahwa apa yang anda inginkan sedang dalam perjalanan menuju anda, sekalipun anda harus selalu meyakinkan diri anda akan hal itu.)
3. Terima : Bukalah diri anda untuk menerimanya. (Selalu perhatikan semua intuisi dan tanda-tanda dari alam semesta yang akan selalu menolong dan meyakinkan anda bahwa anda telah berada di jalur yang "benar". Selama diri anda bersatu dengan alam semesta membuka diri anda untuk menerima, maka apa yang anda inginkan akan hadir di hadapan anda.)

Apa yang dinamakan "hukum" menurut Law of Attraction adalah semacam sesuatu yang membuat orang-orang yang mempercayainya sebagai hal yang menarik. Mereka merasa yakin betul bahwa mereka dapat mengatur kehidupan dan segala hal di sekitar mereka bahkan alam semesta ini. Mereka berkata, "yang harus dilakukan adalah mengubah pikiran (tujuan) dan sikap dan saya akan menarik uang (atau kurangnya berat badan atau pacar atau nilai bagus atau apapun itu yang hendak dicapai) bagaikan sebuah magnet. Jika saya tidak berhasil, maka itu semua merupakan kesalahan saya karena saya tidak secara sungguh-sungguh telah mengubah pikiran dan sikap saya demi mencapai apa yang saya inginkan". Mengapa menggunakan kata law? Apakah pengertian law dalam Law of Attraction sejajar dengan kata yang sama dalam Law of Gravitation yang biasa digunakan dalam ilmu fisika? Atau law terbitnya matahari? mengatakan bahwa jika sebuah benda jatuh maka percepatannya dapat diukur secara pasti yang berdasar pada ketinggian sebuah benda berasal sebelum jatuhnya dan berat massa benda yang jatuh. Dan semacam ini dapat dibuktikan oleh setiap orang. (Coba saja ambil sebuah batu dan jatuhkan dari lantai dua rumahmu.) Atau, "hukum" terbitnya matahari. Dikatakan "hukum" karena sudah pasti setiap hari, entah pagi, siang, atau sore matahari terbit dari sisi timur dan tenggelam di sisi barat, tidak pernah dari dan di sisi lain. Bagaimana dengan "hukum" Law of Attraction? Apakah selalu terjadi seperti yang "diinginkan"? Sangat tidak dapat diukur karena ukurannya harus percaya dahulu, tidak boleh ragu sama sekali, apalagi sampai tidak percaya. Dengan demikian, jelas, kata law yang digunakan dalam Law of Attraction sama sekali berbeda dengan kata yang sama ketika digunakan pada kedua contoh yang telah diberikan tadi.

Sekali lagi, sebuah pertanyaan besar yang tidak dapat ditahan adalah, bagaimana jika tidak berhasil? Dapat diduga kuat para penganut Law of Attraction akan segera menjawab, karena kau belum sungguh-sungguh mengubah pikiran dan sikapmu, kau belum betul-betul memvisualisasikan dan minta hal yang kau inginkan, kau tidak percaya (buktinya belum apa-apa sudah bertanya, "bagaimana jika tidak berhasil?"), kau tidak berpikir positif, dan kau belum membuka diri. Law of Attraction dapat disimpulkan sebagai permainan pikiran dan sikap yang berawal dan berakhir pada kata "percaya". Seseorang harus sungguh-sungguh percaya terlebih dahulu bahwa ia akan menerima apa yang diinginkannya. Singkirkan segala pikiran dan sikap negatif karena semuanya itu akan menjadi penghambat terwujudnya keinginannya. Percayalah maka yang kau inginkan pasti akan terwujud. Jika demikian, dalam konteks ini apakah "percaya" dapat dijadikan ukuran? Ya. Saya jadi ingat pada kata-kata di Injil Markus, "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (11:24). Apakah kata-kata itu sama dengan yang dikatakan oleh Law of Attraction? Secara ide/konsep ya, "percayalah bahwa kamu telah menerimanya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tidak setuju dengan pandangan saya? Silahkan mendebatnya.